Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan informasi dari laman resmi Bank Indonesia, kurs dolar AS (USD) pada hari ini Kamis (16/3/2023) untuk jual berada di Rp 15.441,83 begitu pula kurs beli Rp 15.288,17. Angka ini menunjukkan nilai rupiah yang masih lemah terhadap dolar AS.
Sementara, kurs jual Poundsterling Inggris hari ini dipatok sebesar Rp 18.774,18 dan kurs beli Rp 18.581,24. Euro hari ini memiliki kurs jual Rp 16.584,53 dengan kurs beli Rp 16.416,44. Belum ada perubahan yang mencolok.
Baca Juga
Kurs jual dolar Australia sebesar Rp 10.312,05 dan kurs beli Rp 10.206,38.
Advertisement
Beralih ke negara kawasan ekonomi besar di Asia, kurs jual Yen Jepang hari ini berada di Rp 11.451,97 per 100 Yen dan kurs beli Rp 11.335,49 per 100Â Yen. Sementara Kurs jual Yuan China sebesar Rp 2.240,35 diikuti kurs beli Rp 2.217,61.
Kurs jual Won Korea Selatan hari ini Rp 11,83 dengan kurs beli Rp 11,71 per Won dan juga dolar Hong Kong hari ini dengan kurs jual Rp 1.967,26 serta kurs beli sebesar 1.947,56.
Selanjutnya, negara kawasan Asia Tenggara hari ini mulai dari  dolar Singapura (SGD) memiliki kurs jual Rp 11.500,58       dan kurs beli Rp 11.381,90 juga Ringgit Malaysia dengan kurs jual Rp 3.451,46 dan kurs beli Rp 3.411,78.
Kurs jual Peso Filipina hari ini berada di Rp 281,07 dan kurs beli Rp 278,12 juga Thailand dengan kurs jualnya Rp 447,07 dan kurs belinya 442,37 per Baht.
Rupiah Tergelincir ke 15.433 per Dolar AS Gara-Gara Krisis Credit Suisse
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) jatuh di awal perdagangan Kamis ini. Pelemahan rupiah hari ini tersenggol isu krisis Credit Suisse yang mengalami kesulitan likuiditas.
Pada Kamis (16/3/2023), nilai tukar rupiah pada Kamis pagi dibuka turun 51 poin atau 0,33 persen ke posisi 15.433 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.382 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, masalah Credit Suisse memicu kekhawatiran pasar bahwa krisis perbankan Amerika Serikat menyebar ke Eropa. Hal itu mendorong pelaku pasar keluar dari aset berisiko dan masuk ke aset aman seperti emas dan dolar AS.
"Hal ini bisa mendorong pelemahan rupiah sebagai aset berisiko hari ini terhadap dolar AS," kata Ariston dikutip dari Antara.
Dolar AS menguat pada akhir perdagangan Rabu atau Kamis pagi WIB, didorong pembelian safe-haven setelah saham Credit Suisse jatuh menyusul pengungkapan kelemahan dalam laporan keuangan yang memperbaharui kekhawatiran investor bahwa krisis perbankan global yang meluas mungkin sedang terjadi.
Kejatuhan saham Credit Suisse ini menyusul kegagalan beberapa bank regional di Amerika Serikat dengan runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) California dan Signature Bank dari New York.
Saham Credit Suisse anjlok lebih dari 20 persen selama jam perdagangan, memicu kembali kekhawatiran tentang penularan sektor perbankan Amerika Serikat (AS) yang mendunia.
Advertisement
Sepak Terjang Credit Suisse
Didirikan pada 1856, Credit Suisse adalah bank terbesar kedua di Swiss, dan memiliki pengaruh penting di pasar modal global. Sejak 2021, bank diganggu oleh berita negatif seperti kerugian investasi. Harga saham Credit Suisse terus turun, dan nilai pasarnya turun drastis.
Pada awal Februari, Credit Suisse membukukan rugi bersih sebesar 7,3 miliar franc Swiss untuk tahun 2022, sedangkan pada tahun 2021 rugi bersihnya sebesar 1,7 miliar franc Swiss.
Saham-saham di Credit Suisse, yang berjuang untuk pulih dari serangkaian skandal, telah terpukul selama 12 bulan terakhir. Saham itu bernilai sekitar 80 franc Swiss pada tahun 2008, tetapi menyusut menjadi 1,55 franc Swiss pada Rabu (15/3).
Penurunan terbaru dipicu ketika pemegang saham terbesarnya, Saudi National Bank, mengatakan tidak dapat memberikan bantuan keuangan lebih lanjut untuk pemberi pinjaman yang kesulitan itu. Klien-klien kaya telah menarik miliaran dari bank.
Credit Suisse sedang melakukan perombakan besar-besaran, memotong biaya dan pekerjaan serta menciptakan bisnis terpisah untuk bank investasinya.
Gerak Rupiah Hari Ini
Di sisi lain, Ariston menuturkan pelemahan rupiah bisa tertahan karena krisis perbankan tersebut memperbesar kemungkinan Bank Sentral AS atau The Fed akan menahan suku bunga acuannya atau tidak terlalu agresif menaikkan suku bunganya pada rapat mendatang.
Ia memproyeksikan potensi pelemahan rupiah ke arah 15.400 per dolar AS, dengan peluang tertahan di kisaran .350 per dolar AS.
Pada Rabu 15 Maret 2023, rupiah ditutup menguat tiga poin atau 0,02 persen ke posisi 15.382 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.385 per dolar AS.
 Â
Advertisement