Sukses

Pesan Jokowi ke Dirut Bulog: Boleh Impor Beras 2 Juta Ton Asal Proporsional

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengaku telah mendapat restu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan impor beras sebanyak 2 juta ton tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengaku telah mendapat restu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan impor beras sebanyak 2 juta ton tahun ini. Namun, ada pesan penting yang disampaikan Jokowi kepadanya.

Buwas, sapaan akrabnya, menyebut kuota 2 juta ton impor ini, lebih dulu dipenuhi dengan mendatangkan 500.000 ton. Tapi, kata dia, hal itu bukan perkara mudah.

"Kemarin pesannya pak Presiden Jokowi memang, kalau dikasih alokasi 2 juta ton itu bukan berarti harus didatangkan (semua) pak, melihat daripada kebutuhannya, tapi diutamakan, perintah presiden, diutamakan biar bagaimana harus produksi dalam negeri, itu perintah pak Presiden langsung pak," ungkapnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, Senin (3/4/2023).

Dia mengatakan, kalau 2 juta ton beras impor ini untuk memenuhi Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Nantinya, ini bukan untuk diperjual-belikan tapi, untuk penugasan seperti bantuan sosial.

"Jadi kalau CBP ini tidak menjual belikan, rapi nanti terserah dari pemerintah, penugasannya untuk apa. Bulog hanya menyimpan dan nanti persiapkan untuk menyalurkannya, sesuai dengan perintah pak," kata Buwas.

Menyoal bansos ini, Buwas mengatakan, tahap awal impor 500 ribu ton beras adalah untuk memenuhi kebutuhan penyaluran bansos beras. Tapi kondisi saat ini masih proses lelang, untuk menentukan negara mana yang bisa menyuplai ke Bulog.

"Tapi ini juga belum bisa kali laksanakan langsung 500 ribu ton, karena hari ini pun kita belum bisa mendapatkan jumlah impor itu dari beberapa negara. Itu yang sudah kita jajaki," terangnya.

 

2 dari 4 halaman

Tak Ambil Untung

Lebih lanjut, Buwas menegaskan kalau pihaknya sama sekali tidak mengambil keuntungan sekalipun melakukan impor. Meski diakui ada selisih harga yang cukup besar antara beras impor dan beras lokal dengan kualitas yang sama.

"Ya walaupun kalau dibanding-bandingkan harga itu lebih murah impor. Tapi sekali lagi pak, kita tidak mencari keuntungan pak, karena kita waktu lelang juga terbuka pak, pelaksanaannya kita diaudit oleh BPKP dan nanti hasilnya itu nanti sebelum diedarkan akan diaudit oleh BPK pak," jelasnya.

"Jadi sama sekali pelepasannnya seperti itu pak, jadi kita tidak berpikir untuk mencari keuntungan. Walaupun ada selisih sebetulnya, selisihnya besar, kalau mau dibandingkan dengan pasar. Tapi Bulog tidak seperti itu, karena itu bukan berasnya Bulog, itu berasnya negara. Jadi itu yang kita lakukan," pungkas Budi Waseso.

 

3 dari 4 halaman

Tak Ganggu Petani

Diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) Arief Prasetyo Adi menegaskan impor beras yang dilakukan bukan untuk menjatuhkan harga di tingkat petani. Menurutnya, impor beras tersebut merupakan langkah terukur.

Arief menjelaskan, hingga Februari 2023, telah masuk sebanyak 492.863 ton beras dari berbagai negara ke Indonesia. Ini merupakan penugasan pemerintah kepada Perum Bulog tahun 2022 untuk pemenuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Informasi, Bulog mendapat penugasan untuk mengimpor beras dari Thailand, Vietnam, hingga Myanmar sekitar 500.000 ton tahun lalu. Realisasinya kedatangannya, dikejar hingga Februari 2023, mengingat mulai Maret 2023, Bulog perlu mementingkan penyerapan dari hasil panen petani lokal.

"Meskipun dilaksanakan impor, dapat kami sampaikan bahwa harga di tingkat petani juga masih sangat baik," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, Senin (3/4/2023).

"Jadi kami sampaikan bahwa ini adalah importasi yang terukur, ketua. Tidak membabi buta untuk menjatuhkan (harga di petani) juga," sambung dia.

Dia juga menjelaskan, kalau stok beras CBP yang dikuasai Bulog sebanyak 245.233 ton. Angka ini mengacu pada stok per 31 Maret 2023 lalu.

 

4 dari 4 halaman

Serap 8.000 Ton Per Hari

Ditemui terpisah, Direktur Supply Chain Bulog Mokhamad Suyamto menjelaskan saat ini penyerapan beras oleh Bulog sudah terus meningkat. Dari sebelumnya 5.000 ton per hari, menjadi 8.000 ton per hari.

"Serapan dalam negeri sudah meningkat. Ini terus kita lakukan penyerapan. Khususnya dari Jabar, Jatim, DKI dan NTB," ujar dia di Pasar Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (3/4/2023) pagi.

Dia juga menjelaskan dengan penyerapan yang dilakukannya, stok Cadangan Beras Pemerintah (CPB) yang dikuasai Bulog sudah mencapai 340 ribu ton. Sebelumnya, sudah digunakan dan tersisa 220 ribu ton.

"Semoga terus bertambah, karena kita juga terus menyerap produksi dalam negeri," urainya.