Sukses

Mendag Ingin UMKM Jadi Pemasok Ritel Modern

Kementerian Perdagangan gencar melakukan pelatihan, pendampingan, dan pembinaan kepada UMKM agar bisa naik kelas dan masuk ke pasar global dengan cara menyediakan workshop, pembiayaan bagi UMKM, hingga pelatihan untuk ekspor.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menginginkan UMKM bisa menjadi penyuplai di ritel modern. Oleh karena itu, UMKM perlu bergabung dengan ekosistem yang lebih modern.

"Kita memang kalau mau maju suatu negeri Indonesia kita, itu nomor satu UMKM nya harus berkembang. Karena gak bisa maju sendiri itu tidak mungkin," kata zulkifli Hasan di Bandar Lampung, Kamis (2/3/2023).

Menurutnya, UMKM, marketplace, dan ritel modern merupakan sistem segitiga ekonomi yang dapat mendukung kemajuan negara.

Untuk mencapai hal tersebut, Kementerian Perdagangan gencar melakukan pelatihan, pendampingan, dan pembinaan kepada UMKM agar bisa naik kelas dan masuk ke pasar global dengan cara menyediakan workshop, pembiayaan bagi UMKM, hingga pelatihan untuk ekspor.

"Ekspor kan masih perlu biaya, nah kita hadirkan juga namanya lembaga pembiayaan ekspor Indonesia dari Bank Exim jadi lengkap gitu. Jadi satu kali kerja ekosistem terbentuk, mudah-mudahan ini cepet. Maka setahun dua tahun kita bisa menyerbu pasar internasional itu," ujarnya.

Kalah Dibanding Vietnam dan Thailand

Meskipun Indonesia masih kalah jauh dibanding negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand dalam memperluas pasar UMKM-nya. Mendag menegaskan, Indonesia belum terlambat untuk menyusul negara-negara tersebut.

"Seperti kita kalah dengan Vietnam dan Thailand, dia pasarnya sudah ke Latin Amerika, Afrika, Timur Tengah, kita kalah. Nah, belum terlambat kita harus percepat," ujarnya.

Ekosistem Modern

Ke depannya, jika UMKM telah masuk ke dalam ekosistem yang modern, dia berharap UMKM tersebut bisa naik kelas dan bisa menjadi penyuplai kebutuhan di ritel modern. Sehingga, Indonesia bisa membuka ritel modern di luar negeri, seperti di Arab Saudi, Dubai, India, dan khususnya di Asia dimana isinya produk-produk Indonesia.

"Kita ingin yang besar ini buka ritel modern di arab saudi, di dubai, kita bisa buka di India, doha, dan India. itu Asia terutama. Kan ada salah satu ritel modern ribuan lebih di Filipina, cepat sekali berkembangnya, sebetulnya kita punya keterampilan dan ilmu lebih bagus cuman sekarang kita ajak keluar," pungkasnya.

2 dari 3 halaman

Turunkan Kemiskinan Ekstrem, UMKM Harus Naik Kelas

Pemerintah RI memutuskan akan fokus menurunkan kemiskinan ekstrem hingga 0 persen di tahun 2024 mendatang. Berdasarkan data yang dimiliki pemerintah, masyarakat kelompok ekstrem ini rata-rata tidak berpendidikan, tidak memiliki pekerjaan atau penyandang disabilitas. 

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengungkapkan hampir semua kementerian/lembaga memiliki program yang sama untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem. Caranya dengan mengarahkan mereka untuk menjadi pengusaha. 

“Yang miskin ekstrem ini kan tidak berpendidikan, tidak punya pekerjaan lalu sebagian disabilitas, tapi rata-rata program yang diusulkan kementerian itu solusinya kewirausahaan,” kata Teten saat memberikan sambutan dalam Perayaan HUT Merdeka.com Ke-11 di SCTV Tower, Senayan, Jakarta, Selasa (21/2/2023).

Menurut Teten, cara ini kurang tepat. Sebaliknya, solusi yang dibuat pemerintah menciptakan lapangan kerja yang bisa menampung kelompok masyarakat miskin ekstrem.

“Seharusnya kita menciptakan lapangan kerja,” katanya. 

3 dari 3 halaman

UMKM Naik Kelas

Salah satu upaya yang bisa dilakukan dengan menaikkan kelas pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Sebab para pelaku UMKM ini bisa membuka lapangan kerja dengan merekrut masyarakat kelompok ini. 

“Makanya kalau ada UMKM yang bisa naik kelas buat bisa serap tenaga kerja, dengan begitu bisa menyerap tenaga kerja dari masyarakat miskin ekstrim,” kata dia.