Sukses

Lihat Kurs USD, Poundsterling Hingga Euro Selasa 21 Februari 2023

Kurs jual USD terhadap Rupiah pada Selasa 21 Februari 2023 sebesar Rp 15.243,84 per USD, dan kurs beli Rp 15.092,16.

Liputan6.com, Jakarta Kurs dolar Amerika Serikat atau kurs USD terhadap Rupiah pada Selasa 21 Februari 2023 bertahan di kisaran Rp. 15 ribu.

Melansir laman resmi Bank Indonesia, Selasa (21/2/2023) kurs jual USD terhadap Rupiah hari ini sebesar Rp 15.243,84 per USD, dan kurs beli Rp 15.092,16. 

Kurs jual Poundsterling Inggris dipatok Rp 18.368,83 per pound dan kurs beli Rp 18.180,02. Euro hari ini memiliki kurs jual Rp 16.310,91, dan kus beli Rp 16.144,08. 

Sedangkan kurs jual dolar Australia atau AUD senilai Rp 10.533,49 per AUD dan kurs beli Rp 10.425,66 per AUD.

Mata uang di negara ekonomi besar kawasan Asia, salah satunya Yen Jepang hari ini memiliki kurs jual senilai Rp 11.370,91 per 100 Yen dan kurs beli Rp 11.256,93 per 100 Yen. Sementara kurs jual Yuan China Rp 2.222,62 dan kurs beli Rp 2.200,28.

Kemudian kurs jual Won Korea Selatan hari ini Rp 11,78 dan kurs beli Rp per 11,66 Won, dan kurs jual dolar Hong Kong sebesar Rp 1.945,91 per HKD dengan kurs beli Rp 1.926,47 per HKD.

Berlanjut di kawasan Asia Tenggara, kurs jual dolar Singapura atau SGD dipatok Rp 11.420,32 dan kurs beli Rp 11.302,45 per SGD. Ringgit Malaysia hari ini memiliki kurs jual Rp 3.444,94 per Ringgit dan kurs beli Rp 3.406,81 per Ringgit. 

Adapun Kurs jual Peso Filipina dipatok Rp 277,36 dan kurs beli Rp 274,40 per PHP, serta kurs beli Baht Thailand sebesar Rp 444,17 per Baht dan kurs beli Rp 439,49.

2 dari 4 halaman

Kurs Rupiah Melemah Tipis di Selasa Pagi, Sentuh 15.168 per Dolar AS

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa pagi turun seiring kekhawatiran kebijakan moneter Amerika Serikat (AS), yang kembali agresif untuk mengatasi inflasi.

Kurs rupiah ibuka melemah sembilan poin atau 0,06 persen ke posisi 15.168 per dolar AS pada Selasa pagi dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.159 per dolar AS.

"Meskipun sempat menguat kemarin, rupiah masih berpotensi melemah hari ini terhadap dolar AS. Potensi pelemahan masih karena kekhawatiran yang sama yaitu kemungkinan penerapan kebijakan pengetatan moneter AS yang kembali agresif," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra dikutip dari Antara, Selasa (21/2/2023).

Ariston menuturkan kemungkinan implementasi kebijakan pengetatan moneter AS yang agresif dipengaruhi oleh situasi ketenagakerjaan di AS yang bagus dan tingkat inflasi yang tidak cepat turun ke level target dua persen.

"Pagi ini sentimen pasar juga tidak terlalu positif, indeks saham Asia terlihat melemah, mungkin terbawa oleh data indeks manufaktur Jepang bulan Februari yang berkontraksi lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya," ujarnya.

3 dari 4 halaman

Ekonomi AS

Indeks harga konsumen (IHK) utama AS mencapai 0,5 persen pada Januari sebagian besar karena biaya sewa dan makanan yang lebih tinggi.

Itu sejalan dengan perkiraan, meskipun angka tahunan 6,4 persen sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan dan taruhan pada penurunan suku bunga menjelang akhir 2023 dengan cepat dibatalkan.

Sementara itu, laporan terpisah oleh Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa klaim pengangguran awal AS, cara kasar untuk mengukur PHK, turun 1.000 menjadi 194.000 untuk pekan yang berakhir 11 Februari.

4 dari 4 halaman

Fundamental Ekonomi Kuat, BI Yakin Rupiah Tak Bakal Melemah di 2023

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat sejak awal tahun ini. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, gerak nilai tukar rupiah sepanjang tahun cenderung mengalami penguatan seperti yang telah terjadi di awal tahun. Hal ini dasarkan pada perbaikan kondisi fundamental perekonomian Indonesia hingga akhir 2022.

"Kami meyakini nilai tukar rupiah akan menguat karena faktor fundamental, semuanya memberikan justifikasi bahwa nilai tukar akan menguat," kata Perry dalam acara Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022 di Jakarta, Senin (30/1/2023).

Perry menyampaikan, kian membaiknya faktor fundamental tersebut tercermin dari peningkatan aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia. Perry mencatat, aliran modal asing masuk sebesar USD 2,4 miliar ke pasar keuangan Indonesia.