Sukses

Kurs USD Masih Rp 15.254 di 22 Februari 2023, Tengok Nilai Tukar Poundsterling hingga Yuan

Kurs jual USD terhadap Rupiah pada Rabu, 22 Februari 2023 sebesar Rp 15.254,90 per USD, dan kurs beli Rp 15.103,10.

Liputan6.com, Jakarta Kurs jual dan beli dolar Amerika Serikat atau kurs USD terhadap Rupiah terpantau masih bertengger di kisaran Rp. 15 ribu pada Rabu, 22 Februari 2023.

Sejak pekan lalu, kurs jual dan beli USD telah berdiri di angka tersebut.

Melansir laman resmi Bank Indonesia, Rabu (22/2/2023) kurs jual USD terhadap Rupiah hari ini sebesar Rp 15.254,90 per USD, dan kurs beli Rp 15.103,10. 

Kurs jual Poundsterling Inggris dipatok Rp 18.328,76 per pound dan kurs beli Rp 18.140,33. Euro hari ini memiliki kurs jual Rp 16.278,50, dan kus beli Rp 16.113,50. 

Sedangkan kurs jual dolar Australia atau AUD senilai Rp 10.495,37 per AUD dan kurs beli Rp 10.387,91 per AUD.

Mata uang di negara ekonomi besar kawasan Asia, salah satunya Yen Jepang hari ini memiliki kurs jual senilai Rp 11.330,14 per 100 Yen dan kurs beli Rp 11.214,90 per 100 Yen. Sementara kurs jual Yuan China Rp 2.218,96 dan kurs beli Rp 2.196,75.

Kemudian kurs jual Won Korea Selatan hari ini Rp 11,74 dan kurs beli Rp 11,62 per Won, dan kurs jual dolar Hong Kong sebesar Rp 1.945,33 per HKD dengan kurs beli Rp 1.925,95 per HKD.

Berlanjut di kawasan Asia Tenggara, kurs jual dolar Singapura atau SGD dipatok Rp 11.399,57 dan kurs beli Rp 11.281,92 per SGD. Ringgit Malaysia hari ini memiliki kurs jual Rp 3.444,32 per Ringgit dan kurs beli Rp 3.406,97 per Ringgit. 

Adapun Kurs jual Peso Filipina dipatok Rp 277,06 dan kurs beli Rp 274,10 per PHP, serta kurs beli Baht Thailand sebesar Rp 441,15 per Baht dan kurs beli Rp 436,25.

2 dari 4 halaman

Kurs Rupiah Loyo ke 15.214 per Dolar AS Rabu Pagi Ini

Sementara itu, nilai tukar rupiah melemah pada Rabu pagi di tengah sentimen risk off di pasar.

Kurs rupiah pada Rabu pagi dibuka turun 24 poin atau 0,16 persen ke posisi 15.214 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.190 per dolar AS.

"Rupiah diperkirakan akan melemah di tengah sentimen risk off pasar, tertekan oleh penguatan dolar AS dan naiknya imbal hasil obligasi AS," kata Analis DCFX Futures Lukman Leong dikutip dari Antara, Rabu (22/2/2023).

Risk off adalah kondisi di mana investor lebih cenderung untuk menghindari risiko. Sebaliknya risk on adalah kondisi di mana pelaku pasar memilih untuk mengambil risiko. Sebagai dampak risk off, pelaku pasar melepas aset dan mata uang berisiko.

Imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) tenor dua tahun naik ke level 4,681 persen dan tenor 10 tahun meningkat ke posisi 3,939 persen.

Lukman mengatakan investor mengantisipasi sikap hawkish dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed dalam risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) atau Dewan Rapat Kebijakan Bank Sentral AS malam ini.

Selain itu, serangkaian data ekonomi kuat dari AS telah menaikkan ekspektasi suku bunga The Fed. Pasar sekarang mengantisipasi puncak suku bunga berada di 5,3 persen dan akan bertahan selama 2023.

Data-data kuat akhir ini meliputi antara lain data tenaga kerja Non-Farm Payroll (NFP), data inflasi yang lebih tinggi, dan klaim pengangguran yang lebih rendah.

Pada Selasa (14/2), Pemerintah AS melaporkan bahwa harga konsumen meningkat secara bulanan pada Januari, naik 0,5 persen, sebagian karena biaya sewa dan makanan yang lebih tinggi.

3 dari 4 halaman

Ekspektasi Ekonom

Kenaikan tersebut sesuai dengan ekspektasi para ekonom dalam jajak pendapat Reuters dan jauh di atas kenaikan 0,1 persen bulan ke bulan pada Desember.

Harga tahun ke tahun naik 6,4 persen, turun dari 6,5 persen pada Desember tetapi di atas ekspektasi ekonom untuk ​​​​​kenaikan 6,2 persen.

Sementara itu, klaim pengangguran awal AS, cara kasar untuk mengukur PHK, turun 1.000 menjadi 194.000 untuk pekan yang berakhir 11 Februari.

Lukman memproyeksikan pergerakan rupiah hari ini berkisar antara 15.150 per dolar AS hingga 15.250 per dolar AS.

Pada Selasa (21/2), kurs rupiah ditutup turun 31 poin atau 0,20 persen ke posisi 15.190 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.159 per dolar AS.

4 dari 4 halaman

Fundamental Ekonomi Kuat, BI Yakin Rupiah Tak Bakal Melemah di 2023

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, gerak nilai tukar rupiah sepanjang tahun cenderung mengalami penguatan seperti yang telah terjadi di awal tahun. Hal ini dasarkan pada perbaikan kondisi fundamental perekonomian Indonesia hingga akhir 2022.

"Kami meyakini nilai tukar rupiah akan menguat karena faktor fundamental, semuanya memberikan justifikasi bahwa nilai tukar akan menguat," kata Perry dalam acara Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022 di Jakarta, Senin (30/1/2023).

Perry menyampaikan, kian membaiknya faktor fundamental tersebut tercermin dari peningkatan aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia. Perry mencatat, aliran modal asing masuk sebesar USD 2,4 miliar ke pasar keuangan Indonesia.