Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor Indonesia mencapai USD 15,92 miliar pada Februari 2023. Angka impor pada Februari ini turun 13,68 persen dibandingkan Januari 2023.Â
"Dibandingkan Februari 2022, impor bulan lalu juga turun 4,32 persen," " ujar Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah dalam konferensi pers di Kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (15/3/2023).Â
Baca Juga
Melemahnya kinerja impor ini diakibatkan oleh turunnya impor migas pada Februari 2023 menjadi USD 2,41 miliar. Realisasi ini turun 17,19 persen dibandingkan Januari 2023 atau turun 17,08 persen dibandingkan Febuari 2022.
Advertisement
Tercatat, nilai impor nonmigas Februari 2023 mencapai USD13,51 miliar, turun 13,03 persen dibandingkan Januari 2023 atau turun 1,63 persen dibandingkan Februari 2022.
Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Februari 2023 dibandingkan Januari 2023 adalah mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya USD 355,4 juta (15,22 persen). Sedangkan peningkatan terbesar adalah bijih logam, terak, dan abu USD 111,1 juta (249,87 persen).
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Februari 2023 adalah China USD 9,36 miliar (32,22 persen), Jepang USD 2,77 miliar (9,53 persen), dan Thailand USD 1,79 miliar (6,17 persen). Sedangkan, impor nonmigas dari ASEAN USD 4,99 miliar (17,17 persen) dan Uni Eropa USD 2,01 miliar (6,91 persen).
Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–Februari 2023 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan barang modal USD 317,3 juta (5,87 persen) dan barang konsumsi USD 178,6 juta (6,42 persen). Namun, bahan baku/penolong turun USD 983,5 juta (3,69 persen).
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Ekspor Indonesia Turun 4,15 Persen Jadi USD 21,40 Miliar di Februari 2023
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada penurunan ekspor Indonesia di Februari 2023 sebesar 4,15 persen dari Januari 2023. Secara nilai, besaran ekspor mencapai USD 21,40 miliar.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah mencatat, penurunan ini merupakan tren yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Sebut saja Januari 2023 yang kinerja ekspor juga mengalami penurunan.
"Secara month-to-month nilai ekspor Indonesia di Februari 2023 mencapai USD 21,40 miliar dan turun 4,15 persen dari bulan sebelumnya," ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (15/3/2023).
Jika dirinci, ekspor migas mengalami penurunan sekitar 20,26 persen atau turun dari USD 1,49 miliar menjadi USD 1,19 miliar.
Kemudian, ekspor non-migas juga mengalami penurunan dari USD 20,83 miliar ke USD 20,21 miliar.Â
"Pertama untuk nilai ekspor migas terjadi penurunan minus 20,26 persen atau turun nilai USD 1,49 miliar menjadi USD 1,19 miliar. Ekspor non-migas turun dari USD 20,83 miliar, menjadi 20,21 miliar usd atau turun -3,00 persen," urainya.
Penurunan terbesar ekspor nonmigas Februari 2023 terhadap Januari 2023 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar USD 277,0 juta (6,51 persen). Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar USD 141,0 juta (10,93 persen)
"Ekspor nonmigas Februari 2023 terbesar ke China yaitu USD 5,04 miliar, disusul Amerika Serikat USD1,91 miliar dan Jepang USD 1,74 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,99 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar USD 3,97 miliar dan USD 1,25 miliar," ucapnya.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Februari 2023 mencapai USD 43,72 miliar atau naik 10,28 persen dibanding periode yang sama 2022. Sementara ekspor nonmigas mencapai USD 41,05 miliar atau naik 8,73 persen.
Advertisement