Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengajak petani beralih ke pupuk organik atau hayati dan tidak bergantung pada penggunaan pupuk kimia.
Syahrul mengatakan, untuk meningkatkan produktivitas pertanian diperlukan pupuk yang mencukupi. Namun, di tengah keterbatasan alokasi pupuk subsidi dan tingginya harga pupuk nonsubsidi, petani harus mencari cara lain untuk memenuhi kebutuhan pupuk tersebut.
Baca Juga
"Sampai saat ini, untuk memenuhi ketersediaan dan kecukupan pupuk kimia sangat sulit dan mahal karena beberapa bahan bakunya masih tergantung impor dari negara lain," kata Syahrul ditulis Selasa (14/3/2023).Â
Advertisement
Seperti diketahui bahwa di antara tempat bahan baku maupun produksi pupuk kimia adalah Rusia dan Ukraina yang sedang berperang. Sebab itu, Kementan, mengajak para petani menggunakan pupuk organik dan hayati secara mandiri dan masif.
"Gerakan ini tidak berarti meninggalkan penggunaan pupuk anorganik sepenuhnya, melainkan boleh menggunakan pupuk kimia dengan ketentuan tidak berlebihan atau menggunakan konsep pemupukan berimbang," ucap Syahrul.
Dia berharap melalui Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik) yang telah dilaunching Kementan, kebutuhan pangan tetap terjaga dan berkontribusi dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi, penghasil devisa negara, sumber pendapatan utama rumah tangga petani, dan penyedia lapangan kerja.
"Genta Organik menjadi salah satu solusi menjaga produktivitas tetap meningkat di tengah bayang-bayang krisis pangan dunia dan harga pupuk serta pestisida yang mahal," terangnya.
Â
Anggaran Pupuk Subsidi
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan pemerintah mengalokasikan anggaran pupuk subsidi tahun 2023 mencapai Rp 26 triliun. Nilai ini lebih tinggi dari subsidi pupuk tahun lalu mencapai Rp 24 triliun.
"Kalau pun alokasi anggaran subsidi pupuk naik, tapi harga pupuknya juga naik berarti ketersediaan pupuk tidak akan bertambah," kata dia.
Karenanya, solusinya adalah melalui Genta Organik organik dan membangun 1.020 titik demplot pembuatan pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida alami. Ini guna tidak sepenuhnya bergantung pada pupuk kimia.
"Ini akan menjadi tempat pembelajaran petani dalam mengembangkan sistem produksi pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami, sehingga dapat mengimplementasikan dan menerapkannya secara mandiri di lahan usaha taninya," tutur dia.
Â
Advertisement
Target Pelatihan
Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh saat ini menembus angka lebih dari 11 juta peserta Target peserta pelatihan kali ini sebanyak 1.800.000 orang, meliputi 1.761.907 petani dan insan pertanian lainnya sedangkan 38.093 berasal dari penyuluh pertanian.
Kegiatan yang direncanakan berlangsung selama tiga hari, mulai tanggal 16 s/d 18 Maret 2023 akan dibuka langsung oleh Menteri Pertanian RI bersamaan dengan pembukaan BIMTEK Sinergitas TNI AD dengan Kementan dalam rangka mendukung program Ketahanan Pangan Nasional di Gedung Jenderal M. Yusuf, Makassar, Sulawesi Selatan.Â