Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan harga komoditas global masih dipengaruhi oleh ketidakpastian atau masih tidak stabil (volatile). Hal itu bisa terlihat dari harga gas yang anjlok sangat dalam.
Tren penurunan harga natural gas dipicu turunnya demand karena perlambatan ekonomi global dan keberhasilan Eropa mengamankan suplai gas alternatif selain Rusia.
Baca Juga
Kemudian harga batu bara melemah, karena penurunan demand seiring menghangatnya cuaca di Eropa, serta harga gas yang rendah.
Advertisement
"Batu bara mengalami koreksi yang sangat dalam, sekarang ada di kisaran USD 200 per metric ton, kemarin sempat dibawah USD 200 metric ton, ini yang harus kita waspadai," kata Menkeu dalam konferensi pers APBN KiTa Maret, Selasa (14/3/2023).
Komoditas lainnya yang mengalami penurunan adalah minyak bumi. Harga minyak bumi Brent kini berada di angka USD 83,4 per barrel, tren penurunan harga dipicu perlambatan ekonomi global. Volatilitas harga dipengaruhi dampak kebijakan reopening Tiongkok serta sanksi price cap G7 terhadap Rusia.
Untuk CPO terjadi perbaikan harga dari sebelumnya USD 720 per ton menjadi USD 948 per ton. Namun harga CPO tahun lalu justru di kisaran USD 1.779 per ton, artinya harga CPO pada Februari masih rendah.
Sementara untuk beberapa harga pangan masih terpantau tinggi, seperti gandum di kisaran USD 678 per bushels, dan kedelai di kisaran USD 1.518 per bushels, dan harga jagung USD 629 per bushels.
"Masih stabil untuk soybean dan corn masih tinggi belum mengalami penurunan," pungkas Sri Mulyani.
Sri Mulyani: Selama Pandemi, Duit APBN Paling Banyak Mengalir ke BLU Kesehatan
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, mengisahkan upaya keras pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19. Ternyata, ada peran Badan Layanan Umum (BLU) Rumah Sakit dalam penanganan pandemi Covid-19.
Dengan berperan di garis depan, BLU Rumah Sakit paling banyak menerima kucuran dana APBN. Utamanya dalam menangani dan melayani pasien covid-19.
"Jelas BLU Rumah Sakit dia semaunya ada di front line, lini terdepan. Kami keluarkan banyak sekali dari APBN Kita, belanja untuk kesehatan selama pandemi ini dan itu semuanya yang mengelola anggarannya kita alokasikan ke Kemenkes, namun mengalirnya adalah ke BLU RS yang paling banyak," ungkapnya dalam Rakor BLU, di Kementerian Keuangan, Kamis (2/3/2023).
Kendati tidak seluruh dana APBN penanganan pandemi masuk hanya ke BLU sektor kesehatan saja. Menkeu Sri Mulyani mengamini kalau ada pembayaran negara atas penanganan pasien ke rumah sakit lainnya di luar status BLU.
"Memang ada RS yang lain karena yang merawat pasien covid juga tetap dibayar, tapi battle ground-nya dan yang ada di lini depan yang diandalkan adalah BLU kesehatan," sambungnya.
Bendahara negara itu menegaskan dengan peran BLU, Indonesia mampu menangani pandemi dengan singkat. Sehingga, mampu segera bangkit dari dampak pandemi dan mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang memuaskan.
Â
Advertisement
Peran BLU
Memang, penanganan pandemi jadi satu syarat agar kegiatan ekonomi mampu pulih dan kembali mengarah pada pertumbuhan yang positif. Bahkan, Indonesia didapuk menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar diantaar negara G20 dan ASEAN.
"Itu tak mungkin terjadi kalau tak ada kontribusi BLU yang melakukan adjustment atau penyesuaian yang luar biasa keras dalam masa pandemi ini," tegasnya.
"Jadi saya berterima kasih kepada BLU Kesehatan yang selama 3 tahun ini kerja luar biasa keras dan saya harap ini memanfaatkan anggaran dari pemerintah melalui APBN secara akuntabel," tambah Menkeu.
Tumbuh Konsisten
Diberitakan sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ekonomi Indonesia tumbuh mengesankan di 2022 yaitu mencapai 5,3 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia ini sangat kuat kuat di tengah perlambatan ekonomi global.
Tingkat pertumbuhan ini jauh melampaui pertumbuhan 2021 yang tercatat sebesar 3,7 persen. Sedangkan PDB triwulan IV 2022 tumbuh sebesar 5,01 persen (yoy) atau tumbuh 0,4 persen (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya.
"Alhamdulillah meski sejak tahun 2022 pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan melambat, ekonomi Indonesia mencatatkan konsistensi tren pertumbuhan yang sangat baik," ujar Sri Mulyani dalam keterangan tertulis, Selasa (/2/2023).
Efektivitas kebijakan penanganan pandemi Covid-19 berperan besar dalam menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi. Akselerasi program vaksinasi dan pendekatan yang tepat dalam penerapan pembatasan sosial masyarakat yang adaptif secara efektif mengendalikan penularan Covid-19 sekaligus menjaga aktivitas ekonomi untuk dapat pulih lebih cepat.
Berbagai program pemulihan ekonomi melalui Program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) yang didukung oleh kebijakan moneter dan sektor keuangan yang akomodatif telah memberikan dorongan besar bagi akselerasi pemulihan ekonomi nasional di tahun 2022.
Di tengah eskalasi gejolak global di 2022, peran APBN sebagai shock absorber menjadi demikian krusial. Disrupsi di sisi suplai akibat meningkatnya optimisme perbaikan ekonomi di sejumlah negara maju yang belum diikuti dengan perbaikan sisi produksi telah menyebabkan naiknya tekanan inflasi.
Advertisement