Liputan6.com, Jakarta Harga logam mulia yang ditawarkan BUMN PT Pegadaian kembali beberapa untuk beberapa jenis. Harga emas hari ini yang dijual Pegadaian naik untuk jenis retro dan UBS.
Pegadaian menjual empat jenis emas, yaitu emas Antam, Antam Batik, retro dan emas UBS. Harga emas Pegadaian dijual berbagai jenis tersebut mulai dari 0,5 gram sampai dengan 1.000 gram.
Baca Juga
Mengutip laman resmi Pegadaian, Selasa (28/2/2023), harga emas Pegadaian hari ini untuk jenis emas Antam masih dijual Rp 1.052.000 per gram.
Advertisement
Sedangkan untuk harga emas UBS dibanderol naik Rp 1.000 menjadi Rp 987.000 per gram. Demikian pula harga emas Retro dibanderol bertambah Rp 1.000 menjadi Rp 992.000 per gram.
Harga emas hari ini termurah di Pegadaian di angka Rp 526.000 untuk jenis UBS dengan ukuran 0,5 gram. Sedangkan termahal Rp 989.637.000 untuk emas Antam ukuran 1.000 gram.
Masyarakat bisa memantau langsung rincian harga emas 24 karat di Pegadaian melalui website resminya www.pegadaian.co.id. Bagi yang minat membeli emas di Pegadaian harus tahu jika harga logam mulia selalu berubah-berubah mengikuti pasar.
Daftar lengkap dan terbaru harga emas Pegadaian hari ini:
Harga Emas Antam
- Harga emas Antam 0,5 gram = Rp 579.000
- Harga emas Antam 1 gram = Rp 1.052.000
- Harga emas Antam 2 gram = Rp 2.041.000
- Harga emas Antam 3 gram = Rp 3.036.000
- Harga emas Antam 5 gram = Rp 5.024.000
- Harga emas Antam 10 gram = Rp 9.990.000
- Harga emas Antam 25 gram = Rp 24.842.000
- Harga emas Antam 50 gram = Rp 49.602.000
- Harga emas Antam 100 gram = Rp 99.122.000
- Harga emas Antam 250 gram = Rp 247.530.000
- Harga emas Antam 500 gram = Rp 494.840.000
- Harga emas Antam 1.000 gram = Rp 989.637.000
Harga Emas Antam Batik
- Harga emas Antam Batik 0,5 gram = Rp 651.000
- Harga emas Antam Batik 1 gram = Rp 1.208.000
- Harga emas Antam Batik 8 gram = Rp 9.160.000
Harga Emas Antam Retro
- Harga emas retro 0,5 gram = Rp 529.000
- Harga emas retro 1 gram = Rp 992.000
- Harga emas retro 2 gram = Rp 1.963.000
- Harga emas retro 3 gram = Rp 2.916.000
- Harga emas retro 5 gram = Rp 4.845.000
- Harga emas retro 10 gram = Rp 9.628.000
- Harga emas retro 25 gram = Rp 23.934.000
- Harga emas retro 50 gram = Rp 47.781.000
- Harga emas retro 100 gram = Rp 95.476.000
- Harga emas retro 250 gram = Rp 238.400.000
- Harga emas retro 500 gram = Rp 476.572.000
- Harga emas retro 1000 gram = Rp 953.099.000
Harga Emas UBS
- Harga emas UBS 0,5 gram = Rp 526.00
- Harga emas UBS 1 gram = Rp 987.000
- Harga emas UBS 2 gram = Rp 1.957.000
- Harga emas UBS 5 gram = Rp 4.835.000
- Harga emas UBS 10 gram = Rp 9.619.000
- Harga emas UBS 25 gram = Rp 23.999.000
- Harga emas UBS 50 gram = Rp 47.899.000
- Harga emas UBS 100 gram = Rp 95.759.000
- Harga emas UBS 250 gram = Rp 239.325.000
- Harga emas UBS 500 gram = Rp 478.086.000.
Harga Emas Dunia
Harga logam mulia berkilau di pasar global. Harga emas hari ini naik di tengah melemahnya Dolar AS, meskipun kekhawatiran seputar kenaikan suku bunga Federal Reserve AS berlanjut, mempertahankan emas di dekat level terendah dua bulan.
Melansir laman CNBC, Selasa (28/2/2023), harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD 1.816,83 per ons. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,4 persen menjadi USD 1.823,90.
Indeks dolar melemah setelah mencapai puncak dalam tujuh minggu, membuat emas batangan lebih murah untuk pembeli luar negeri.
"Harga emas yang berada di posisi sekitar USD 1.806 tetapi telah merosot karena inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dan data ekonomi yang terus menguat," kata Bart Melek, Kepala Strategi Pasar Komoditas di TD Securities.
Harga emas dunia mencapai level tertinggi sejak April 2022 pada bulan ini. Tetapi sejak itu turun lebih dari 7 persen setelah serangkaian data AS menunjukkan ekonomi yang tangguh.
Data pada hari Jumat menunjukkan belanja konsumen AS meningkat paling tinggi dalam hampir dua tahun di Januari.
Sementara inflasi meningkat, menambah kekhawatiran pasar bahwa Fed dapat terus menaikkan suku bunga hingga musim panas.
“Mengingat bagaimana ukuran inflasi yang disukai Fed dipercepat pada bulan Januari, selera untuk emas dengan imbal hasil nol dapat memburuk di tengah taruhan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat – yang pada akhirnya menyeret harga lebih rendah,” kata Lukman Otunuga, Analis Riset Senior di FXTM.
"Emas (akan) tetap sangat sensitif terhadap obrolan pejabat Fed, data ekonomi utama, dan topik apa pun yang berkaitan dengan inflasi saat kita memasuki bulan baru," tambah dia.
Kenaikan suku bunga menumpulkan daya tarik harga emas karena meningkatkan biaya peluang untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Advertisement
Prediksi Harga Emas Pekan Ini
Inflasi global yang semakin meningkat mengancam harga emas berada pada titik rendah, bahkan mampu menekan harga emas turun di bawah USD 1.800 per ons.
Dilansir dari laman Kitco News, Senin (27/2/2023), kejutan besar minggu lalu datang dari risalah pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) yang hawkish, yang mengungkapkan bahwa beberapa anggota FOMC condong ke arah kenaikan 50 basis poin daripada kenaikan 25 bps yang lebih dovish yang diadopsi pada pertemuan Februari.
Selain itu, data inflasi PCE yang dijadikan acuan The Fed tahunan dipercepat pada bulan Januari, mencapai 4,7 persen dibandingkan dengan yang diharapkan 4,3 persen.
"Ada reset besar dalam seberapa tinggi suku bunga akan pergi. Orang-orang sekarang berpikir lebih dari 6 persen. Itu cukup signifikan sehingga mematahkan punggung emas," kata analis pasar senior OANDA Edward Moya.
Menurut dia, jika ada momentum lebih lanjut menuju USD 1.800 per ons, itu bisa hal yang jelek untuk emas, dan harga bisa turun lagi USD 50.
Adapun tercatat emas berjangka Comex bulan April diperdagangkan pada USD 1.816,60 per ons, turun selama lima minggu berturut-turut.
"Ini adalah poin penting di sini. Jika kita mendapatkan penutupan mingguan di bawah USD 1.807- USD1.805, ini berisiko mengalami penurunan besar. Dan bisa dikisaran USD 1.750-an," kata ahli strategi teknis senior Forex.com Michael Boutros.
Menurut Boutros, hal ini adalah prospek makro yang membebani emas. Pada bulan Januari, logam mulia menguat karena gagasan bahwa Fed dapat memangkas suku bunga pada akhir tahun 2023.
Sekarang, kenyataannya mulai terlihat, jelas Boutros. "Dan angka inflasi yang kami dapatkan hari ini menunjukkan, dan penyesuaian terhadap suku bunga yang lebih tinggi memukul pasar," katanya.