Liputan6.com, Jakarta - Sektor keuangan Amerika Serikat (AS) menjadi sorotan pekan ini. Hal itu setelah Silicon Valley Bank pada Jumat, 10 Maret 2023 menjadi bank terbesar di Amerika Serikat (AS) yang gagal sejak runtuhnya Washington Mutual pada 2008 saat puncak krisis keuangan global.
Dikutip dari New York Times, Minggu (12/3/2023), ledakan Washington Mutual serta bank investasi Lehman Brothers and Bear Stearns diikuti oleh kegagalan sistem. Dari 2008-2015, lebih dari 500 bank yang diasuransikan federal gagal.
Baca Juga
Sebagian besar adalah bank daerah kecil dan menengah dan diserap ke lembaga lain, hasil yang umum untuk bank yang telah ditempatkan di bawah kendali pemerintah. Washington Mutual yang terlibat dalam hipotek berisiko dan menjadi bank terbesar yang gagal dalam sejarah Amerika Serikat (AS) dijual ke JPMorgan Chase.
Advertisement
Dalam beberapa tahun terakhir, lebih sedikit bank yang bangkrut, sebagian besar peraturan yang lebih ketat yang diberlakukan setelah krisis keuangan. Sebelum Silicon Valley Bank, perusahaan terakhir yang gagal adalah pada akhir 2020 karena COVID-19.
Tidak jelas apakah keruntungan Silicon Valley Bank akan menyebar ke industri yang lebih luas. Silicon Valley Bank terkenal karena pinjamannya untuk perusahaan teknologi dan startup perawatan kesehatan. SVB memiliki aset sekitar USD 209 miliar atau sekitar Rp 3.232 triliun (asumsi kurs Rp 15.468 per dolar Amerika Serikat) pada 2022. Dengan aset itu, Silicon Valley Bank menjadi bank terbesar ke-16 di Amerika Serikat (AS).
Namun, hal itu masih kecil dibandingkan dengan tiga teratas yang masing-masing memegang lebih dari USD 1 triliun dan memiliki model bisnis dan basis pelanggan yang jauh lebih beragam.
Peraturan yang diberlakukan untuk bank-bank terbesar di Amerika Serikat (AS) setelah krisis keuangan mencakup persyaratan modal yang ketat, yang berarti mereka harus memiliki cadangan dalam jumlah tertentu untuk saat-saat krisis, serta ketentuan tentang bagaimana diversifikasi bisnis mereka seharusnya.
20 Bank Terbesar di Amerika Serikat
Namun, Silicon Valley Bank dan lainnya seukurannya tidak memiliki pengawasan regulasi yang sama. Pada 2018, Presiden Amerika Serikat Donald J Trump menandatangani undang-undang yang mengurangi pengawasan terhadap bank regional.
Chief Executive Silicon Valley Bank, Greg Becker adalah sosok pendukung kuat langkah itu. Antara lain mengubah persyaratan jumlah uang tunai yang harus disimpan bank dalam neracanya.
Ingin tahu bank terbesar di Amerika Serikat berdasarkan aset, siapa saja? Berikut 20 bank terbesar di Amerika Serikat berdasarkan aset per 31 Desember 2022 dari data Federal Reserve Board yang dikutip dari New York Times.
- JPMorgan Chase sebesar USD 3,2 triliun
- Bank of America sebesar USD 2,42 triliun
- Citibank sebesar USD 1,77 triliun
- Wells Fargo sebesar USD 1,72 triliun
- U.S Bank sebesar USD 585 miliar
- PNC Bank sebesar USD 552 miliar
- Truist Bank sebesar USD 546 miliar
- Goldman Sachs sebesar USD 487 miliar
- Capital One sebesar USD 453 miliar
- TD Bank sebesar USD 387 miliar
- Bank of New York Mellon sebesar USD 325 miliar
- State Street Bank and Trust sebesar USD 298 miliar
- Citizens Bank sebesar USD 226 miliar
- First Republic Bank sebesar USD 213 miliar
- Morgan Stanley Private Bank sebesar USD 210 miliar
- Silicon Valley Bank sebesar USD 209 miliar
- Fifth Third Bank sebesar USD 206 miliar
- Morgan Stanley Bank sebesar USD 201 miliar
- M&T Bank sebesar USD 200 miliar
- KeyBank sebesar USD 188 miliar
Advertisement
Kecemasan Tumbuh di Kalangan Pekerja Teknologi
Dikutip dari euronews.com, otoritas Amerika Serikat (AS) resmi mengambil alih Silicon Valley Bank dan mempercayakan pengelolaan kepada badan Amerika Serikat yang bertanggung jawab untuk menjamin simpanan, Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC).
Silicon Valley Bank spesialis dalam pembiayaan startup dan telah menjadi salah satu bank terbesar di Amerika Serikat aset. Berdasarkan data 2022, total aset SVB mencapai USD 209 miliar.
Kecemasan Tumbuh di Kalangan Pekerja Teknologi
Kolapsnya Silicon Valley Bank tidak hanya mewakili kegagalan bank terbesar sejak Washington Mutual pada 2008, tetapi juga kegagalan bank ritel terbesar kedua di Amerika Serikat.
Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen memanggil beberapa regulator sektor keuangan bersama pada Jumat, 10 Maret 2023 untuk membahas situasi tersebut. Mengingatkan mereka dia memiliki “kepercayaan penuh” pada kemampuan untuk mengambil tindakan yang tepat dan sektor perbankan tetap “tangguh”.
Di luar kantor pusat bank di Santa Clara, California pada Jumat, beberapa nasabah bertanya-tanya bagaimana dapat akses dana, beberapa mencoba menebak apa yang terjadi. Pada bagian depan kantor, selembar kertas FDIC menyebutkan mereka dapat mulai menarik dana hingga USD 250.000 pada Senin, 13 Maret 2023.
“Ini tidak bagus. Banyak pemodal ventura yang lebih besar memiliki simpanan yang sangat tinggi di sini,” ujar seorang nasabah yang tidak mau disebutkan namanya.
Awal Mula Runtuhnya Silicon Valley Bank
Adapun runtuhnya Silicon Valley Bank dimulai ketika pasar panik pada Kamis, 9 Maret 2023 setelah SVB mengumumkan berusaha untuk mendapatkan modal dengan cepat untuk mengatasi penarikan besar-besaran pelanggannya, tanpa berhasil dan telah menjual aset financial securities USD 21 miliar, dan kehilangan USD 1,8 miliar dalam prosesnya.
Pengumuman tersebut mengejutkan investor dan hidupkan kembali kekhawatiran tentang kesehatan seluruh sektor perbankan terutama dengan kenaikan suku bunga yang cepat, yang menurunkan nilai obligasi dalam portofolionya dan meningkatkan biaya kredit.
Kata Analis
Pada Kamis, kapitalisasi pasar empat bank terbesar di Amerika Serikat susut USD 52 miliar. Kemudian saham bank di Asia dan Eropa.
Di Paris, Societe Generale kehilangan 4,49 persen. BNP Paribas merosot 3,82 persen dan Credit Agricole susut 2,48 persen. Di tempat lain di Eropa, bank Jerman Deutsche Bank merosot 7,35 persen, dan Barclays susut 4,09 persen dan UBS Swiss melemah 4,53 persen.
Di wall street, saham bank besar kembali pulih. Saham JPMorgan Chase mengambil 2,54 persen, Bank of America dan Citigroup susut 1 persen. Saham First Republic merosot hampir 15 persen dan Signature Bank susut 23 persen.
Analis SPI Asset Management, Stephen Innes menuturkan, risiko insiden modal atau likuiditas di bank besar rendah. Sejak krisis keuangan 2008/2009, runtuhnya bank Amerika Serikat Lehman Brothers, bank harus memberikan bukti soliditas yang diperkuat kepada regulator nasional dan Eropa.
Sementara itu, Analis Morgan Stanley menyebutkan tekanan pendanaan yang dihadapi SVB sangat unik dan bank lain tidak hadapi krisis likuiditas.
Advertisement