Liputan6.com, Jakarta - Miliarder Amerika Serikat pengelola dana lindung nilai Bill Ackman berjanji akan memberikan USD 3,25 juta atau Rp 48,8 miliar hartanya demi membantu membeli lebih dari selusin ambulans untuk Ukraina karena mempertahankan diri dari invasi Rusia.
Donasi Ackman ini akan mencakup pembelian 15 ambulans Toyota 4x4 Land Cruiser yang dilengkapi secara khusus dan biaya pengoperasiannya di garis depan, tulis investor Whitney Tilson, yang berada di dewan penasihat amal Ackman, Pershing Square Foundation.
Baca Juga
“Saya sarapan pagi dengan teman kuliah saya Bill Ackman pagi ini, mengantarnya melalui dek slide terlampir yang saya kumpulkan tentang misi ambulans-untuk-Ukraina saya, dan di tempat dia setuju untuk menyumbangkan USD 3,25 juta,” tulis Tilson di email seperti melansir South China Morning Post, Jumat (3/3/2023).
Advertisement
Sebagai informasi, Hedge fund Ackman, Pershing Square Capital Management, mengelola aset sekitar USD 16 miliar.
Namun sayangnya, juru bicara Ackman tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar terkait hal ini. Tilson tidak menanggapi permintaan untuk mengulasnya.
Di samping itu, Tilson telah memimpin dalam upaya pembelian ambulans untuk Ukraina yang akan dioperasikan oleh kelompok bantuan kemanusiaan MOAS (Migrant Offshore Aid Station), yang berbasis di Malta.
Ackman, yang kakek buyutnya beremigrasi ke Amerika Serikat dari Ukraina, diperkirakan memiliki kekayaan bersih sebesar USD 3,5 miliar, menurut Forbes.
Ackman dan istrinya, Neri Oxman, telah berjanji untuk memberikan sebagian besar kekayaan mereka dan telah mendukung tujuan itu mulai dari penelitian medis hingga bantuan ke Haiti yang dilanda gempa hingga tim kru Universitas Harvard.
Putin Tuding Ukraina Lancarkan Aksi Teroris di Perbatasan
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, kelompok sabotase Ukraina memasuki wilayah perbatasan Rusia pada Kamis (2/3/2023) dan menembaki warga sipil. Dia menyebut itu sebagai "aksi teroris".
Gubernur wilayah Bryansk menuturkan, "penyabotase dari Ukraina" menembaki sebuah mobil sipil di Lyubechane, sebuah desa perbatasan, menewaskan dua pria dan melukai seorang anak laki-laki berusia 10 tahun.
Kyiv membantah keras klaim Rusia tersebut.
Mykhaylo Podolyak, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, menulis di Twitter bahwa itu adalah "provokasi klasik yang disengaja".
"Rusia ingin menakut-nakuti rakyatnya untuk membenarkan serangan terhadap negara lain," katanya.
Sebelumnya, Rusia telah melaporkan beberapa serangan rudal dan drone Ukraina di wilayah perbatasannya, termasuk Bryansk.
Advertisement
Berhasil Dipukul Mundur
Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengonfirmasi pasukan FSB dan pasukan reguler pada Kamis terlibat bentrok dengan "nasionalis Ukraina" yang menyeberang ke Rusia dan melakukan penyanderaan.
FSB mengatakan "nasionalis" kemudian dipukul dengan serangan artileri besar-besaran Rusia dan didorong kembali ke Ukraina.
"Mereka meninggalkan banyak bahan peledak di desa tersebut," kata FSB seperti dilansir BBC, Jumat (3/3).
Ketika Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022, Presiden Putin mencap pemerintah Kyiv sebagai "nasionalis" dan "neo-Nazi", dan dengan alasan itu menurutnya, Rusia harus bertindak melawan mereka.
Berbicara di TV pemerintah Rusia pada Kamis, Presiden Putin mengatakan, "Hari ini mereka melakukan aksi teroris lagi, kejahatan lain, menembus daerah perbatasan dan menembaki warga sipil."
"Mereka melihat bahwa itu adalah mobil sipil bahwa warga sipil dan anak-anak duduk di sana dan melepaskan tembakan," katanya.