Sukses

Rupiah Hari Ini Melemah ke 15.183 per Dolar AS Seiring Kekhawatiran Meluasnya Krisis Perbankan

Pada Senin (27/3/2023), nilai tukar rupiah hari ini dibuka turun 30 poin atau 0,19 persen ke posisi 15.183 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.153 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan di awal pekan ini. Pelemahan rupiah ini terjadi seiring kekhawatiran pasar terhadap meluasnya krisis perbankan.

Pada Senin (27/3/2023), nilai tukar rupiah hari ini dibuka turun 30 poin atau 0,19 persen ke posisi 15.183 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.153 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS hari ini karena kekhawatiran pasar terhadap meluasnya krisis perbankan," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra dikutip dari Antara.

Ariston menuturkan kabar tentang naiknya biaya credit default swap salah satu Bank Besar Eropa, Deutsche Bank, karena kekhawatiran gagal bayar di tengah krisis perbankan dan laporan terkait penarikan deposit oleh nasabah di bank-bank kecil Amerika Serikat (AS) menambah kekhawatiran krisis perbankan masih berpotensi meluas.

Menurut dia, hal tersebut bisa mendorong pelaku pasar masuk ke aset aman lagi sehingga dapat membebani rupiah.

Kekhawatiran atas potensi penularan di luar bank regional yang mengancam untuk menyebar ke rekan-rekan mereka yang lebih besar dipicu oleh aksi jual saham bank Eropa.

Aksi jual itu didorong oleh meningkatnya biaya untuk mengasuransikan utang Deutsche Bank, yang ditunjukkan oleh credit default swaps, yang muncul setelah pembelian Credit Suisse yang disponsori negara, telah masuk ke dalam narasi tekanan di seluruh sektor.

Saham perbankan global telah terpukul sepanjang bulan setelah keruntuhan mendadak dua pemberi pinjaman AS dan penyelamatan bank Swiss Credit Suisse yang kesulitan minggu lalu, dengan pihak berwenang turun tangan untuk meredakan kegelisahan investor.

Koreksi dari Kenaikan Jumat 

Selain itu, Ariston menuturkan penguatan rupiah terhadap dolar AS yang dalam pada perdagangan Jumat (24/3) di tengah kekhawatiran pasar, memunculkan peluang koreksi.

Di sisi lain, ekspektasi bahwa The Fed tidak akan agresif lagi menaikkan suku bunga acuannya tahun ini karena krisis perbankan di AS masih membantu mendongkrak nilai tukar lain terhadap dolar AS, sehingga jika kekhawatiran tentang krisis itu mereda, dolar AS bisa tertekan lagi.

Ariston memproyeksikan peluang tekanan rupiah ke arah 15.200 per dolar AS, dengan potensi tertahan di kisaran 15.100 per dolar AS.

2 dari 3 halaman

Uang Beredar di Indonesia Tembus Rp 8.300 Triliun per Februari 2023

Bank Indonesia (BI) melaporkan, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2023 tetap tumbuh positif. 

Posisi M2 pada Februari 2023 tercatat sebesar Rp 8.300,0 triliun atau tumbuh 7,9 persen (yoy). Perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 6,6 persen (yoy).

"Perkembangan M2 pada Februari 2023 terutama didorong oleh perkembangan aktiva dalam negeri bersih. Perkembangan aktiva dalam negeri bersih tumbuh sebesar 8,2 persen (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 8,7 persen (yoy), sejalan dengan perkembangan modal dan tagihan lainnya kepada sektor swasta," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (24/3/2023).

Di sisi lain, penyaluran kredit pada Februari 2023 tumbuh sebesar 10,4 persen (yoy), setelah tumbuh 10,2 persen pada bulan sebelumnya sejalan dengan perkembangan kredit produktif maupun konsumtif.

Sementara itu, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus) terkontraksi sebesar 19,6 persen (yoy), setelah terkontraksi sebesar 20,5 persen (yoy) pada Januari 2023.

3 dari 3 halaman

Marak Uang Kembalian Pakai Permen, BI: Masyarakat Berhak Menolak

Bank Indonesia (BI) buka suara soal fenomena uang kembalian diganti dengan permen, gorengan atau hal lainnya masih marak dilakukan pelaku usaha di Indonesia.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim, menegaskan semua transaksi wajib menggunakan rupiah termasuk uang kembalian. Artinya, tidak boleh menggunakan permen maupun hal lainnya.

"Ketentuan kita semua transaksi pembayaran wajib menggunakan rupiah. Oleh karena itu masyarakat berhak, wajib menggunakan rupiah dalam setiap transaksinya, termasuk pengembalian harus menggunakan yang namanya rupiah," kata Marlison usai Kick Off Serambi 2023, di Kantor BI, Senin (20/3/2023).

Selain itu, masyarakat juga berhak menolak jika ada pihak yang mengembalikan uang kembalian dalam bentuk selain rupiah. Selanjutnya, masyarakat bisa mengadukan langsung ke aparat penegak hukum jika terjadi pemaksaan dalam hal pengembalian uang tersebut.

"Kalau ada pihak tertentu yang mengembalikan bukan dalam bentuk uang tapi barang, masyarakat berhak menolak, atau tidak menerima," ujarnya.

Sanksi

Menurut Marlison, terdapat sanksi yang atur mengenai hal tersebut. Namun, ia tidak menyebutkan secara rinci sanksinya apa saja.

Tapi yang pasti, masyarakat berhak menolak dan alat pembayaran yang sah adalah rupiah, bukan permen atau yang lainnya. "Apa sanksinya? Dalam ketentuan sih sudah disebutkan, tapi yang menetapkan sanksi pidana atau tidak, aparat penegak hukum tadi," katanya.