Liputan6.com, Jakarta Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menargetkan pengeboran sumur pengembangan sebanyak 991 sumur di tahun 2023 atau lebih tinggi 30,4 persen dibandingkan realisasi pengeboran sumur tahun lalu yaitu sebanyak 760 sumur.
Deputi Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo Djasmari mengatakan pengeboran sumur pengembangan sejak tahun 2021- hingga 2022 selalu membubukan hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga
Pengeboran sumur pengembangan dari Januari hingga akhir Maret 2023 sudah ada 169 sumur. Sebaran sumur tersebut terdapat beberapa wilayah Kerja (WK) salah satunya, Pertamina Hulu Rokan, Pertamina Hulu Mahakam (PHM), Pertamina EP, WK Offshore North West Java (ONWJ), PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), Medco Energi Group.
Advertisement
"Rokan itu sudah 60 persen, jadi rokan itu memang WK yang super-super aktif. Semoga saja itu bisa kita selesaikan 991 hingga akhir tahun" ujar Wahju kepada Media, Jakarta, Rabu (5/4).
Produksi Migas
Wahju menyampaikan pihaknya telah mencanangkan tahun 2023 sebagai tahun produksi migas nasional memasuki fase incline. Tekad tersebut didukung dengan investasi yang masif mencapai USD 15,5 miliar dan program yang agresif.
“Investasi hulu migas akan banyak terserap pada kegiatan pengeboran dengan porsi terbesar. Oleh karenanya, SKK Migas memberikan perhatian khusus dan melakukan pengawasan yang ketat dalam pelaksanaan kegiatan pengeboran," ujar Wahju dalam acara diskusi media "Pengeboran masif di tahun 2023 dan keselamtan kerja hulu migas, Jakarta, Rabu (5/4).
Wahju menjelaskan, sebagai industri dengan risiko tinggi, health safety & environment (HSE) menjadi prioritas di industri hulu migas, sehingga SKK Migas senantiasa memberikan perhatian dan pengawasan yang melekat dalam penerapan HSE di industri migas nasional.
"Kami menekankan agar semua orang harus mempunyai self awareness yang tinggi terhadap safety dan menjadikan safety tidak hanya sebagai priority tetapi sebagai value," terang dia.
Keselamatan Kerja
Dia menekankan bahwa keselamatan kerja atau safety bagi pekerja di industri hulu migas memiliki nilai yang sangat tinggi karena menurutnya keselamatan dan kesehatan sangat berkaitan dengan produktivitas dan efisien yang memang saling mendukung kinerja pekerja.
“Penerapan HSE di hulu migas sebenarnya sudah jauh lebih baik dibandingkan rata-rata industri hulu migas global. Hal ini terlihat dari kinerja HSE industri migas nasional di tahun 2022 dengan 341 juta jam kerja perhitungan incident rate (IR) sebesar 0,23 yang lebih baik dibandingkan rata-rata IR Global yang tahun 2021 mencapai 0,77," terang dia.
“Pencapaian IR per Maret 2023 memang sedikit mengalami peningkatan menjadi 0,31, namun seiring dengan upaya yang dilakukan SKK Migas, kami optimis hingga akhir tahun 2023 implementasi HSE akan semakin membaik sehingga IR diharapkan bisa seperti capaian 2022”, lanjut Wahju.
Lebih lanjut, Wahju menambahkan tantangan dalam pelaksanaan program pengeboran sumur pengembangan tidak hanya terkait ketersediaan rig tetapi juga ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Setiap rig yang beroperasi akan ada ratusan tenaga kerja yang terlibat dan hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi SKK Migas dan KKKS karena sejak tahun 2016 hingga 2020 rata-rata jumlah pengeboran sumur pengembangan di kisaran 200 sumur.
Advertisement
Jumlah Pengeboran
Dengan meningkatnya jumlah pengeboran sumur menjadi 991 di tahun 2023, tentu membutuhkan jumlah tenaga kerja yang lebih banyak dengan kompetensi dan pengalaman yang mencukupi.
“Tantangan kami untuk memastikan target pengeboran 2023 menjadi sangat kompleks karena membutuhkan ketersediaan SDM yang memiliki kompetensi dan pengalaman yang mumpuni, sedangkan selama beberapa tahun yang lalu tidak banyak orang yang bekerja di rig. SKK Migas dan KKKS sedang bekerja keras agar HSE bisa tetap diterapkan dengan maksimal agar pelaksanaan kegiatan pengeboran berjalan dengan aman dan lancar”, tambahnya.
Sebagai informasi, investasi hulu migas tidak hanya memberikan dampak pada peningkatan produksi migas nasional, tetapi juga multiplier effect yang dihasilkan sangat besar. Menurut Indonesia Petroleum Association (IPA) dampak berganda dari investasi hulu migas dapat mencapai 3 hingga 5 kali, sehingga dengan investasi USD 15,5 miliar akan menggerakkan perekonomian USD 46,5 miliar hingga USD 77,5 miliar.