Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan IKN Nusantara akan menjadi percontohan penggunaan kendaraan listrik secara masif. Termasuk implementasi bus listrik sebagai transportasi umum.
Pada sektor ini juga yang menjadi salah satu daya tarik bagi investor, kata Menhub Budi. Lantaran, penggunaan electric vehicle ini menjadi selaras dengan konsep kota ramah lingkungan dan keberlanjutan dari IKN Nusantara.
Baca Juga
"IKN yang juga menariknya itu adalah electric vehicle, jadi kami dimandatkan oleh pak Presiden adalah IKN ini satu contoh electric vehicle yang lebih intensif. Penggunaan bis kalau bisa, buss listrik. Kalau gunakan kendaraan sehari-hari mobil listrik," ungkapnya.
Advertisement
Mengenai pengembangannya, dia berujar kalau sedang mengusahakan pembuatan kendaraannya di dalam negeri, seperti bus listrik. Namun, jika tidak memungkinkan, bisa melalui skema kerja sama dengan negara asing, tapi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) harus lebih dari 50 persen.
"Kami sedang merintis untuk dilakukan kalau bisa didalam negeri, kalau enggak bisa, kerja sama dengan negara pembuat tapi harus dibangun di Indonesia, atau di assembly di Indonesia dengan TKDN diatas 50 persen," terang Menhub Budi.
Ini menjadi salah satu ketentuan yang perlu diikuti oleh investor-investor penanam modal atau yang ingin terlibat.
"Nah itu jadi rule of the game yang sudah di gariskan bapak presiden dan pak Menko Marinves selalu mengawal hal-hal tersebut," tambah dia.
Â
Rendah Karbon
Kehadiran petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) terkait penggunaan material hijau dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan mempercepat implementasi kebijakan pembangunan berkelanjutan. Salah satunya di IKN Nusantara.
Hal tersebut menjadi salah satu poin penting yang digarisbawahi dalam seminar "Sustainable Infrastructure Forum: Komitmen Bersama untuk Pengurangan Emisi Karbon dan Strategi Pembiayaan Infrastruktur Berkelanjutan" yang digelar Kementerian PUPR bersama Indonesia Water Institute (IWI), dan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) di Auditorium Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Rabu (15/3/2023), kemarin.
Seminar nasional tersebut dihadiri oleh Ir. Jarot Widyoko, Sp-1, Direktur Jendral Sumber Daya Air Kementerian PUPR, mewakili Menteri PUPR Ir. M. Basuki Hadimuljono, M.Sc., Ph.D., dan sejumlah narasumber lintas sektor antara lain jajaran Kementerian PUPR, Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), PT Wijaya Karya Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, dan ahli konstruksi tanah air.
Jarot Widyoko menyatakan pentingnya penggunaan material yang ramah lingkungan. Menurutnya, implementasi konstruksi berkelanjutan harus didukung oleh rantai pasok sumber daya konstruksi dengan mengutamakan produk lokal, unggulan dan ramah lingkungan.
"Salah satu langkah konkritnya adalah meningkatkan penggunaan semen non-OPC (Non-Ordinary Porland Cement), yang dapat berkontribusi dalam penurunan emisi karbon serta meningkatkan akurasi spesifikasi material semen sesuai peruntukan pekerjaan konstruksi," papar Jarot.
Jarot menambahkan, hasil penelitian Balitbang PUPR pada tahun 2014 -- 2018 menunjukkan bahwa Semen Non-OPC memiliki kinerja yang setara dengan Semen OPC.
"Untuk itu, kepada seluruh badan usaha, saya meminta ini menjadi perhatian kita bersama untuk mulai menggunakan material ramah lingkungan salah satunya semen non-OPC yang telah memenuhi ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Beton," lanjutnya.
Â
Advertisement
Pemanasan Global
Founder Indonesia Water Institute sekaligus Staf Khusus Menteri PUPR Firdaus Ali, mengatakan salah satu penyebab pemanasan global adalah karena peningkatan jumlah emisi karbon dan gas rumah kaca.
"Peningkatan jumlah emisi karbon dan gas rumah kaca menjadi salah satu penyebab pemanasan global yang kemudian memicu terjadinya perubahan iklim dan anomali cuaca di hampir seluruh belahan bumi," ujar Firdaus.
Firdaus menekankan pentingnya mendorong implementasi kebijakan terkait infrastruktur, konstruksi berkelanjutan, dan green materials.
Firdaus mengatakan, pembangunan green industrial sudah mulai dikembangkan di Kalimantan Utara dengan menggunakan energi baru terbarukan. Konsep ini juga sedang diterapkan di IKN Kalimantan Timur.