Liputan6.com, Jakarta - Indonesia diprediksi akan mengalami musim kemarau atau kekeringan berkepanjangan mulai Maret 2023. Ancaman wabah kelaparan pun mengintai jika pasokan air untuk sektor pertanian tidak tercukupi untuk memproduksi pangan bagi masyarakat.
Namun, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meminta masyarakat tak perlu khawatir. Pasalnya, pemerintah akan terus melanjutkan pembangunan bendungan baru pada 2023 ini.
Baca Juga
"Tahun ini akan sekitar 13 bendungan yang jadi. Sampai tahun 2022 sudah ada 38 bendungan yang selesai," ujar Menteri Basuki saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta, seperti ditulis Kamis (16/2/2023).
Advertisement
Dari 38 bendungan yang sudah jadi, ia menjabarkan, sebanyak 5 bendungan diantaranya memegang peran terpenting untuk menjaga ketahanan pangan.
Kelima bendungan itu tersebar di Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga Nusa Tenggara yang diselesaikan pada rentang waktu 2019-2022.
Berikut daftar 5 bendungan terpenting untuk jaga Indonesia dari ancaman kelaparan:
1. Bendungan Beringin Sila, NTB
Â
Bendungan Sila jadi nama waduk pertama yang disebut Menteri Basuki lantaran dianggap punya peran vital menjaga ketahanan pangan. Bendungan ini terletak di Desa Motong Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), diresmikan Jokowi pada 29 Desember 2022 lalu.
"Beringin Sila yang kemarin baru diresmikan. Itu di bawahnya ada ribuan hektare (lahan pertanian), saya sudah lewatin juga sawahnya. Sekarang dengan ada Bendungan Beringin Sila, dia jadi air. Bisa buat tanam dua kali," kata Menteri Basuki.
Melansir data Kementerian PUPR, pembangunan Bendungan Beringin Sila bertujuan untuk mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan irigasi dan air baku di Kabupaten Sumbawa. Tujuannya, agar petani bisa menikmati musim tanam hingga 2-3 kali dalam setahun.
Selain difungsikan untuk irigasi, waduk ini juga menghasilkan air baku sebesar 76 liter per detik untuk Kabupaten Sumbawa. Juga bermanfaat untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar 1,4 MW, reduksi banjir sebesar 85 m3 per detik atau sekitar 32,7 persen, serta potensi sebagai tempat pariwisata
Bendungan Beringin Sila telah dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPA) berkapasitas 40 liter per detik dengan resevoir 600 m3. Lalu juga tersedia Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 35 KW yang digunakan untuk operasi bendungan sebagai alternatif PLN. Bendungan ini juga yang pertama menggunakan teknologi buka tutup pintu air jarak jauh dengan jaringan internet.
Â
2. Bendungan Rotiklot, NTT
Bendungan Rotiklot yang berlokasi Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diresmikan Presiden Jokowi pada Mei 2019 lalu. Tujuannya, untuk memasok air bagi lahan pertanian di kawasan pengembangan lumbung pangan (food estate) Atambua.
"Kemudian di Rotiklot. Itu kita sekarang di Belu ada irigasinya," imbuh Menteri Basuki.
Adapun bendungan ini punya kapasitas tampung 3,3 juta m3. Dalam mewujudkan food estate Atambua, pengelolaan Bendungan Rotiklot turut memanfaatkan teknologi sprinkler.
Fungsi utama Bendungan Rotiklot adalah untuk irigasi permukaan seluas 140 ha dan pasokan air baku sebesar 40 liter per detik. Kemudian dikembangkan untuk irigasi perpipaan menggunakan sprinkler dengan luas lahan pengembangan food estate seluas 55 ha.
Â
Advertisement
3. Bendungan Tapin, Kalsel
Menteri Basuki menilai, kehadiran Bendungan Tapin juga bermanfaat untuk menopang lahan pertanian di Kalimantan Selatan (Kalsel). "Tapin itu irigasinya juga udah gede, bagus," ucapnya.
Bendungan Tapin yang berlokasi di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan (Kalsel) merupakan bendungan multifungsi yang diresmikan Presiden pada awal 2021.
Waduk ini memiliki kapasitas tampung cukup besar 56,7 juta m3 yang perannya sangat penting dalam pengendalian banjir di Kalsel. Juga, untuk memperkuat ketahanan pangan melalui penyediaan irigasi seluas 5.472 hektar.
Di sisi lain, Bendungan Tapin memiliki potensi penyediaan air baku sebesar 500 liter per detik dan penyediaan irigasi seluas 5.472 hektar yang disalurkan melalui Daerah Irigasi (DI) Tapin.
Â
4. Bendungan Paselloreng, Sulsel
Kehadiran Bendungan Paselloreng dinilai vital untuk menjaga produksi pertanian di Sulawesi Selatan, yang dikenal sebagai salah satu tempat penghasil beras terbesar di Tanah Air. "Paselloreng juga irigasinya besar," kata Menteri Basuki.
Jokowi telah meresmikan Bendungan Paselloreng yang terletak di Kabupaten Wajo, Sulsel pada September 2021 silam.
Bendungan ini memiliki kapasitas tampung 138 juta m3 atau dua kali lebih besar dari Bendungan Way Sekampung dengan kapasitas 68 juta m3. Manfaat utamanya memang untuk keperluan irigasi, sebagai suplesi air Bendung Gilireng seluas 8.500 hektare.
Â
Advertisement
5. Bendungan Gondang, Jawa Tengah
Pasca diresmikan Jokowi pada Mei 2019, Menteri Basuki meyakini kehadiran Bendungan Gondang bakal ikut mendongkrak hasil produksi beras di sekitar wilayah Karanganyar, Jawa Tengah.
Secara fungsi, waduk ini bisa dimanfaatkan untuk mengairi area pertanian seluas 4.066 hektar di Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen secara lebih kontinu untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 200 menjadi 270 per tahun.
Selain sebagai irigasi, manfaat lainnya adalah menjadi sumber air baku bagi Kabupaten Karanganyar dan Sragen masing-masing sebesar 100 liter per detik, mereduksi debit banjir sebesar 6,74 persen dari 639,22 m3 per detik menjadi 596,12 m3 per detik dan menghasilkan listrik sebesar 0,327 MW, konservasi air (groundwater recharge), destinasi wisata, dan sebagai kawasan konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Garuda.