Liputan6.com, Indore - Indonesia siap sukseskan kelompok kerja pertanian (Agriculture Working Group-AWG) G20 Presidensi India. Presidensi G20 India ini diawali pertemuan tingkat Deputi Pertanian (Agriculture Deputy Meeting-ADM) yang akan dilaksanakan pada tanggal 13-15 Pebruari 2023 di Indore, Madhya Pradesh, India.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian RI (Kementan RI), Kasdi Subagyono mengatakan dalam mendukung pelaksanaan G20 Presidensi India, side events G20 digelar pada Februari 2023 yang membahas dua topik utama, yaitu Stock Taking of G20 Initiatif in Agriculture dan Global Forum on Climate Smart Agriculture for Food Security.
Baca Juga
"Dalam kegiatan side event ini beberapa hal penting yang kita tekankan, pertama, perlunya upaya penguatan dan membangun sinergi yang lebih kuat antar Prakarsa Pertanian Global yang telah diluncurkan sejak Pertemuan Tingkat Menteri Pertanian tahun 2011 dalam mendukung capaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustaianable Development Goals-SDGs) 2030," ucap Kasdi saat memberikan paparan pada pembukaan kegiatan side event G20 Presidensi India, Selasa(14/2/23).
Advertisement
Kasdi, menambahkan, kedua, terkait Agriculture Market Information System (AMIS), perlu dilakukan evaluasi secara komprehensif untuk menilai manfaat dan dampak AMIS terhadap stabilitas pangan global. Aspek yang dicakup dalam evaluasi meliputi stabilitas pasokan dan harga pangan, efisiensi pasar yang tercermin dari penurunan biaya transaksi dan berkurangnya hambatan perdagangan antar negara.
"Indonesia melalui Kementan dalam bidang pertanian mendorong agar negara anggota G20 dapat memanfaatkan secara intensif data dan informasi AMIS dalam perumusan kebijakan pangan nasional di masing-masing negara G20," tambah Kasdi.
Ketiga, terkait food lose and waste (FLW), perlu ada berbagai upaya untuk mengurangi potensi terjadinya FLW, salah satunya dalam bentuk “Food Rescue”.
"Penanganan FLW yang terintegrasi dan inklusif diharapkan dapat menyumbang pencapaian ketahanan pangan dan gizi,"ucap Kasdi.
Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian akan mengikuti serangkaian kegiatan ADM-1 yang terdiri atas: (a) pameran keberhasilan pembangunan pertanian India, (b) side event yang akan membahas stock taking G20 Initiatives in Agriculture 2023 dan Global Forum on Climate Agriculture for Food Security, dan (c) Pertemuan Tingkat Deputi Pertanian yang akan membahas empat isu utama, yaitu ketahanan pangan dan gizi; pertanian berkelanjutan dengan pendekatan cerdas iklim, rantai nilai pertanian inklusif dan sistem pangan, serta digitalisasi untuk mendorong transfromasi pertanian.
Kehadiran Indonesia dalam pertemuan tingkat deputi Kelompok Kerja Pertanian G20 India akan mengawal kesimbungan tiga isu utama pembangunan pertanian yang telah disepakati AWG-G20 Presidensi Indonesia, yaitu: (a) sistem pangan dan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan; (b) perdagangan pangan yang terbuka, transparan, dan dapat diprediksi untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pangan bagi semua; dan (c) kewirausahaan pertanian yang inovatif berbasis pertanian digital untuk perbaikan penghidupan para petani di wilayah pedesaan. Secara umum, empat isu utama yang akan dibahas dalam pertemuan AWG-G20 presidensi India sudah selaras dengan kesepakatan AWG G20 presidensi Indonesia.
G20 presidensi India mengambil tema One Earth, One Family, One Future. Tema tersebut merupakan bentuk keyakinan India untuk mengajak negara anggota G20 melangkah lebih jauh dalam membangun kesejahteraan umat manusia secara keseluruhan. Berbagai tantangan pembangunan pertanian, seperti perubahan iklim, recovery pandemi Covid-19, dan tekanan geopolitik dapat diatasi apabila negara anggota G20 bersepakat untuk bertindak bersama. Agenda G20 India akan bersifat inklusif, ambisius, berorientasi pada tindakan, dan menentukan.
(*)