Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi meminta ada kerja sama antara penggilingan padi dan Perum Bulog. Utamanya dalam proses penyerapan beras hasil panen raya.
Bulog sendiri diberikan kewenangan untuk menyerap beras hasil panen raya kali ini. Menurutnya, melalui penugasan penyerapan 2,19 juta ton dengan target pemenuhan 70 persen pada panen raya sampai dengan Mei tahun ini, artinya Bulog siap menyerap dengan jumlah besar.
Di samping itu, BUMN Pangan ini juga telah menyiapkan sejumlah rencana pengadaan yang memungkinkan dilakukan penyerapan dengan berbagai skema, diantaranya skema Cadangan Beras Pemerintah (CBP), fleksibilitas, atau melalui skema komersial.
“BULOG sudah kita tugaskan untuk meningkatkan serapan pada panen raya ini. Kerja sama dan transaksi dengan BULOG juga kita jaga agar saling menguntungkan. Kalau penggilingan padi punya beras dengan kualitas dan harganya cocok BULOG siap langsung serap, cash and carry,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (10/3/2023).
Arief menerangkan pertemuan antara Bapanas, Perkumpulan Penggilingan Padi, dan Pengusaha Beras Indonesia, dibahas mengenai dukungan para pelaku usaha penggilingan padi terhadap peningkatan serapan beras Perum Bulog pada panen raya di bulan Maret sampai dengan Mei tahun ini.
Agar bisa meningkat, caranya bisa melalui penguatan kerja sama BULOG dengan pelaku usaha penggilingan padi, utamanya penggilingan padi skala kecil dan sedang.
“Dengan menggandeng penggilingan padi kecil dan sedang, selain mendapatkan serapan beras untuk meningkatkan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP), BULOG juga turut mendukung keberlangsungan usaha para penggilingan padi tersebut,” ujarnya.
2 dari 4 halaman
Jadi Prioritas
Arief mengatakan, peningkatan serapan beras Bulog menjadi prioritas yang terus dikerjakan. Mengingat, hal tersebut merupakan kunci untuk ketersediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang disiapkan sebagai instrument pengendalian harga dan antisipasi kondisi kedaruratan.
“Bapak Presiden menekankan agar semua pihak bersama-sama menjaga harga beras agar stabil, karena beras ini adalah salah satu komoditas yang memberikan andil terhadap inflasi,” jelasnya.
Adapun upaya peningkatan serapan beras BULOG melalu penggilingan padi merupakan salah satu di antara sejumlah strategi yang disiapkan. Arief menjelaskan, saat ini, BULOG juga telah membangun Modern Rice Milling Plant (MRMP) di 13 (tiga belas) lokasi untuk menambah potensi penyerapan gabah.
“Tidak hanya beras, dengan fasilitas silo yang terpasang di MRMP di 13 lokasi, BULOG juga kita siapkan untuk bisa menyerap gabah. Optimalisasi sarana MRMP ini diharapkan turut mendongkrak tingkat serapan BULOG di tahun ini,” ungkapnya.
Advertisement
3 dari 4 halaman
Hitung Harga Pembelian
Selain itu, pemerintah juga sedang menghitung Harga Pembelian Pemerintah (HPP) terbaru berdasarkan usulan para stakeholder pangan nasional serta disesuaikan dengan perkembangan harga keekonomian gabah dan beras. Dengan HPP terbaru tersebut, diharapkan Bulog akan memiliki harga yang baik untuk menyerap sehingga turut berkontribusi menjaga keseimbangan harga gabah di tingkat petani, pedagang, dan konsumen.
Hal ini sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo pada saat mengunjungi lokasi panen raya padi di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023). Pada kesempatan tersebut Presiden mengatakan, agar harga gabah di tingkat petani, pedagang, dan masyarakat berada di posisi yang wajar sehingga memberikan manfaat yang seimbang.
Sementara itu, Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso mengatakan, BULOG merupakan mitra penggilingan padi yang menguntungkan. Banyak penggilingan padi kecil yang bisa tetap survive karena mendapat dukungan melalui kemitraan dengan BULOG. Memasuki musim panen raya ini para penggilingan padi kecil menyambut baik bisa bekerja sama dengan BULOG.
Ia menambahkan, mendukung upaya NFA menjaga keseimbangan rantai pasok pangan melalui sejumlah regulasi yang diterapkan. Mengingat, keberlanjutan usaha penggilingan padi sangat ditentukan oleh kerja sama antara petani dan penggilingan padi.
4 dari 4 halaman
Rampung Dibahas
Badan Pangan Nasional (Bapanas) resmi mencabut harga batas atas pembelian gabah dan beras. Mengingat kondisi harga di lapangan yang terpantau anjlok.
Surat Edaran pencabutan harga acuan pembelian gabah dan beras tersebut diteken Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi pada 7 Maret 2023 lalu. Menurutnya pencabutan jadi satu upaya menjaga daya saing petani.
Sebagai gantinya, menurut perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bapanas perlu kembali menerbitkan harga acuan terbaru. Kabarnya, angka baru sudah dikantongi oleh Arief.
Kendati sudah memiliki hitungan finalnya, Arief belum mau mengungkap kapan harga acuan itu dirilis. Mengingat, mulai Maret 2023 ini, sudah masuk masa panen raya.
"Kita sudah serap aspirasi perwakilan Petani, Penggiling Padi, Kementerian dan Lembaga. Kita juga sdh hitung. Semoga hasilnya dapat segera direalisasikan," ujar dia kepada Liputan6.com, Jumat (10/3/2023).
Menyangku panen raya ini, Arief menyebut telah memberikan harga yang fleksibel ke Perum Bulog. Harapannya, Bulog bisa menyerap hasil panen raya petani lokal dengan harga yang bisa bersaing.
"Bulog kita berikan fleksibilitas harga dan bisa serap Beras Komersial," ungkapnya.
Advertisement