Sukses

Simak, Fakta-Fakta Silicon Valley Bank Bangkrut

Berikut ini merupakan fakta-fakta soal Silicon Valley Bank bangkrut

Liputan6.com, Jakarta Silicon Valley Bank mengalami keruntuhan pada Jumat, 10 Maret 2023 waktu AS akibat krisis modal yang menyebabkan kegagalan terbesar kedua dari sebuah lembaga keuangan dalam sejarah AS. Lantas, apa saja fakta-fakta kolapsnya Silicon Valley Bank?

Berikut ini merupakan fakta-fakta soal Silicon Valley Bank bangkrut yang dikutip Liputan6.com dari berbagai sumber:

  • Kronologi

Regulator keuangan Amerika Serikat (AS) telah menutup Silicon Valley Bank (SVB) dan mengambil kendali atas depositonya. Hal itu diumumkan Federal Deposit Insurance Corp pada Jumat, 10 Maret 2023.

Dikutip dari CNBC, penutupan Silicon Valley Bank merupakan kegagalan bank terbesar di Amerika Serikat (AS) sejak krisis keuangan global lebih dari satu dekade lalu. Runtuhnya SVB, pemain kunci dalam komunitas teknologi dan modal ventura membuat perusahaan dan individu kaya tidak yakin apa yang akan terjadi dengan uangnya.

Berdasarkan siaran pers dari regulator,the California Department of Financial Protection and Innovation menutup SVB dan menyebutkan FDIC sebagai penerima. FDIC pada gilirannya telah menciptakan the Deposit Insurance National Bank of Santa Clara, yang sekarang memegang simpanan yang diasuransikan Silicon Valley Bank.

Dalam pengumumkan FDIC mengatakan, deposan yang diasuransikan akan memiliki akses ke simpanan paling lambat Senin pagi, 13 Maret 2023. Kantor cabang SVB juga akan dibuka kembali pada saat itu, di bawah kendali regulator. Berdasarkan siaran pers, pemeriksaan SVB akan terus dilakukan.

Asuransi standar FDIC mencakup hingga USD 250.000 per deposan, per bank untuk setiap kategori kepemilikan akun. FDIC mengatakan deposan yang tidak diasuransikan akan mendapatkan sertifikat penerima untuk saldo mereka.

Regulator mengatakan akan membayar dividen lanjutan kepada deposan yang tidak diasuransikan pada pekan depan dengan potensi pembayaran dividen tambahan karena regulator menjualan aset SVB.

Apakah deposan dengan lebih dari USD 250.000 pada akhirnya mendapatkan semua uang mereka kembali akan ditentukan oleh jumlah uang yang didapat regulator saat menjual aset Silicon Valley atau jika bank lain mengambil alih kepemilikan aset yang tersisa.

Ada kekhawatiran dalam komunitas teknologi hingga proses itu terungkap, beberapa perusahaan mungkin mengalami masalah dalam membuat daftar gaji.

  • Suku Bunga The Fed

Akar bangkrutnya Silicon Valley Bank berasal dari dislokasi yang dipicu oleh tingkat suku bunga lebih tinggi. Ketika klien pemula menarik simpanan untuk menjaga perusahaan mereka tetap bertahan di lingkungan yang dingin untuk penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) dan penggalangan dana pribadi, SVB mendapati kekurangan modal.

Hal itu memaksa perseroan jual semua obligasi yang tersedia untuk dijual dengan kerugian USD 1,8 miliar atau sekitar Rp 27,8 triliun, demikian disampaikan bank pada Rabu malam, 8 Maret 2023.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Karyawan Sempat Terima Bonus

Karyawan Silicon Valley Bank (SVB) menerima bonus tambahan pada Jumat, 10 Maret 2023, hanya beberapa jam sebelum regulator menyita bank yang gagal tersebut. Hal itu berdasarkan sumber yang mengetahui isu tersebut.

Dikutip dari CNBC, Silicon Valley Bank, yang berbasis di Santa Clara, California ini secara historis telah membayar bonus karyawan pada Jumat, 10 Maret 2023, menurut sumber. Pembayaran itu untuk pekerjaan yang dilakukan pada 2022 dan telah diproses beberapa hari sebelum bank runtuh.

Pada 2023, hari pembagian bonus kebetulan jatuh pada hari terakhir kemerdekaan Silicon Valley Bank (SVB). Lembaga tersebut, dalam pergolakan bank yang dipicu oleh investor modal ventura dan pendiri startup yang panik, dan disita oleh the Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) pada Jumat siang, 10 Maret 2023.Selain itu, CEO SVB Greg Becker berbicara kepada karyawan dalam video dua menit kalau tidak lagi membuat keputusan di bank yang berusia 40 tahun itu, menurut sumber.

Silicon Valley Bank, adalah salah satu bank dengan memiliki bayaran tertinggi untuk karyawan pada 2018. Karyawan mendapatkan rata-rata USD 250.683 atau sekitar Rp 3,87 miliar (asumsi kurs Rp 15.468 per dolar AS) pada saat itu, menurut Bloomberg.

Setelah penyitaan, FDIC menawarkan karyawan Silicon Valley Bank 45 hari kerja. Bank memiliki 8.528 karyawan per Desember 2022. Adapun seorang juru bicara FDIC menolak komentar mengenai bonus itu.

  • Joe Biden Ikut Tangani Kasus SVB

Presiden AS Joe Biden mengatakan mereka yang bertanggung jawab atas kekacauan ini akan dimintai pertanggungjawaban. Ia berencana menyampaikan pidato pada Senin, 13 Maret 2023 tentang bagaimana AS dapat terus mempertahankan sistem perbankan yang tangguh.

Langkah pemerintah AS pada Minggu, 12 Maret 2023, secara efektif membebaskan batas USD 250.000 pada Federal Deposit Insurance untuk Silicon Valley Bank dan Signature Bank.

Deposit akan didukung dana asuransi, bukan pembayar pajak. Seorang pejabat senior Departemen Keuangan menekankan investor SVB tidak akan diberikan bantuan apapun.

“Pemegang saham bank dan pemegang obligasi sedang dihapus. Mereka akan mengambil risiko sebagai pemilik sekuritas tersebut. Mereka akan menanggung rugi,” kata pejabat itu.

The Federal Reserve juga mengumumkan pada Minggu, 12 Maret 2023 kalau mereka mengambil langkah-langkah baru untuk menyediakan dana bagi bank-bank untuk meredam setiap potensi risiko yang dipicu oleh keruntuhan Silicon Valley Bank.

“Hari ini kami mengambil tindakan tegas untuk melindungi ekonomi Amerika Serikat dengan memperkuat kepercayaan publik terhadap sistem perbankan kami,” ujar pejabat itu.

  • Menkeu Janet Yellen Angkat Bicara

Menteri Keuangan Janet Yellen menuturkan, pemerintah federal tidak akan memberikan bailout bagi investor Silicon Valley Bank setelah bank itu tiba-tiba tutup.

Namun, regulator keuangan “khawatir” tentang dampaknya terhadap deposan dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka.

“Selama krisis keuangan, ada investor dan pemilik bank besar sistemik yang ditebus,” ujar Janet Yellen dalam wawancara dengan Face the Nation, dikutip dari CBS News, Minggu (12/3/2023).

“Dan reformasi yang telah diberlakukan berarti kami tidak akan melakukannya lagi. Tapi kami prihatin dengan deposan dan fokus untuk mencoba memenuhi kebutuhan mereka,” ia menambahkan.

Regulator California menutup Silicon Valley Bank pada Jumat, 10 Maret 2023 setelah deposan bergegas menarik uangnya pekan lalu di tengah kekhawatiran neracanya.

Federal Deposit Insurance Corporation ditunjuk sebagai penerima, dan regulator bekerja untuk menemukan pembeli untuk institusi tersebut.

Runtuhnya bank berusia 40 tahun itu yang melayani industri teknologi, adalah yang terbesar dari lembaga keuangan sejak kegagalan Washington Mutual pada 2008.

Yellen menuturkan, setelah kegagalan Silicon Valley Bank, pejabat Departemen Keuangan telah mendengar dari deposan, banyak di antaranya usaha keci. Ia bekerja sama dengan regulator bank untuk merancang kebijakan yang tepat untuk stabilkan situasi yang dapat mencakup akuisisi oleh bank asing.

“Sistem perbankan Amerika benar-benar aman dan modal baik. Ini tangguh,” tutur Yellen.

Ia menambahkan, setelah krisis keuangan 2008, kontrol baru diberlakukan, pengawasan modal dan likuiditas lebih baik dan diuji selama awal pandemi COVID-19 dan membuktikan ketahanannya. "Jadi orang Amerika dapat memiliki kepercayaan pada keamanan dan kesehatan sistem perbankan kita,” ujar dia.

 

3 dari 3 halaman

CEO Sillicon Valley Bank Greg Becker Jual Saham SVB Sebelum Kolaps

Chief Executive Officer (CEO) Sillicon Valley Bank (SVB) Greg Becker menjual saham USD 3,6 juta atau sekitar Rp 55,77 miliar (asumsi kurs Rp 15.493 per dolar AS) berdasarkan rencana perdagangan.

Dikutip dari Yahoo Finance, ditulis Senin (13/3/2023), penjualan saham oleh CEO Silicon Valley Bank Greg Becker kurang dari dua minggu sebelum perusahaan mengungkapkan kerugian besar yang menyebabkan kegagalannya. Penjualan 12.451 saham pada 27 Februari adalah pertama kali dalam lebih dari setahun Becker menjual saham di perusahaan induk SVB Financial Group, menurut pengajuan peraturan. Ia mengajukan rencana yang memungkinkan penjualan saham pada 26 Februari 2023.Pada Jumat, 10 Maret 2023, Silicon Valley Bank gagal setelah seminggu kekacauan yang dipicu oleh surat yang dikirim perusahaan kepada pemegang saham kalau mereka akan mencoba untuk meningkatkan modal lebih dari USD 2 miliar atau sekitar Rp 30,97 triliun setelah alami kerugian. Pengumuman tersebut membuat saham SVB anjlok, bahkan saat Becker mendesak klien untuk tetap tenang.

Baik Becker dan SVB tidak segera menjawab pertanyaan tentang penjualan sahamnya, dan apakah CEO mengetahui rencana bank untuk upaya peningkatan modal ketika dia mengajukan rencana perdagangan. Penjualan saham dilakukan melalui kepercayaan yang dapat dibatalkan yang dikendalikan oleh Becker, menurut pengajuan.

  • Kekhawatiran Tidak Bisa Tarik Uang

Berita runtuhnya Silicon Valley Bank menyebabkan investor dan pelanggan meninggalkan bank.

Saham Silicon Valley Bank melihat rekor penurunan terbesar dalam sehari pada hari Kamis, anjlok lebih dari 60 persen dan turun lebih jauh dalam penjualan sebelum perdagangan dihentikan.

Selain itu, situasi di SVB juga telah membuat banyak perusahaan yang menyimpan uang di bank tersebut mengkhawatirkan masa depan mereka.

"Saya sedang dalam perjalanan ke cabang untuk mencari uang saya sekarang. Mencoba mentransfernya kemarin tidak berhasil. Anda tahu saat-saat di mana Anda mungkin benar-benar kacau tetapi Anda tidak yakin? Ini salah satunya momennya," ungkap seorang pendiri start-up kepada BBC.

Sebagai informasi, Sillicon Valley Bank merupakan pemberi pinjaman penting untuk bisnis start up di Amerika Serikat.

SVB dikenal sebagai salah satu mitra perbankan untuk hampir setengah dari perusahaan teknologi dan perawatan kesehatan yang AS yang terdaftar di pasar saham tahun lalu.

Perusahaan, yang dimulai sebagai bank California pada tahun 1983, berkembang pesat selama dekade terakhir. SVB saat ini mempekerjakan lebih dari 8.500 orang secara global, meskipun sebagian besar operasinya berada di AS.

Tetapi bank tersebut tengah berada di bawah tekanan, karena suku bunga yang tinggi mempersulit start-up untuk mengumpulkan uang melalui penggalangan dana pribadi atau penjualan saham, dan lebih banyak klien menarik simpanan, langkah yang menggelembung minggu ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.