Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di awal pekan ini. Penguatan nilai tukar rupiah hari ini ditopang oleh ekspektasi bahwa neraca pembayaran Indonesia (NPI) akan mengalami surplus.
Dikutip dari Antara, Senin 20/1/2023) pagi, rupiah dibuka naik 21 poin atau 0,14 persen ke posisi 15.189 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.210 per dolar AS.
Baca Juga
"Ada potensi rupiah untuk menguat hari ini, didorong oleh rilis data neraca pembayaran yang masih akan positif," kata Analis Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto.
Advertisement
Perkiraan NPI surplus tersebut didukung oleh tingginya surplus neraca transaksi berjalan, terutama ekspor yang masih tumbuh cukup tinggi pada 2022.
Neraca perdagangan RI secara kumulatif dari Januari-Desember 2022 mengalami surplus 54,46 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 291,98 miliar dolar AS dan impor 237,52 miliar dolar AS.
Neraca perdagangan sepanjang 2022 tumbuh 53,76 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Bank Indonesia memperkirakan NPI 2022 mencatat surplus, ditopang oleh surplus transaksi berjalan pada kisaran 0,4-1,2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), di tengah defisit transaksi modal dan finansial akibat tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
Perkembangan terkini menunjukkan neraca perdagangan Januari 2023 mencatat surplus cukup tinggi sebesar 3,87 miliar dolar AS dipengaruhi oleh kinerja ekspor nonmigas yang tetap kuat.
Rully memperkirakan nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini bergerak di kisaran 15.165 per dolar AS hingga 15.225 per dolar AS.
Sentimen dari Luar
Sementara itu, dolar AS cenderung melemah terhadap mata uang lainnya, terutama dengan mata uang utama (major currencies) seperti euro dan poundsterling.
Pelemahan dolar AS ini ​seiring kenaikan Fed Funds Rate ke depan yang lebih moderat dibanding policy rate Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral Inggris (BoE).
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus-menerus terpuruk hingga semester II 2015. Data Bloomberg menujukan nilai tukar rupiah sempat menembus level 13.917 per dolar AS pada Kamis pekan ini.
Fundamental Ekonomi Kuat, BI Yakin Rupiah Tak Bakal Melemah di 2023
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat sejak awal tahun ini. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, gerak nilai tukar rupiah sepanjang tahun cenderung mengalami penguatan seperti yang telah terjadi di awal tahun. Hal ini dasarkan pada perbaikan kondisi fundamental perekonomian Indonesia hingga akhir 2022.
"Kami meyakini nilai tukar rupiah akan menguat karena faktor fundamental, semuanya memberikan justifikasi bahwa nilai tukar akan menguat," kata Perry dalam acara Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022 di Jakarta, Senin (30/1/2023).
Perry menyampaikan, kian membaiknya faktor fundamental tersebut tercermin dari peningkatan aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia. Perry mencatat, aliran modal asing masuk sebesar USD 2,4 miliar ke pasar keuangan Indonesia.
Â
Advertisement
Tren inflasi
Selain itu, tren laju inflasi di Tanah Air juga masih terkendali hingga memasuki akhir tahun 2022. Perry optimis, tingkat inflasi inti akan berada di bawah 4 persen pada semester I 2023, sementara inflasi umum akan berada di bawah 4 persen di semester II 2023.
"Inflasi dari 5,5 persen kami pastikan inflasi inti di semester satu (2023) di bawah 4 persen," tekan Perry.
Kinerja konsumsi rumah tangga diprakirakan akan tumbuh lebih tinggi cepat pasca terdampak pandemi Covid-19. Hal ini sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat pasca penghapusan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kebijakan Masyarakat (PPKM).
Pada 2023, pertumbuhan ekonomi diprakirakan berlanjut, meskipun sedikit melambat ke titik tengah kisaran 4,5 sampai 5,3 persen, sejalan dengan menurunnya prospek pertumbuhan ekonomi global.