Liputan6.com, Jakarta Nilai dolar AS terhadap Rupiah per Senin (27/2/2023) sedikit melemah dibandingkan dengan update terakhirnya pada Jumat (24/2/2023)
Berdasarkan informasi resmi Bank Indonesia, kurs jual USD terhadap rupiah berada di Rp 15.292,08 yang sebelumnya mencapai Rp 15.262,93 selisihnya sebesar 29,15 poin. Kurs beli USD terhadap rupiah hari ini juga mencapai Rp15.139,92.
Baca Juga
Sementara itu, kurs jual Poundsterling Inggris hari ini sebesar Rp 18.391,78 dan kurs belinya Rp 18.202,73. Euro hari ini memiliki kurs jual Rp 16.191,25 dengan kurs beli Rp 16.028,63 angka ini lebih kuat daripada nilai kurs sebelumnya.
Advertisement
Di sisi lain, kurs jual dolar Australia sebesar Rp 10.389,44 dan kurs beli Rp 10.283,03.
Nilai tukar mata uang negara di kawasan Asia adalah sebagai berikut.
Kurs jual Yen Jepang hari ini berada di Rp 11.339,23 per 100 Yen dan kurs beli Rp 11.223,90 per 100Â Yen, sedangkan kurs jual Yuan China sebesar Rp 2.204,68 dan kurs belinya sebesar Rp 2.182,52.
Berlanjut ke kurs jual Won Korea Selatan hari ini Rp 11,71 dengan kurs beli Rp 11,59 per Won dan juga dolar Hong Kong hari ini memiliki sebesar Rp 1.948,83 dengan kurs beli sebesar Rp 1.929,32.
Adapun kurs mata uang di Asia Tenggara, seperti dolar Singapura (SGD) yang kurs jualnya berada di Rp 11.376,34 dan kurs beli Rp 11.258,96. Ringgit Malaysia hari ini memiliki kurs jual Rp 3.449,60 dan kurs beli Rp 3.410,66.
Kurs jual Peso Filipina hari ini dipatok pada Rp 278,65 dan kurs beli Rp275,52, diikuti Thailand dengan kurs jualnya Rp 438,42 dan kurs belinya Rp 433,81 per Baht.
Fundamental Ekonomi Kuat, BI Yakin Rupiah Tak Bakal Melemah di 2023
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat sejak awal tahun ini. Tercatat pada hari ini rupiah dibuka menguat 11 poin atau 0,07 persen ke posisi 14.975 per dolar AS.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, gerak nilai tukar rupiah sepanjang tahun cenderung mengalami penguatan seperti yang telah terjadi di awal tahun. Hal ini dasarkan pada perbaikan kondisi fundamental perekonomian Indonesia hingga akhir 2022.
"Kami meyakini nilai tukar rupiah akan menguat karena faktor fundamental, semuanya memberikan justifikasi bahwa nilai tukar akan menguat," kata Perry dalam acara Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022 di Jakarta, Senin (30/1/2023).
Perry menyampaikan, kian membaiknya faktor fundamental tersebut tercermin dari peningkatan aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia. Perry mencatat, aliran modal asing masuk sebesar USD 2,4 miliar ke pasar keuangan Indonesia.
Â
Reporter: Jessica Sheridan
Advertisement
Inflasi
Selain itu, tren laju inflasi di Tanah Air juga masih terkendali hingga memasuki akhir tahun 2022. Perry optimis, tingkat inflasi inti akan berada di bawah 4 persen pada semester I 2023, sementara inflasi umum akan berada di bawah 4 persen di semester II 2023.
"Inflasi dari 5,5 persen kami pastikan inflasi inti di semester satu (2023) di bawah 4 persen," tekan Perry.
Kinerja konsumsi rumah tangga diprakirakan akan tumbuh lebih tinggi cepat pasca terdampak pandemi Covid-19. Hal ini sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat pasca penghapusan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kebijakan Masyarakat (PPKM).
Pada 2023, pertumbuhan ekonomi diprakirakan berlanjut, meskipun sedikit melambat ke titik tengah kisaran 4,5 sampai 5,3 persen, sejalan dengan menurunnya prospek pertumbuhan ekonomi global.