Liputan6.com, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono mengatakan, Credit Scoring adalah salah satu alat yang paling penting dalam manajemen risiko kredit. Credit Scoring memainkan peran penting untuk menetapkan layanan keuangan yang efisien.
"Di Indonesia, layanan Credit Scoring disediakan oleh dua jenis entitas, yaitu Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) sebagai Biro Kredit Konvensional, dan penyedia Innovative Credit Scoring (ICS)," kata Ogi dalam acara International Seminar on Promoting Digital Finance Inclusion for Micro, Small and Medium Enterprises (MSME) Through the Use of Credit Scoring (Day One), Di Nusa Dua, Bali, Kamis (16/3/2023).
Biro Kredit Konvensional biasanya menyediakan laporan dan Credit Scoring berdasarkan data kredit tradisional, seperti riwayat pembayaran pinjaman dan utang yang belum lunas.
Advertisement
Salah satu tujuan utama Biro Kredit adalah mengurangi risiko kredit dengan memberikan informasi yang lebih banyak kepada pemberi pinjaman tentang kelayakan kredit peminjam.
"Selain itu, Biro Kredit juga bermanfaat bagi peminjam dengan memungkinkan mereka membangun riwayat kredit dan meningkatkan Credit Scoring mereka dari waktu ke waktu," ujarnya.
Di sisi lain, ICS adalah bentuk Credit Scoring yang lebih baru yang menggunakan sumber data alternatif untuk menilai kelayakan kredit, seperti aktivitas media sosial, transaksi online, dan penggunaan ponsel.
ICS biasanya disediakan oleh perusahaan Fintech dan bertujuan untuk memberikan akses kredit kepada individu, dan entitas bisnis yang mungkin tidak memiliki riwayat kredit tradisional atau akses kredit yang terbatas.
Di samping itu, Ogi mencatat ada beberapa organisasi internasional yang mempromosikan praktik pelaporan kredit yang bertanggung jawab, seperti International Committee on Credit Reporting (ICCR), Association of Credit Reporting Networks (ACRN), dan Business Information Industry Association (BIIA).
"Organisasi-organisasi ini bekerja sama dengan regulator dan lembaga pelaporan kredit untuk mengembangkan praktik terbaik untuk pelaporan kredit dan memastikan bahwa data kredit digunakan dengan bertanggung jawab dan etis," pungkasnya.
Jamkrindo Targetkan Penjaminan Kredit Rp 340 Triliun di 2023
Sebelumnya, menyambut tahun 2023, Jamkrindo optimis dapat meraih kinerja baik di tahun 2023. Hal ini mengingat pengalaman perusahaan yang berhasil menorehkan kinerja positif di tahun-tahun menantang khususnya di masa pandemi Covid-19.
Di tahun 2023 ini, Jamkrindo menetapkan tema “Retained Growth and Profitability” yang berfokus mempertahankan pertumbuhan dan profitabilitas bisnis penjaminan, serta mengembangkan/memperkuat jejaring dan peran dalam pengembangan UMKMK dan industri penjaminan.
“Di tahun 2023 kami optimis dapat memperoleh volume penjaminan sebesar Rp 340 triliun, yang didukung dengan peningkatan volume penjaminan KUR, dan volumen penjaminan non KUR,” ujar Direktur Utama PT Jamkrindo Hendro Padmono, Rabu (15/2/2023).
Adapun realisasi volume penjaminan Jamkrindo di tahun 2022 ialah sebesar Rp 312,36 triliun, yang terdiri dari jumlah penjaminan KUR sebesar Rp 201,30 triliun dan jumlah penjaminan Non KUR sebesar Rp 111,05 triliun.
Advertisement
Raih Peringkat idAA+ dari Pefindo
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) sebagai lembaga pemeringkat, kembali memberikan peringkat idAA+ untuk PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), dengan prospek stabil untuk periode 27 Desember 2022 sampai dengan 1 Desember 2023.
Pefindo menyatakan, perusahaan penjaminan dengan peringkat idAA memiliki karakteristik keamanan keuangan yang sangat kuat dibandingkan perusahaan lainnya di Indonesia, dengan hanya sedikit perbedaan dibandingkan peringkat yang lebih tinggi. Adapun tanda tambah (+) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif kuat dan di atas rata-rata kategori.