Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung sikap aparatur negara yang memamerkan kuasa dan kekayaan di hadapan rakyat.
Jokowi menyampaikan hal itu saat membuka Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Kamis, (2/3/2023).
Baca Juga
"Dari komentar-komentar yang saya baca baik di lapangan maupun di media sosial karena peristiwa di pajak dan di Bea Cukai, saya tahu betul, mengikuti kekecewaan masyarakat terhadap aparat kita,” ujar Jokowi dikutip dari Antara.
Advertisement
Jokowi menilai, hal tersebut wajar menuai kekecewaan rakyat. “Karena pelayanannya dianggap tidak baik, kemudian perilaku aparatnya jumawa dan pamer kuasa, kemudian pamer kekayaan, hedonis,” tutur dia.
Usai Sidang Kabinet, Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan, pihaknya akan memperbaiki sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kita perbaiki sesuai arahan Bapak Presiden,” ujar Sri Mulyani singkat kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan.
Sebelumnya, mantan pejabat Ditjen Pajak Rafael Alun Trisambodo menyita perhatian publik setelah penganiayaan yang dilakukan sang anak Mario Dandy Satriyo (20) terhadap David (17) di Pesanggarahan Jakarta Selatan pada 20 Februari 2023.
Hal itu turut menyita perhatian warganet. Di media sosial ramai diperbincangkan gaya hidup Mario Dandy yang memamerkan kendaraan mewah seperti Rubicon di media sosial.
Kemudian ditelusuri mengenai harta kekayaan Rafael Alun Trisambodo. Diketahui, Rafael Alun Trisambodo yang merupakan Kepala Bagian Umum di Kanwil DJP Jakarta Selatan memiliki harta Rp 56 miliar. Hal tersebut menuai polemik lantaran tidak sesuai dengan profilnya.
Selanjutnya setelah Rafael Alun Trisambodo, Eko Darmanto, Pejabat Bea Cukai Jogja menjadi perhatian. Hal ini lantaran Eko Darmanto kerap memamerkan barang mewah di media sosial yakni motor gede hingga mobil klasik. Namun, seiring perkembangan, motor gede yang ada di foto unggahan Eko Darmanto tersebut ada yang pinjaman dan ada yang belum dilaporkan di Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
Singgung Rafael Alun dan Pejabat Bea Cukai, Jokowi: Pantas Rakyat Kecewa
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya angkat suara, terkait eks pejabat pajak Rafael Alun dan Pejabat Bea Cukai Eko Darmanto yang dianggapnya bergaya hidup hedonis. Menurut Jokowi, apa yang menjadi polemik publik terhadap keduanya adalah buah kekecewaan atas pelayanan buruk sebagai aparatur sipil negara.
“Ya menurut saya pantas rakyat kecewa karena pelayanannya dianggap tidak baik kemudian aparatnya perilakunya jumawa dan pamer kuasa kemudian pamer kekayaan, hedonis,” kata Jokowi saat pidato pembuka Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara Jakarta, Kamis (2/3/2023).
Jokowi lalu menyinggung soal tugas yang mendetil dari seorang aparatur sipil negara dan reformasi birokrasi. Menurut dia, inti dari reformasi birokrasi adalah rakyat terlayani dengan baik, secara efektif dan akuntabel.
“Dari komentar-komentar yang saya baca, baik di lapangan dan di media sosial karena peristiwa di pajak dan di bea cukai saya tahu betul mengikuti kekecewaan masyarakat terhadap aparat kita terhadap pemerintah,” sesal presiden.
Wanti-Wanti Soal Dampak
Jokowi kemudian mewanti, apa yang terjadi di instansi pajak dan bea cukai juga dapat berdampak pada kementerian atau lembaga lain bila para pegawainya tidak segera ditertibkan dan disiplinkan, khususnya aparat penegak hukum.
“Hati-hati tidak hanya urusan pajak dan bea cukai, ini ada kepolisian dan juga aparat hukum lainnya ada birokrasi lainnya,” Jokowi menandasi.
Advertisement
Polri-Kejaksaan Agung Diwanti Tak Bergaya Mewah dan Hidup Hedon, Jokowi: Sangat Tidak Pantas
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mewanti, agar tidak adalagi aparat sipil negara yang melakukan praktik hidup mewah dan bergaya hedonis. Peringatan presiden disampaikan usai polemik Rafael Alun dari instansi pajak dan Eko Darmanto seorang pejabat bea cukai yang menuai sentimen negatif publik.
"Saya minta menteri dan kepala lembaga untuk mendisiplinkan aparat di bawahnya memberitahu apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang boleh dilakukan," minta presiden saat memimpin jalannya Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara Jakarta, Kamis (2/3/2023).
Jokowi pun ikut mewanti, kepada para aparat penegak hukum seperti di Polri dan Kejaksaan Agung agar hal serupa tidak terjadi. Presiden ingin, sebelum adanya penindakan terhadap instansi lain, Polri dan Kejaksaan Agung bisa menertibkan internalnya terlebih dahulu bila ditemukan anggotanya yang terlibat.
"Di Polri dan Kejaksaan Agung dan aparat hukum lainnya, benahi dulu di dalam kemudian selesaikan dan bersihkan kementerian dan lembaga lainya," perintah Presiden.
Jokowi berharap, para pejabat publik bisa sadar untuk tidak memamerkan harta dan kuasanya kepada rakyat. Terlebih jika hal itu diunggahnya ke media sosial dan menjadi konsumsi publik yang menimbulkan sentimen negatif.
"Suapaya ditekankan kepada aparat kita, bawahan kita, jangan pamer kekuasaan dan kekayaan. Apalagi sampai dipajang di Instagram di medsos. Kalau aparat birokrasi sangat tidak pantas!," Jokowi memungkasi.