Sukses

Sering Terjebak Macet saat Mudik Lebaran, Pengusaha Bus Khawatir Rugi

Organisasi Angkutan Darat (Organda) mengakui sering terjebak macet pada periode mudik Lebaran. Utamanya, terjebak macet setelah mengantar dari kota asal ke kota tujuan.

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Angkutan Darat (Organda) mengakui sering terjebak macet pada periode mudik Lebaran. Utamanya, terjebak macet setelah mengantar dari kota asal ke kota tujuan.

Sekretaris Jenderal Organda Ateng Haryono mengungkap, arus mudik biasanya berasal dari Jabodetabek ke arah timur hingga ke Jawa Timur. Selain itu, dari Jabodetabek ke arah Sumatera. Dia mengaku, perjalanan cukup lancar ketika mengantar pemudik. Namun, kendaraan seperti bus, ketika periode mudik itu kerap tersendat saat kembali dari pengantaran.

"Catatannya ketika semua perjalanan itu menuju ke, mudiknya ke timur atau barat ke Sumatera itu satu arah dan yang sebaliknya itu menggunakan arteri nasional, catatannya bahwa bagi kami para angkutan jalan bus antar kota begitu, ketika jalan ke sana enggak apa apa, ketika pulang hadapi kemacetan luar biasa," kata dia kepada Liputan6.com, Rabu (29/3/2023).

Salah satu alasan kemacetan adalah banyaknya kendaraan pribadi, utamanya sepeda motor yang menggunakan jalur arteri. Sehingga, kepadatan pun tak bisa dihindari.

Ateng mengisahkan, saat keberangkatan, bisa saja armada angkutan bus melakui jalan tol, ditambah dengan sistem satu arah, maka perjalanan menjadi lancar. Namun, karena satu arah tadi, bus yang seharusnya kembali, jadi perlu mengambil jalur lain, dimana sudah padat oleh kendaraan pribadi.

"Satu arah misal Cipali sampai ujung mungkin tak hanya Kalikangkung, sampai Kartasura, tentunya habis drop penumpang di Jawa (bagian tengah dan timur), itu perlu waktu (untuk kembali), sehingga penumpang yang di waktu berikutnya agak keteter," ungkapnya.

Di berharap ada skema arus lalu lintas yang lebih memudahkan bagi angkutan darat. Sehingga, konsumen tidak menjadi korban karena dirugikan akibat bus yang dijadwalkan mengangkutnya terlambat.

"Kita bisa memberikan kesempatan kepada saudara kita yang sudah siapkan daya untu bisa Ledaran di kampung tapi kita berikan kenyamanan dengan perjalanan lancar termasuk tak tunggu bus secara lama," bebernya.

2 dari 3 halaman

Puncak Arus Mudik via Tol

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memperkirakan, puncak arus mudik Lebaran via jalan tol akan terjadi pada 17-20 April 2023.

Kepala BPJT Kementerian PUPR Danang Parikesit mengatakan, kepadatan lalu lintas mudik Lebaran nantinya masih akan banyak berpusat dari Jakarta ke arah timur (Jawa Tengah dan Jawa Timur) maupun barat (Pulau Sumatera).

"Puncak mudik ke timur tanggal 19 dan 20 (April 2023). Puncak mudik ke Sumatera tanggal 17-18 (April 2023)," ujar Danang kepada Liputan6.com, Rabu (29/3/2023).

Mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak mudik tersebut,Kementerian PUPR buka potensi adanya 83,5 km jalan tol baru di Pulau Jawa yang bisa dioperasikan secara fungsional alias gratis pada musim mudik Lebaran 2023.

 

3 dari 3 halaman

Jalan Tol Fungsional

Jalan tol fungsional yang potensi dibuka gratis saat arus mudik nanti di Jawa total ada 9 ruas. Antara lain, Tol Cinere-Jagorawi, Seksi 3B Krukut-Limo sepanjang 2,2 km. Lalu juga ada Tol Serpong-Cinere Seksi 2 Pamulang-Cinere (3,6 km), Tol Cibitung-Cilincing Seksi 4 Taruma Jaya-Cilincing (7,3 km).

Kemudian, Jalan T Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) juga total akan dioperasikan fungsional sepanjang 32,5 km. Terdiri dari Seksi Cimalaka-Dawuan, Seksi 1 Cileunyi-Pamulihan (11,40 km), Seksi 2 Pamulihan-Sumedang (17,05 km), dan Seksi 3 Sumedang-Cimalaka (4,05 km).

Lalu, Tol Ciawi-Sukabumi Seksi 2 Cigombong-Cibadak (11,9 km), Tol Cimanggis-Cibitung Seksi 2A Jatikarya-Cikeas (3,5 km), Tol Pasuruan-Probolinggo Seksi 4A Probolinggo Timur-IC Gending (8,6 km), Tol Serpong-Balaraja Seksi IB CBD BSD-Legok (5,4 km), dan Jalan Tol Jakarta Cikampek II Selatan, Paket 3 Kutanegara-Sadang (8,5 km).