Liputan6.com, Jakarta Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) / Indonesia Eximbank melakukan kunjungan balasan ke Standard Chartered Bank, Indonesia Branch yang berlokasi di Menara Standard Chartered beberapa waktu lalu.
Baca Juga
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Rino Donosepoetro - President Commissioner, Andrew Chia - Cluster CEO, Indonesia and ASEAN Markets (Australia, Brunei and The Philippines), Adhi Sulistyo - Head of Global Markets, Prashant Hampihallikar - Head of Corporate, Commercial, and Institutional Banking, Petrus Handy Soelaiman - Executive Director and Head Financial Institutions dan Ristianti Putri - Director, Financial Institutions.
Advertisement
Riyani Tirtoso, Direktur Eksekutif LPEI didampingi jajaran manajemen menjelaskan kinerja tahun 2022 dan proses transformasi LPEI ke depan.
Pada kesempatan yang sama, lembaga yang memiliki 4 mandat untuk mendukung ekspor nasional (Pembiayaan, Penjaminan, Asuransi dan Jasa Konsultasi) ini juga membahas finalisasi opportunity perluasan kerjasama termasuk penyediaan bilateral term loan facility.
"LPEI memberikan apresiasi terhadap dukungan yang diberikan Standard Chartered Bank untuk melanjutkan transformasi lembaga, termasuk proses set-up ESG di LPEI, serta pengembangan transaksi bisnis lain seperti co-financing, guarantee, liquidity management dan sustainability deposit," kata Riyani Tirtoso, Rabu (30/3/2023).
Standard Chartered Bank telah menjalin hubungan dengan LPEI sejak 2009. Kerjasama lainnya bersama Standard Chartered Bank antara lain rekening Nostro USD, jaringan korespondensi SWIFT yg luas, counter guarantee dan funding sejak 2012.
3 Negara Primadona Tujuan Ekspor Terbesar Indonesia
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor non migas dari Indonesia masih paling banyak menyasar ke China dengan nilai USD 5,04 miliar pada periode Februari 2023.
Kendati pada periode yang sama, ada penurunan yang cukup besar terhadap ekspor non migas ke China. Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Habibullah mengatakan China masih memegang pangsa pasar ekspor non migas Indonesia dengan 24,93 persen. Diikuti oleh Amerika Serikat, Jepang, India, dan Malaysia.
"3 negara pangsa ekspor non migas terbesar itu Tiongkok, Amerika Serikat dan Jepang," kata dia dalam konferensi pers BPS, Rabu (15/3/2023).
"Tiongkok sebesar USD 5,04 miliar dengan pangsa sebesar 24,93 persen. Untuk Amerika Serikat dengan nilai USD 1,91 miliar dengan pangsa pasar 9,46 persen. Jepang USD 1,74 miliar dengan pangsa 8,60 persen," sambung Habibullah.
Mengacu data yang ditampilkannya, India juga turut jadi tujuan ekspor Indonesia dengan nilai USD 1,61 miliar atau pangsa pasar 7,98 persen. Kemudian Malaysia dengan USD 910 juta dengan pangsa pasar 4,51 persen.
Selanjutnya, ada Singapura dengan nilai USD 810 juta atau 4,02 persen pangsa pasar. Korea Selatan dengan USD 710 juta atau 3,52 persen pangsa pasar. Lalu, Thailand dengan nilai USD 560 juta atau 2,75 persen pangsa pasar. Taiwan dengan nilai USD 540 juta atau 2,66 persen pangsa pasar. Serta, Belanda dengan USD 310 juta atau 1,53 persen pangsa pasar.
Advertisement
Secara Agregat
Mengacu pada komposisi ekspor ini, Habibullah mengatakan kalau secara agregat negara Asia Tenggara masih menjadi pangsa pasar terbesar ekspor non migas Indonesia.
"Jika kita lihat secara agregat total ekspor untuk wilayah ASEAN itu sebesr USD 3,97 miliar dengan pangsa pasar 19,65 persen. Untuk total ekspor Indonesia ke wilayah Uni Eropa itu sebesar USD 1,25 miliar dengan pangsa pasar 6,17 persen," urainya.
"Kalau kita lihat 10 negara pangsa pasar ekspor terbesar ini memberikan share sebesar 68,96 persen terhadap total ekspor non migas Indoneisa," pungkas Habibullah.