Sukses

Jemput Energi Bersih, PLN Kantongi Penjaminan Pinjaman Rp 7,6 Triliun dari Jepang

Melalui kerjasama dengan NEXI, PLN mendapatkan dukungan penjaminan pinjaman sebesar USD 200 juta untuk tahap awal.

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) memperoleh dukungan penjaminan pinjaman sebesar USD 500 juta, atau setara Rp 7,65 triliun (kurs Rp 15.300 per dolar AS) dari Nippon Export and Investment Insurance (NEXI). Ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama yang telah dijalin PLN dengan NEXI dalam menjalankan program dekarbonisasi.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, melalui kerjasama dengan NEXI, PLN mendapatkan dukungan penjaminan pinjaman sebesar USD 200 juta untuk tahap awal.

Dukungan penjaminan pinjaman ini dikhususkan untuk proyek energi bersih dan agenda dekarbonisasi yang dilakukan oleh PLN dalam rangka menuju Net Zero Emission pada 2060.

"Melalui kerjasama ini, selain PLN mendapatkan penjaminan pinjaman, nantinya juga akan ada kerja sama teknologi terkait energi bersih. Adaptasi teknologi dari Jepang yang terdepan inilah yang dibutuhkan Indonesia dalam transisi energi," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis, Minggu (5/3/2023).

Tujuan dari kesepakatan ini juga untuk menegaskan syarat dan ketentuan pinjaman, dan penggunaan dana sebesar USD 200 juta dari NEXI sebagai tahap awal dari dukungan asuransi pembiayaan sebesar total USD 500 juta yang diberikan kepada PLN.

Kolaborasi ini sejalan dengan inisiatif LEAD NEXI yang diluncurkan pada Desember 2020, yakni untuk memfasilitasi dekarbonisasi di Indonesia.

 

2 dari 4 halaman

Meningkatkan Kepercayaan Investor

Darmawan menambahkan, melalui kerja sama ini, diharapkan hubungan antara PLN dan NEXI semakin erat.

“Kesepakatan penjaminan ini dapat meningkatkan kepercayaan investor, dan diharapkan dapat juga mempererat hubungan ekonomi antara Jepang dan Indonesia melalui kerja sama yang solid antara PLN dengan NEXI," kata dia.

Chairman dan CEO NEXI Atsuo Kuroda menyatakan, MoU ini akan mengkonsolidasikan kerja sama PLN dan NEXI di dalam sektor ketenagalistrikan di Indonesia. Khususnya, kerjasama memfasilitasi pasokan transisi energi, pembangunan ekonomi, dan mendukung dekarbonisasi yang realistis di Indonesia.

"NEXI akan mendukung upaya dekarbonisasi di sektor ketenagalistrikan Indonesia dengan meningkatkan Kolaborasi antara NEXI dan PLN," jrlas Kuroda.

Sebelumnya, Memorandum of Understanding (MoU) tentang Kerja Sama di Bidang Penjaminan dan Asuransi Kredit Ekspor disepakati antara NEXI dan PLN pada 25 April 2022. Itu kemudian diamandemen pertama kali pada 15 November 2022.

3 dari 4 halaman

PLN Nusantara Power Klaim Sumbang 19.902 MWh Energi Bersih dari PLTU Paiton

PLN Nusantara Power (PLN NP) menyumbangkan 19.902 MWH energi bersih yang berasal dari co-firing pada PLTU Paiton 1-2 dan PLTU Paiton 9 dengan total mencapai 8.852,64 MWh pada triwulan pertama di tahun 2023.

PLN NP ditargetkan mampu memproduksi energi bersih dari co-firing sebesar 140,42 GWh pada tahun 2022. Melalui kinerja yang ekselen dan sinergi antar instansi yang baik, PLN NP mampu memproduksi energi bersih dari co-firing sebesar 250,397 GWh atau setara dengan reduksi emisi karbon sebesar 251.569,85 MT.

"Capaian ini melebihi target dengan tingkat pencapaian sebesar 178,32 persen," ujar Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, Jumat (3/3/2023).

Ruly menyampaikan komitmen PLN NP dalam mendukung tercapainya bauran energi EBT. Selain pengembangan unit pembangkit berbasis EBT, menurutnya perlu strategi yang tepat untuk mendorong energi bersih pada PLTU yang ada.

"Kami (PLN Nusantara Power) telah melakukan studi terkait co-firing sejak 2018 dan telah mengujicobakan co-firing pada 16 PLTU di Jawa dan luar Jawa. PLTU Paiton kini telah berhasil dalam 6% co-firing dan kami harapkan akan dapat ditingkatkan presentasi bauran co-firingny," ucap Ruly.

 

4 dari 4 halaman

Green Energy

PLN NP menggalakkan co-firing karena inovasi ini merupakan salah satu langkah yang tepat dalam implementasi green energy dan juga merupakan salah satu dari program PLN “green Booster” untuk mendukung target bauran energi EBT nasional.

Co-firing merupakan teknik substitusi dalam pembakaran Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), dimana sebagian batubara yang dijadikan bahan bakar diganti sebagian dengan bahan lainnya, yang dalam konteks ini adalah biomassa.

Inovasi ini menjadi menjadi salah satu solusi jitu yang ditujukan untuk mendukung pengembangan EBT di Indonesia. Melalui penerapan co-firing, pemanfaatan EBT dapat dilaksanakan secara cepat tanpa perlu adanya pembangunan pembangkit baru.

"Tidak hanya dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil secara bertahap, namun co-firing juga dapat menjadi solusi permasalahan sampah sekaligus menggerakkan ekonomi," ujar Ruly.