Sukses

Pabrik Pupuk Ternyata Punya Ancaman Ledakan Lebih Ngeri dari Depo Plumpang Pertamina

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkap ancaman lebih besar dari ledakan Depo Pertamina Plumpang milik Pertamina pada Jumat (3/3) malam

Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkap ancaman lebih besar dari ledakan Depo Pertamina Plumpang milik Pertamina pada Jumat (3/3) malam.

Yakni, potensi ledakan di Pabrik Pupuk yang disebabkannya mirip bom. Menyusul, banyaknya kandungan bahan kimia yang mudah terbakar.

"Pupuk itu lebih bahaya lagi, pupuk itu ada gas, ada amonia. Kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, itu ledakannya seperti bom. Jadi zonanya, itu lebih bahaya lagi," tegas Erick Thohir di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta Selatan, Sabtu (4/3/2023).

Oleh karena itu, Erick meminta perusahaan yang memiliki risiko tinggi seperti PT Pupuk, Pertamina, PLN untuk serius menjaga operasional bisnis tetap aman. Antara lain dengan memperhatikan jarak operasional usaha dengan pemukiman sekitar sebagaimana arahan Presiden Jokowi.

"Bapak presiden sudah menginstruksikan bahwa bagaimana Pak Heru sebagai PLT Gubernur, kami dari pemerintah pusat apakah Kementerian BUMN ataupun pihak Kapolri untuk mensinkronisasi dan tata ruang," ungkapnya.

Selain itu, Erick meminta perusahaan dengan risiko kecelakaan kerja tinggi tersebut untuk membuat tim risiko operasional bisnis. Dengan ini, perusahaan diharapkan tidak terfokus pada risiko keuangan.

"Tadi pagi saya sudah telepon untuk seluruh (perusahaan) seperti MIND ID, Pertamina, PLN harus membentuk yang namanya tim resiko bisnis, tidak hanya dikeuangan tapi di operasional secara menyeluruh," tutupnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Imbas Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Erick Thohir Bakal Copot Direksi Pertamina?

Menteri BUMN Erick Thohir menaruh perhatian penting serius dalam penanganan kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara. Dia menegaskan perlu adanya perbaikan menyeluruh.

Menurut catatan, kebakaran di lingkungan milik Pertamina bukan pertama ini. Kejadian serupa pernah terjadi di Kilang Pertamina Balongan, Kilang Pertamina Balikpapan, Kilang Pertamina Cilacap, dan kini Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara.

Salah satu evaluasi yang dinilai perlu disoroti adalah soal penerapan Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) atau kesehatan dan keselamatan kerja. Erick juga menaruh perhatian yang sama di bidang ini.

"Kalau saya selalu bilang kan saya sudah pernah copot direksi Pertamina kan, kalau musti saya copot lagi ya, saya copot lagi Tetapi penyelesaiannya itu kan tidak hanya saling menyalahkan," kata dia di Rumah Sakit Pusat Pertamina, di Jakarta, Sabtu (4/3/2023).

Menyusul adanya kejadian kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Erick mengaku langsung menghubingi sejumlah BUMN yang memiliki obyek vital nasional (obvitnas). Dia meminta perusahaan seperti Pertamina, Mind ID, PLN, hingga Pupuk Indonesia untuk menerapkan manajemen risiko dalam operasional.

"Tetapi saya meminta dan tadi pagi saya sudah telepon, untuk seluruh (BUMN) seperti Mind ID, Pertamina, PLN, harus membentuk tim risiko bsinis ya. Tidak hanya di keuangan tapi di operasional secara menyeluruh, karena ini ada aset vital nasional," paparnya.

 

3 dari 3 halaman

Solusi Menyeluruh

Pada kesempatan ini, Erick kembali menekankan kalau pencopotan direksi bukan satu-satunya langkah. Tapi, utamanya adalah menyediakan sistem kerja yang lebih baik secara menyeluruh.

"Percuma kita copot-copot orang tapi tidak memberikan solusi secara menyeluruh, dan saya udah pernah mencopot, tinggal bagaimana konteksnya ini ada sistem terpadu," tegasnya.

Informasi, Erick Thohir datang ke RS Pusat Pertamina sekitar pukul 16.00 WIB. Ketika datang, dia langsung diterima oleh Direktur RSPP dr. Theryoto. Setelah mengadakan konferensi pers, Erick langsung menjenguk sejumlah pasien yang dirawat di RSPP.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.