Sukses

Hambatan Makro Menghadang, Lippo Karawaci Masih Yakin Capai Target Prapenjualan Rp 4,9 Triliun di 2023

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) telah mengumumkan target prapenjualan sebesar Rp 4,9 triliun pada 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) telah mengumumkan target prapenjualan sebesar Rp 4,9 triliun pada 2023. Untuk mengejar target tersebut, Lippo Karawaci akan meluncurkan sejumlah produk baru untuk memperluas penetrasi pasar, mulai dari pembeli rumah perdana hingga kelas premium.

Selain berkomitmen untuk mengenalkan produk baru dengan harga yang beragam untuk menarik segmen pembeli baru, Lippo Karawaci juga akan berupaya memenuhi pangsa pasar yang lebih besar.

"Kami juga terus mengamati faktor risiko makro yang dapat mempengaruhi penjualan pemasaran ke depan. Kami bangga dengan pencapaian kami di tahun 2022. Namun, perlu mengelola hambatan makro yang semakin menantang pada 2023, termasuk tekanan inflasi dan meningkatnya lingkungan suku bunga, yang dapat menyebabkan melemahnya permintaan," jelas Group CEO Lippo Karawaci  John Riady, dalam keterangan tertulis, Kamis (16/3/2023). 

John Riady juga menambahkan sebagian besar prapenjualan 2023 akan didorong oleh produk residensial baru, termasuk proyek rumah tapak hingga unit apartemen bertingkat rendah dan menengah di kawasan Lippo Village dan Lippo Cikarang.

Seperti diketahui, Lippo Karawaci membukukan pra penjualan sebesar Rp 4,76 triliun pada tahun 2022. Lebih dari 53 persen pra penjualan 2022 didorong oleh proyek perumahan yang menargetkan pemilik rumah perdana seperti Cendana Homes Series, Waterfront Uptown Estates, Holland Village Manado, dan proyek perumahan di Tanjung Bunga.

Adapun dari sisi kontribusi penjualan berdasarkan lokasi, Lippo Village tetap menjadi kontributor terbesar dengan 37 persen, diikuti oleh Lippo Cikarang dengan 29 persen.

2 dari 3 halaman

Deretan Komitmen Lippo Karawaci dalam Menghijaukan kawasan Kota Mandiri

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) berkomitmen melakukan peremajaan dan perawatan penghijauan, terutama di sejumlah kota mandiri yang telah dikembangkan. Beberapa kota mandiri tersebut adalah Lippo Village, Lippo Cikarang, dan Tanjung Bunga.

Komitmen itu sendiri kemudian diwujudkan melalui investasi yang signifikan untuk peremajaan dan perawatan penghijauan di ruang umum, terutama degan menanam pohon dan membudidayakan tanaman lokal.

Dari tahun 2019 hingga 2021, Lippo Karawacitelah menghabiskan lebih dari Rp 1 miliar untuk meremajakan ruang hijau yang pasif atau terlantar di Lippo Village, yang menghasilkan tambahan 32.000 m2 ruang hijau terbuka untuk dinikmati penghuni dan masyarakat umum.

Lippo Karawaci juga telah menanam lebih dari 165.000 pohon di tiga perkotaan terbesar Lippo Karawaci, yakni di Lippo Village, Lippo Cikarang, dan Tanjung Bunga, yang sebagian besar ditanami oleh penduduk lokal dan komunitas masyarakat.

Selain menciptakan lingkungan yang asri, pohon-pohon tersebut juga berfungsi sebagai penyaring karbon di udara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).  

 

3 dari 3 halaman

Temperatur Harian

Upaya melakukan penanaman pohon dan penempatan area terbuka hijau di tempat yang strategis juga membantu mengurangi panas di lingkungan perkotaan. Contohnya, rata-rata temperatur harian di Lippo Village adalah 28 derajat Celcius, yang mana 3 derajat lebih rendah daripada rata-rata temperatur harian di Jakarta yaitu 31 derajat Celcius.

Group CEO Lippo Karawaci John Riady mengatakan, sejak awal pendiriannya, Lippo Karawaci memiliki visi untuk memberikan dampak kehidupan melalui pengembangan kota-kota mandiri yang terencana dan berkelanjutan dalam lingkungan hijau serta infrastruktur fisik dan sosial kelas satu. 

"Manajemen LPKR juga berkomitmen untuk lebih mengintegrasikan keberlanjutan dalam strategi dan operasi bisnis, dengan membangun momentum yang baik dari upaya keberlanjutan perusahaan," kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (10/2/2023).Â