Sukses

Jadi Bos Membuat Seseorang Terlihat Menakjubkan, Tetapi Ternyata Tidak Semua Orang Senang Melakukannya

Pengalamannya menjadi bos dilakukan selama hampir 20 tahun. Namun, jika pria berusia 54 tahun itu bisa kembali, dia mungkin tidak akan pernah mengambil risiko.

Liputan6.com, Jakarta Sam Schreim telah membuka firma konsultannya sendiri, meluncurkan beberapa perusahaan rintisan, dan menasihati klien berpenghasilan tinggi sebagai konsultan independen.

Pengalamannya menjadi bos dilakukan selama hampir 20 tahun. Namun, jika pria berusia 54 tahun itu bisa kembali, dia mungkin tidak akan pernah mengambil risiko.

“Saya menyesal sepanjang waktu. Saya melihat ke belakang, dan sekarang saya akan secara konsisten menghasilkan tujuh angka sebagai konsultan manajemen seandainya saya tetap bekerja dengan perusahaan besar," kata Schreim untuk BBC, Kamis (6/4/2023).

Berhenti bekerja untuk menjadi bos bagi diri sendiri jarang membuat seseorang menjadi lebih populer. Pada tahun 2022, misalnya, aplikasi bisnis AS yang baru melonjak ke level tertinggi sejak tahun 2004, dengan lebih dari 5 juta perusahaan baru dimulai.

Namun, sebagaimana dibuktikan dengan runtuhnya Silicon Valley Bank pada bulan Maret, yang membuat banyak perusahaan kecil tidak memiliki akses ke akun penting mereka, menjadi alasan adanya risiko dan tanggung jawab yang besar bagi seorang pemimpin. Ini membuat beberapa orang menyesal pernah melepaskan pekerjaan harian mereka.

Schreim mengalaminya dengan susah payah pada tahun 2008, ketika Resesi Hebat melanda. Dia dipaksa membayar gaji kepada tim yang terdiri dari 15 orang dari tabungannya. Dia menghabiskan malam tanpa tidur dan uutang dalam jumlah besar.

Startup yang kemudian dia luncurkan semuanya akhirnya gagal. Bahkan sekarang, sebagai seorang solopreneur, menggabungkan konsultasi lepas dengan menulis buku dan mengembangkan produk berbasis informasi.

Dia sering menoleh ke belakang dengan penyesalan karena tidak bertahan dengan pekerjaannya di sebuah konsultan manajemen besar di Beirut.

“Teman-teman saya iri pada saya,tapi mereka tidak tahu apa yang saya alami. Setiap pengusaha adalah pengambil risiko, dan dunia membutuhkan mereka, tetapi itu bukanlah gaya hidup yang mudah.” jelasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Benturan Kenyataan dan Harapan

Menurut pelatih karier yang berbasis di Inggris Ayesha Murray, seringkali kenyataan menjalankan bisnis Anda berbenturan dengan harapan.

Murray juga menambahkan bahwa ini bisa disebabkan oleh adanya ekspektasi yang tidak realistis sejak awal,terkait angka penjualan, pendapatan hingga batasan kehidupan kerja.

“Jika Anda memiliki karier yang sukses sebelum memulai sendiri, mungkin ada anggapan bahwa apa pun yang Anda coba selanjutnya juga akan berhasil.” katanya.

Seperti Schreim, dia akan tetap menjadi bosnya sendiri untuk saat ini. Meskipun dia mencoba bekerja penuh waktu untuk sebuah perusahaan besar baru-baru ini pada tahun 2017, dia tidak dapat melakukan transisi.

“Saya mendapati diri saya membenci memiliki bos di atas kepala saya, harus melapor untuk bekerja dan harus menangani tugas admin,” katanya.

Schreim menyadari, elemen-elemen tersebut mungkin tidak akan mengganggunya jika saja dia tidak pernah mencoba menjadi bos untuk dirinya sendiri sejak awal.

Tentu saja, ada banyak kisah sukses, dan banyak orang yang tidak akan pernah menoleh ke belakang. Tetap saja, Schreim berhati-hati dalam mendorong orang lain untuk mengikuti jejaknya: "Siapa pun yang ingin terjun ke dunia wirausaha perlu menyadari naik turunnya."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.