Sukses

Rupiah Hari Ini 29 Maret 2023 Dibuka di 15.085 per Dolar AS, Ada Kans Menguat?

Rupiah pada Rabu pagi dibuka bertahan di posisi 15.085 per dolar AS, serupa dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar (kurs) rupiah berpotensi menguat pada Rabu, 29 Maret 2023. Kans penguatan rupiah ini terjadi di tengah sentimen risk on di pasar.

Rupiah pada Rabu pagi dibuka bertahan di posisi 15.085 per dolar AS, serupa dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya.

"Rupiah berpotensi kembali menguat oleh pelemahan dolar AS di tengah sentimen risk on di pasar dengan meredanya kekhawatiran akan masalah di sektor perbankan," kata analis DCFX Futures Lukman Leong dikutip dari Antara, Rabu (29/3/2023).

Namun menurut Lukman, penguatan rupiah mungkin dibatasi oleh naiknya imbal hasil obligasi AS, dengan imbal hasil tenor dua tahun di posisi 4,0785 persen dan 10 tahun di 3,57 persen.

Dampak sentimen risk on akan menguatkan asset dan mata uang berIsiko dan melemahkan safe haven seperti dolar AS dan Yen Jepang.

Pengumuman Senin (27/3/2023) bahwa First Citizens BancShares Inc akan mengakuisisi simpanan dan pinjaman dari Silicon Valley Bank yang gagal memicu optimisme tentang kondisi sektor perbankan yang mengguncang pasar keuangan.

Ada juga harapan untuk dukungan ekstra untuk pendanaan bank, setelah laporan bahwa otoritas AS sedang mempertimbangkan tahap awal untuk memperluas fasilitas pinjaman darurat.

Bank Sentral AS Naikkan Suku Bunga

Bank Sentral AS atau The Fed pada Rabu (22/3/2023) menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, seperti yang diharapkan, tetapi mengambil sikap hati-hati terhadap prospek karena gejolak sektor perbankan bahkan ketika Ketua Fed Jerome Powell tetap membuka pintu untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan.

Pasar menilai peluang lebih dari 80 persen Fed tidak menaikkan suku bunga dalam pertemuan berikutnya pada Mei dan mengantisipasi penurunan suku bunga pada awal Juli, menurut alat CME FedWatch.

Lukman memperkirakan nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.000 per dolar AS sampai dengan Rp15.150 per dolar AS.

Pada Selasa (28/3) kurs rupiah ditutup naik 78 poin atau 0,51 persen ke posisi 15.085 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.163 per dolar AS.

 

2 dari 3 halaman

Tenang, Bank Indonesia Yakin Rupiah Makin Perkasa di 2023

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, memprediksi nilai tukar rupiah akan menguat tahun ini. Hal itu didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan kinerja positif.

"Kami meyakini nilai tukar Rupiah akan menguat karena faktor fundamental semuanya memberikan justifikasi dasar bahwa nilai tukar Rupiah akan menguat," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022, Senin (30/1/2023).

Dia menyampaikan, pada tahun 2022, Bank Indonesia memperkirakan perekonomian Indonesia bisa tumbuh bias ke atas dalam kisaran 4,5 sampai 5,3 persen. Bahkan BI optimis tahun 2022 bisa tumbuh paling tidak di kisaran 5,2 persen.

Mengutip data BPS, secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari s.d Desember 2022 mencapai USD291,98 miliar atau naik 26,07 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2021.

Kemudian, inflasi yang terjadi di Indonesia juga turun lebih cepat dari perkiraan, dari 6,5 persen menjadi 5,51 persen. Sedangkan negara lain inflasinya masih di atas 8 persen. Stabilitas nilai tukar rupiah juga mengalami penguatan, transaksi berjalan surplus, kredit tumbuh 11,1 persen, dan masih banyak hal lainnya yang tumbuh cemerlang.

Hal itulah yang menjadi dasar optimisme Bank Indonesia bahwa kurs rupiah 2023 diyakini akan menguat. Disamping itu, Bank Indonesia juga memprediksi transaksi berjalan akan seimbang dan neraca pembayaran akan surplus, demikian dengan aliran modal diproyeksi akan mengalir deras.

"Untuk itu, pertumbuhan tinggi, inflasi rendah neraca pembayaran surplus dan prospek ekonomi yang baik, itu mendasarkan keyakinan kami bahwa rupiah akan menguat setelah tentu saja gejolak Global ini semakin mereda," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Kondisi Global

Kendati demikian, Perry menegaskan di tahun 2023 tetap harus waspada, karena kondisi global masih bergejolak dan dilanda ketidakpastian.

Namun, Bank Indonesia tetap optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bisa tumbuh di kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen.

"2023 kita harus waspada Global masih belum bersahabat masih bergejolak tapi dengan keyakinan kita mari kita optimis. Bank Indonesia memperkirakan di tahun 2023 ini pertumbuhan 4,5 sampai 5,3 persen kemungkinan sekitar 4,9 persen, bisa saja konsumsi cepat bisa mengarah ke 5 persen (pertumbuhannya)," pungkasnya.