Liputan6.com, Jakarta- Dunia kini tengah dihantui ancaman resesi global yang membuat harga akan semakin tinggi. Meski Indonesia terhitung aman dari kemungkinan resesi, tapi pertumbuhan negatif ekonomi dunia tetap bakal turut mempengaruhi anggaran keuangan rumah tangga.
Situasi tersebut diamini Perencana keuangan Eko Endarto, yang menyarankan masyarakat tetap waspada akan potensi resesi terhadap pengeluaran pribadi.
Baca Juga
"Walaupun kondisi kita relatif aman, tapi karena kita bagian dari ekonomi besar dunia maka kewaspadaan dan hati-hati harus menjadi perhatian," ujar Eko kepada Liputan6.com, Senin (20/2/2023).
Advertisement
Hal pertama yang jadi perhatian Eko yakni terkait utang. Ia meminta masyarakat tidak gegabah mengambil utang baru. Pasalnya, dunia kini tengah dihadapi tren kenaikan suku bunga acuan yang turut berimbas pada lonjakan bunga kredit.
"Jangan tambah utang ya. Selesaikan utang lama dan jangan ambil utang baru, karena tren kenaikan bunga masih ada," imbuh dia.
Di sisi lain, Eko pun mengajak masyarakat lebih melindungi dirinya dari berbagai ancaman lewat proteksi asuransi, namun tetap mempertimbangkan kekuatan dana yang dimiliki.
"Perkuat proteksi dgn perlindungan asuransi dan dana cadangan yang cukup," kata dia.
Jangan Boros
Eko juga menghimbau masyarakat agar tidak boros dalam mengeluarkan uangnya untuk hal-hal tidak penting. "Berbelanja dan belanjakan uang dengan bijak," ungkapnya.
Terakhir, masyarakat disarankan agar tidak sembarang dalam melakukan investasi. Menurut dia, investasi memang baik untuk jaga sektor keuangan jangka panjang. Namun sebaiknya itu tidak ditanam memakai uang panas.
"Saat ini sebaiknya konsentrasi jangka pendek dulu untuk mengamankan likuiditas. Atau kalau ada uang mati, boleh jangka panjang, tapi dengan tujuan di atas 10 tahun ke depan," tuturnya.
Awas, Ini Bahayanya Resesi Global 2023 Bila Tak Segera Dijinakkan
Aksi PHK (pemutusan hubungan kerja) massal ramai terendus di tengah potensi resesi global. Adapun isu resesi ekonomi marak dibicarakan seiring pengetatan fiskal yang dilakukan sejumlah bank sentral, khususnya kenaikan suku bunga acuan The Fed Amerika Serikat
Pengamat Ekonomi Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita menilai, Indonesia sejauh ini terhitung aman dari ancaman resesi. Namun, ia tidak memungkiri NKRI bakal ikut terkena dampak pertumbuhan minus ekonomi dunia.
"Soal potensi ekonomi RI ambruk, saya kira belum sejauh itulah ya. Tapi setidaknya akan ada tekanan ekonomi yang lumayan tinggi dari ancaman resesi global dan pengetatan suku bunga The Fed," kata Ronny kepada Liputan6.com, Senin (20/2/2023).
Dari sisi resesi global 2023, ia menambahkan, pasar ekspor nasional akan tertekan. Sehingga berpeluang meningkatkan angka PHK nasional di tahun ini.
Dari sisi kebijakan moneter, pengenaan suku bunga acuan tinggi pun akan menekan investasi. Ujungnya, Ronny mengatakan, itu akan memperkecil kesempatan pembukaan lapangan kerja baru.
"Dengan adanya potensi PHK dan mengecilnya daya serap tenaga kerja akibat likuiditas untuk investasi mengetat, akan memberikan deflasionary pressure kepada ekonomi nasional," terangnya.
Ronny lantas memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia potensi mandeg (stagnasi) atau melambat di tengah kenaikan angka inflasi, alias stagflasi.
"Itu semua berisiko membawa Indonesia ke dalam perangkap sekular stagnasi, bahkan perangkap stagflasi," pungkas Ronny.
Advertisement
Dampak Resesi Global 2023 Mulai Menjalar ke Dunia Usaha, Pengusaha Was-Was
Dampak resesi global yang sudah mulai terasa bagi Indonesia. Meskipun ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2022 berhasil tumbuh 5,31 persen, namun kinerja ekspor yang menjadi penyokong ekonomi tahun lalu mulai melemah.Â
Hal tersebut juga dirasakan oleh dunia usaha, Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) DKI Jakarta Diana Dewi mengungkapkan, beberapa sektor usaha sudah mulai terasa dampak dari resesi global 2023.
Enam+01:02:02VIDEO: Hati-Hati, Jangan Terjebak Rayuan Investasi Bodong "Iya memang saat ini ada dibeberapa sektor usaha memang terasa ada resesi global. Terutama usaha yang mempunyai keterkaitan dengan sumber daya yang terpengaruh dari eksternal," kata Dian kepada Liputan6.com, Sabtu (18/2/2023).
Ketika beberapa sektor usaha mulai terdampak, menurutnya Pemerintah perlu menjabarkan lebih detail lagi terkait dasar pengaruh yang menjadikan sektor usaha tersebut terpengaruh.
"Kalau sektor usaha tersebut dari karena faktor luar, sebaiknya berdayakan serta gali sumber daya dalam negeri yang harus di optimalkan dan mencari barang substitusinya di dalam negeri," jelasnya.
Sektor Terdampak
Kadin pun menyarankan, Pemerintah harus bisa mengetahui sektor yang terdampak dari resesi global dan cepat membantu memberikan kebijakan dan regulasi yang tepat kepada pengusaha, dengan memberikan apa yang dibutuhkan dari pengusaha yang sektornya terdampak resesi, sehingga akan dapat meminimalisir dampak resesi utamakan sektor yang terdampak yang dibantu
Tak kalah penting, menarik investor ini pun menjadi salah satu tugas pemerintah. Dia berharap jangan sampai masyarakat Indonesia yang berjumlah besar di atas 200 juta jiwa, hanya dijadikan pasar oleh negara lain.
"Tetapi harus dijadikan modal agar investasi luar masuk ke Indonesia mengoptimalkan sumber daya yang ada," pungkasnya. Â