Sukses

KAI Sediakan Kuota 6,9 Juta Kursi dan 58 Kereta Tambahan Mudik Lebaran 2023

PT KAI (Persero) menyediakan total lebih dari 6,9 juta kursi untuk angkutan mudik Lebaran 2023 lewat moda kereta api.

Liputan6.com, Jakarta - PT KAI (Persero) menyediakan total lebih dari 6,9 juta kursi untuk angkutan mudik Lebaran 2023 lewat moda kereta api. Kapasitas tersebut diberikan untuk menunjang pergerakan mudik dan balik Hari Raya Idul Fitri 1444 H selama 19 hari.

"Jadi selama 19 hari angkutan lebaran, kereta api menyediakan 6.936.532 tempat duduk. Terdiri dari kelas eksekutif 14 persen 987.380 seat, bisnis 2 persen 137.600, dan mayoritas di kelas ekonomi adalah 5.811.522 atau 84 persen," jelas Dirut KAI Didiek Hartantyo dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Senin (3/4/2023).

Adapun untuk kereta api mudik Lebaran 2023, Didiek menyampaikan, PT KAI (Persero) total menyediakan 4.076.488 tiket kapasitas angkut induk yang dikelola oleh perusahaan induk.

"Jadi untuk di induk sendiri ada sekitar 4 juta, sementara untuk yang dijalankan oleh anak perusahaan sekitar 2,8 juta," terang Didiek.

Dari jumlah angkutan induk tersebut, ia memaparkan, sebanyak 3.065.443 di antaranya merupakan kereta api atau KA Jarak Jauh. Sebanyak 2.520.056 merupakan KA reguler, dan 545.348 kereta api tambahan.

"Sementara yang 1 juta ini merupakan KA lokal baik KA PSO, komersial, maupun perintis. Sementara yang 2.800.000 ini rata-rata untuk angkutan commuter maupun angkutan bandara," imbuhnya.

Tak hanya menambah kapasitas kursi, Didiek meneruskan, KAI juga menyiapkan 58 kereta tambahan untuk angkutan mudik Lebaran 2024.

"Kereta api sendiri melakukan peningkatan perjalanan sebanyak 19 persen, dari 281 KA per hari menjadi 339 KA per hari. Diantaranya juga terdapat KA lebaran 53, kemudian 8 KA PSO, dan 2 KA tambahan Pasundan maupun 6 kereta api untuk angkutan motis, motor gratis," tuturnya.

2 dari 4 halaman

PT KAI (Persero) menyediakan total lebih dari 6,9 juta kursi untuk angkutan mudik Lebaran 2023 lewat moda kereta api. Kapasitas tersebut diberikan untuk menunjang pergerakan mudik dan balik Hari Raya Idul Fitri 1444 H selama 19 hari.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo, menyampaikan pihaknya masih menunggu hasil review dari tim Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait keputusan impor KRL bekas dari Jepang oleh PT Kereta CommuterLine Indonesia (KCI). 

"Apa yang menjadi catatan rapat di Kemenko Marves menjadi evaluasi review oleh BPKP, sehingga pada saat ini kami PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dan PT KAI sedang menunggu hasil review dari BPKP," kata Didiek Hartantyo dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Rencana impor KRL bekas oleh PT KCI, Senin (27/3/2023).

Dihadapan DPR, Dididek menyebut minggu lalu, tim KCI dan tim BPKP telah melakukan kunjungan ke Jepang untuk melihat langsung kondisi KRL yang rencana akan diimpor.

Hasil dari kunjungan tersebut, pihaknya akan melaporkan kondisi KRL ke Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves). Diketahui kondisi KRL-nya masih layak pakai dan bahkan masih digunakan untuk beroperasi.

"Ini telah dilakukan peninjauan oleh tim BPKP dan tim KCI pada minggu lalu dan tim BPKP telah bwetemu dengan tim JR East dan melihat sendiri bahwa kereta-kereta yang akan diimpor itu masih beroperasi hingga sekarang," ujarnya.

Diketahui, Kereta Commuter Indonesia (KCI) butuh melakukan impor KRL bekas 10 trainset untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. 

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memberikan sinyal restu impor. Hanya saja, perlu ada audit yang dilakukan BPKP lebih dulu.

3 dari 4 halaman

BPKP Bakal Audit Impor KRL Bekas Jepang

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) bakal melakukan audit rencana impor KRL bekas dari Jepang. Saat ini prosesnya masih pada tahap perencanaan audit oleh BPKP.

Hal ini menyusul permintaan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut mensyaratkan perlu adanya audit yang dilakukan BPKP lebih dulu sebelum melakukan impor KRL bekas Jepang.

Juru Bicara Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Azwad Zamroddin Hakim memastikan, BPKP menindaklanjuti permintaan pemangku kepentingan kepada BPKP untuk melakukan audit impor kereta.

Dia menyebut BPKP tetap berkoordinasi baik secara internal maupun dengan kementerian dan lembaga yang meminta BPKP untuk melakukan audit, termasuk di dalamnya administrasi permintaan audit tersebut.

“Perkembangan atau update-nya sekarang masih dalam pemantapan perencanaan audit sembari berkomunikasi dengan pemangku kepentingan,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa (14/3/2023).

4 dari 4 halaman

Sesuai Permintaan

Sesuai PermintaanAzwad menjelaskan audit dilakukan dalam bentuk review atas pengadaan trainset bukan baru atau bekas di lingkungan PT KCI tahun 2023 terkait regulasi, teknis, dan keuangan. Audit akan dilakukan sesuai dengan permintaan kementerian/lembaga terkait.

Pihaknya bakal memaksimalkan sinergi dan kolaborasi antar kedeputian guna efisiensi dan efektivitas waktu audit.

“BPKP dalam perencanaan dan proses audit melibatkan lintas kedeputian begitu pula nantinya tim yang akan diturunkan ke lapangan,” tutupnya.