Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati buka suara terkait insiden rentetan ledakan kilang minyak dalam beberapa waktu terakhir. Terbaru, Kilang minyak Pertamina di Dumai, Riau meledak pada Sabtu (1/4) malam.
Dari penyelidikan sementara, terdapat empat faktor penyebab rentetan ledakan di kilang-kilang Pertamina. Data sendiri dikumpulkan Pertamina sejak 2021 hingga pertengahan 2022.
"Dari hasil pemetaan setelah kurang lebih 10 bulan, keluar detail yang dilakukan 2021 sampai pertengahan dan 2022. Secara garis besar risiko akan terjadi di aset kita itu ada empat penyebab kemungkinan," ujarnya dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/1).
Advertisement
Pertama, ledakan kilang minyak kemungkinan disebabkan oleh lightning atau petir. Pertamina pun telah mengambil solusi untuk meminimalisir risiko sambaran petir.
"Jadi yang dilengkapi yang dibangun di semua kilang itu adalah lightning proctetion system. Dan ini sudah selesai dibangun, ada 2 lapis," ucapnya.
Akibat Overflow
Kedua, kemungkinan ledakan kilang diakibatkan oleh overflow (meluber). Menurut Nicke, faktor overflow ini terjadi di salah satu ledakan kilang minyak.
"Itu pun kita progresnya sudah dilakukan. Jadi, management system seperti apa kalau overflow," jelasnya.
Faktor selanjutnya terkait ledakan kilang minyak adalah kebocoran hidrogen. Temuan ini sebagaimana terjadi pada ledakan kilang minyak Dumai beberapa waktu lalu. "Kebocoran hidrogen di (kilang) Dumai case kemarin itu bisa kita padamkan dalam waktu 9 menit. Ini sebagai salah satu bukti bahwa program kita jalankan bisa meminimalkan risiko," jelasnya.
Â
Penyebab Lain
Terakhir, ledakan kilang minyak juga bisa disebabkan oleh sulfidasi atau endapan sulfur (sulfidation). Sulfidasi terjadi akibat teknologi di kilang-kilang minyak Pertamina cukup usang.
"Kita sama-sama tahu kilang-kilang kita dengan teknologi lama hanya bisa proses yang sulfurnya rendah. Jadi, program-program yang dilakukan kita agar kilang-kilang ini bisa memproses yangg sulfurnya tinggi," terangnya.
Untuk mencegah kejadian buruk di waktu mendatang, Pertamina tengah melakukan revitalisasi lima kilang minyak eksisting. Selain itu, Pertamina juga terus mempercepat adopsi teknologi tinggi untuk memastikan operasional kilang tetap aman.
"Itu effort yang kita lakukan, kita sudah spending sekitar USD 600 juta untuk bangun ketahanan 2 lapis itu. kita akan terus belajar dari case-case itu," pungkasnya.
Advertisement
Dirut Pertamina Nicke Widyawati Ungkap Penyebab Kilang Dumai Meledak
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkap penyebab ledakan yang terjadi di Kilang Unit Pemurnian (RU II) Dumai. Penyebab ledakan di Kilang Dumai milik Pertamina ini juga yang jadi penyebab ledakan-ledakan lain sebelumnya.
Secara umum, Nicke menyebut ada 4 penyebab kebakaran di wilayah kilang. Mulai dari petir, hingga sifat korosif dari minyak mentah yang disimpan di dalam kilang minyak.
Salah satu penyebabnya adalah adanya serangan hidrogen suhu tinggi. Menurutnya, ini juga jadi penyebab dari ledakan di Kilang Balikpapan beberapa waktu lalu.
"Ini juga sudah masuk kepada program kita sehingga dengan dijalankannya ini, kebocoran hidrogen di Dumai, di case kemarin padamkan dalam waktu 9 menit. Jadi ini jadi salah satu bukti bahwa program yang kita jalan kan bisa meminimalkan risiko," bebernya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (4/4/2023).
"Nanti kita lihat penyebab kebocorannya, tetapi ketika itu terjadi sudah langsung 9 menit ini datang si fire-nya," sambung Nicke.
Penyebab lainnya, yang diduga Nicke terjadi pada Kilang Dumai adalah adanya korosi yang terjadi pada lapisan insulasi. Biasanya ini terjadi pada jaringan pipa.
"Nah ini ada lagi tambahan dari case Dumai, yang belum tentu terjadi, tapi kita melihat ada satu potensi adalah corrotion under insulation," ungkapnya.
Â
Â
Penyebab Ledakan
Pada kesempatan ini, Nicke juga membagikan sejumlah penyebab umum jika terjadi ledakan. Ini mengacu pada hasil audit yang sudah dilakukan.
Pertama, adalah petir yang pernah terjadi di beberapa kilang milik Pertamina. Sebagai langkah antisipasinya, Nicke membangun jarongan untuk penangkal petir. Bahkan, dia membangun 2 lapisan pelindung petir.
Kedua, adalah karena adanya arus yang berlebihan atau overflow. Dimana overflow juga diduga jadi oenyebab kebakaran di sejumlah kilang yang langsung diantisipasi oleh Pertamina.
Ketiga adanya serangan hidrogen suhu tinggi, yang juga terjadi di kilang Dumai. Keempat, sulfidasi atau korosi akibat dari kualitas minyak mentah yang disimpan dalam kilang.
"Apa ini? Kita kan sama-sama tau, kilang-kilang kita dengan teknologi lama itu hanya bisa memproses yang sulfurnya rendah jadi crude-crude mahal. Program yang dilakukan RDMP, kemudian revamping kita, adalah agar kilang-kilang ini bisa memproses yang sulfurnya tinggi, jadi harganya lebih murah, sehingga crude cost ini bisa kita turunkan, tetapi material yang digunakan harus diimprove yang tidak cepat rusak ketika yang diproses adalah crude dengan sulfur tinggi," kata Nicke Widyawati.
Â
Â
Advertisement