Liputan6.com, Jakarta Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN berakhir sore ini. Salah kecepatannya para perwakilan negara anggota ASEAN menyepakati untuk meningkatkan kerjasama dalam hal sistem pembayaran di kawasan.
“Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral bisa utk meningkatkan pembayaran konektivitas regional antar negara-negara anggota ASEAN,” Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali, Jumat (31/3).
Baca Juga
Perry menuturkan tahun 2022, saat Indonesia memimpin Presiden G20, 5 bank sentral dari negara kawasan ASEAN telah menandatangani MoU terkait dengan cross-border interconnectivity dan interoperability, penggunaan QRIS dan transaksi lokal.
Advertisement
“Bank Indonesia, Bank Negara Malaysia, Monetary Authority Singapore, dan Bank of Thailand dan Filipina telah menandatangani MoU terkait dengan cross-border interconnectivity dan interoperability, penggunaan QRIS dan transaksi lokal,” tutur Perry.
Vietnam, Brunei, Kamboja dan Laos Menyusul
Kerja sama ini pun akan diperluas di negara-negara kawasan ASEAN. Sistem pembayaran konektivitas regional akan diperluas mencakup anggota negara ASEAN lainnya.
“Vietnam, Brunei, Kamboja dan Laos sudah memberikan niat mereka bergabung melaksanakan konektivitas pembayaran regional,” kata dia.
Selain itu ASEAN 5 akan meningkatkan upaya dan menghubungkan pembayaran lintas batas di bawah proyek Bank For International Settlement (BIF). Mereka Minggu lalu telah bergabung konektivitas multilateral utk berikutnya.
“Jadi konektivitas ASEAN bukan hanya 5 tapi akan diperluas menjadi 10 dan akan diperluas secara global dengan proyek berikutnya,” kata dia.
Gubernur BI Perry Warjiyo Kobarkan Semangat Ekonomi Berkelanjutan di ASEAN
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan pertemuan ASEAN Finance Ministers & Central Bank Governors Meeting (AFMGM) 2023 di Nusa Dua, Bali pada Jumat, 31 Maret 2023.
Dalam sambutannya di pertemuan itu, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan kepada para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN bahwa pentingnya tindakan nyata untuk mewujudkan ekonomi berkelanjutan.
"Sebagai Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan, kita harus memanfaatkan keahlian dan pengalaman kolektif kita untuk mengembangkan kebijakan dan langkah-langkah yang mendorong ketahanan ekonomi, keberlanjutan dalam inklusi," kata Perry Warjiyo dalam pembukaan AFMGM 2023, Jumat (31/3/2023).
"Saya ingin mendorong kita semua untuk fokus dan berkonsentrasi pada tindakan nyata dan praktis, yang dapat mengatasi tantangan yang muncul, sekaligus integrasi regional pada langkah yang tepat" sambungnya.
Perry Warjiyo juga mengajak Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN untuk melihat perkembangan secara global, serta bergerak sangat cepat.
"Inilah semangat gubernur bank sentral yang kita bahas tadi pagi," ujarnya.
Seiring dengan pulihnya dunia secara bertahap pasca pandemi COVID 19 dan berbagai isu global yang berkembang, kawasan ASEAN menyerukan ketahanan sambil mengakui perlunya mempercepat mesin pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan, jelas Gubernur BI.
Pada saat yang sama dunia berkembang pesat dan beradaptasi dengan agenda baru yang muncul, di antaranya digitalisasi dan keuangan berkelanjutan.
"Indonesia dengan hati-hati menyusun agenda prioritasnya untuk mengatasi masalah yang muncul ini, serta menyadari bahwa ada panggilan mendesak bagi ASEAN untuk berkontribusi lebih banyak pada upaya global untuk pertumbuhan dan stabilitas serta kebutuhan untuk mempercepat pencapaian tujuan integrasi keuangan ASEAN," pungkas Perry Warjiyo.
Advertisement
Sri Mulyani Ajak Negara ASEAN Kontribusi Jaga Ketahanan Ekonomi Kawasan
Pertemuan ASEAN Finance Ministers & Central Bank Governors Meeting (AFMGM) 2023 telah berlangsung di Nusa Dua, Bali pada Jumat 31 Maret 2023. Pada pembukaan acara pertemuan itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyambut para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN dengan mendorong kembali kerja sama ekonomi ASEAN.
Dengan Indonesia yang memegang keketuaan ASEAN 2023, Sri Mulyani kembali memaparkan inisiatif dari enam komite kerja ASEAN yaitu layanan keuangan, liberalisasi, liberalisasi akun modal, pengembangan pasar modal, inklusi keuangan, kerangka integrasi perbankan ASEAN, dan sistem pembayaran dan pelunasan.
"(Inisiatif) ini merupakan alat penting bagi kita semua sehingga dapat menyumbangkan ketahanan ekonomi kawasan, serta ketahanan ekonomi masing-masing individu," kata dia.
Beberapa dari inisiatif ini bahkan ada sudah berlangsung lama, sejak tahun 1999 dan ada pula yang relatif baru, yaitu dari tahun 2015.
"Sebagai Forum pengambilan keputusan tertinggi di bawah badan sektoral kita, tentu menjadi tanggung jawab bersama untuk berkolaborasi dan membuat kemajuan nyata mengelola semua inisiatif ini secara strategis agar terus memberikan manfaat optimal bagi kita semua," ujar Menkeu.