Liputan6.com, Jakarta Produksi karet nasional terus dikembangkan serta ditingkatkan oleh Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjen Perkebunan Kementan). Berbagai upaya telah dilakukan, salah satunya adalah pengendalian penyakit gugur daun secara merata di seluruh Indonesia.
Pengendalian penyakit gugur daun tersebut dilakukan agar komoditas karet tetap menjadi komoditas unggulan.
Baca Juga
"Pengendalian penyakit gugur daun pada tanaman karet perlu dilakukan secara merata terutama di sentra produksi yang sebagian besar berada di Sumatera dan Kalimantan," paparnya.
Advertisement
"Kita akan siapkan program dan kegiatan perlindungan tanaman karet yang lebih sustain," jelas Dirjen Perkebunan Andi Nur Alamsyah.
Ia juga mengatakan bahwa kebutuhan karet masih tinggi terutama untuk industri ban, perkakas rumah Tangga, aspal, dan bahan penolong lainnya.
Jaga Stabilitas Harga
Komoditas karet perlu dikuatkan untuk menjaga stabilitas harga karet dunia yang terus fluktuatif. Bagi Nur Alamsyah, pemerintah akan mengimplementasi penggunaan karet alam untuk konsumsi dalam negeri, seperti penyerapan aspal karet untuk Aspal.Â
"Tetapi kami butuh support dari pelaku Industri, KemenPUPR, Kemenhub, dan KemenBUMN," tegasnya.
Kementan juga akan melakukan peningkatan produksi melalui replanting atau penanaman bibit baru untuk tanaman karet yang sudah tua.
Nur Alamsyah berharap bahwa para petani dan pelaku industri karet mampu menyerap layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disiapkan secara terbuka.
"Jadi walaupun penganggarannya belum memenuhi skala optimal untuk kebun-kebun rakyat yang akan direplanting, kita akan cari sumber-sumber pendanaan lain seperti dari KUR," katanya.
Advertisement
Jumlah Pengembangan Karet
Sebagai informasi, pengembangan karet melalui APBN 2023 mencapai 6.900 ha yang terbagi melalui kegiatan peremajaan karet seluas 700 ha, perluasan 100 ha dan intensifikasi karet seluas 6.100 ha.Â
Kegiatan tersebut merupakan upaya mengganti tanaman karet yang sudah tua dan tidak produktif.
"Komponen bantuannya adalah benih unggul karet, pupuk, dan sarana produksi lain. Untuk kegiatan perluasan karet dengan cara membuka lahan di sentra kawasan tetapi di luar kawasan hutan dengan paket bantuan benih, pupuk dan sarana produksi," ujar Nur Alamsyah.
"Sedangkan kegiatan intensifikasi dilakukan guna meningkatkan produktivitas pada tanaman produktif dengan komponen bantuan berupa pupuk dan sarana produksi lainnya," tambahnya.
Guna mendongkrak sekaligus menstabilkan harga karet dunia, pemerintah terus mendorong penghasil karet besar dunia lainnya seperti Thailand dan Malaysia agar menjalankan mekanisme AETS dengan membatasi ekspor karet alam dalam kerangka perundingan ITRC.
"Dalam hal ini pemerintah ingin yang terbaik untuk petani, salah satunya dengan cara yaitu mendorong peran UPPB harus ditingkatkan," ujar Nur Alamsyah.
Ia terus mengupayakan agar petani bergabung dengan UPPB dan pemerintah akan mengawal secara berkelanjutan demi mendapatkan kualitas bokar bermutu baik.
Â
(*)Â