Liputan6.com, Jakarta - Subholding Gas Pertamina memulai proyek energi bersih biomethane dengan menggandeng perusahaan gas dari Jepang, Osaka Gas Co Ltd (DAIGAS), JGC Holding Corporation (JGC), INPEX Corporation (INPEX).Â
Dalam hal ini, bio-methane bersumber dari limbah minyak kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME) milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN).Â
Baca Juga
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan mengatakan, proyek ini menindaklanjuti kerjasama PT Pertamina (Persero) selaku Holding Migas dengan DAIGAS, JGC, dan INPEX dalam kajian bersama mengenai proyek energi bersih di Indonesia.Â
Advertisement
Selain itu, juga mewujudkan program Asia Zero Emission Community (AZEC) yang diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dalam rangkaian presidensi G20 pada 14 November 2022 di Bali.Â
"Pada proyek biomethane dari POME ini, PGN berpartisipasi mendukung hubungan G to G di negara-negara Asia untuk memastikan keamanan suplai dan keterjangkauan energi di masa transisi energi untuk mencapai target karbon netral. Sejalan dengan kesiapan PGN untuk mengembangkan biomethane yang pemanfaatannya setara dengan gas bumi bagi berbagai sektor," kata Heru dalam keterangan tertulis, Rabu (8/3/2023).
Dalam penandatanganan kerjasama, PGN, DAIGAS, JGC, INPEX dan PTPN sepakat melakukan studi pengolahan menjadi biomethane POME atau biogas yang disupply dari PTPN. PTPN memiliki portofolio dalam bidang pengelolaan, pengolaan, dan pemasaran hasil perkebunan yang berfokus pada kelapa sawit dan karet.
Jaringan Pipa PGN
Heru juga menyatakan kesiapan PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina untuk mendistribusikan biomethane, yang dapat menggunakan jaringan pipa maupun non pipa gas bumi PGN Group.
"Kerjasama ini akan sangat membantu dalam akselerasi pengembangan Biomethane di Indonesia. Dengan portofolio PTPN dalam pengolahan minyak kelapa sawit, kajian dapat diperdalam pada pabrik kelapa sawit dan pabrik pengolahan POME, sebagaimana yang diperlukan untuk fasilitas produsi Bio-CNGÂ turunan POME dan pembuatan kredit karbon atau biosertifikat," tuturnya.
Melalui kerjasama ini, dapat dilakukan pengukuran terhadap Chemical Oxygen (COD) POME dari pabrik minyak kelapa sawit untuk memperhitungkan risiko penurunan produksi bio-metana tahunan, sehingga dapat diantisipasi.
Â
Advertisement
Peningkatan Produksi
Selain kerjasama ini, PGN juga membuka peluang untuk bekerjasama dengan badan usaha lain yang bergerak di pengolahan kelapa sawit untuk meningkatkan kapasitas produksi yang dibutuhkan pasar.
"Biomethane sebagai salah satu energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan, dapat menggantikan bahan bakar minyak yang berasal dari fosil. Limbah pabrik kelapa sawit atau POME mengandung bahan yang menghasilkan emisi metana cukup tinggi. Maka PGN bersama mitra berkomitmen mengoptimakan kerjasama ini untuk mengubah POME menjadi bio energi, agar dapat menambah pasokan energi bersih secara berkelanjutan," tutup Heru.