Liputan6.com, Jakarta - Heboh kasus pembunuhan oleh dukun pengganda uang berinisial TH atau Mbah Slamet (45). Dukun ini diduga telah memakan korban sedikitnya 10 orang. Adapun para korban dukun pengganda uang tersebut ditemukan terkubur di sekitar lokasi lahan milik pelaku.
Selain kasus yang terjadi di Banjarnegara ini, Polisi juga telah mengungkap pembunuhan berantai oleh Wowon Erawan alias Aki, dukun pengganda uang asal Cianjur. Polisi mencatat sebanyak 11 orang tewas di tangan dukun penggandaan uang tersebut.
Perencana keuangan Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho menjelaskan, masih banyak masyarakat yang terjerat penipuan dengan motif penggandaan uang ini akibat motif ingin kaya secara instan. Namun, mereka enggan untuk bekerja secara lebih giat untuk meningkatkan pendapatan.
Advertisement
"Kenapa orang kita masih ada aja yang terkena penipuan penggandaan uang, disebabkan oleh perasaan ingin punya uang banyak dalam waktu singkat dan tanpa perlu kerja keras," ujarnya saat dihubungi Merdeka.com di Jakarta, Kamis (6/4/2023).
Timbulnya sikap ingin kaya secara instan ini dipicu oleh sejumlah faktor. Antara lain kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan, terlilit hutang, hingga ketrampilan yang tidak memadai.
"Ini membuat beberapa orang sudah tidak menggunakan logikanya lagi. Sehingga, terpikir untuk pergi ke dukun," ucap dia menekankan.
Tak heran, lanjut Andy, fenomena penggandaan uang lebih banyak terjadi di wilayah pedesaan. Khususnya dengan tingkat kemiskinan yang tinggi.
"Fenomena ini biasanya terjadi di kantong kantong kemiskinan di desa," pungkasnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang di Banjanegara Janji Ubah Rp70 Juta Jadi Rp5 Miliar
Kasus pembunuhan oleh dukun pengganda uang berinisial TH atau Mbah Slamet (45) saat ini diduga telah memakan korban sedikitnya 10 orang. Adapun para korban tersebut ditemukan terkubur di sekitar lokasi lahan milik pelaku.
Polres Banjarnegara dibantu dengan sejumlah sukarelawan telah melakukan evakuasi sejumlah mayat yang terkubur tersebut di kebun pelaku, Desa Balun, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Kasatreskrim Polres Banjarnegara AKP Bintoro Thio Pratama mengatakan, pihaknya kembali melakukan penggalian di sekitar lokasi ditemukannya korban pertama dan masih belum bisa memastikan jumlahnya.
“Namun kami belum bisa pastikan jumlahnya (jumlah mayat yang dievakuasi),” ujarnya mengutip dari Antara, Selasa (4/4/2023).
Dari informasi dari sejumlah sukarelawan, lanjut Thio, kabarnya diduga sudah ada sekitar 10 mayat yang telah berhasil dievakuasi. Penggalian tanah tersebut dilakukan pada Senin dan sejumlah korban bahkan diduga terkubur dalam satu lubang yang sama.
Sementara, Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengatakan, kasus tersebut adalah pembunuhan berencana oleh TH atau Mbah Slamet. Kasus pertama kali terungkap setelah adanya laporan dari salah satu anak korban PO (53) bernama GE warga Sukabumi.
Anak dari korban tersebut sempat berkirim pesan dengan ayahnya dan sang ayah menyampaikan jika dirinya tidak pulang. PO pun meminta anaknya untuk datang ke rumah Mbah Slamet bersama dengan aparat.
“Ini di rumahnya Pak Slamet. Buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal ayah tidak ada kabar sampai Minggu, langsung saja ke lokasi bersama aparat,” tulis pesan dari korban PO kepada anaknya GE.
Setelah pesan tersebut, GE pun tidak mendapatkan kabar dari ayahnya. Sehingga ia pun melaporkan kehilangan orang kepada Polres Banjarnegara.
Polisi pun langsung menyelidiki dan menyusuri lokasi Slamet, hingga menemukan jasad korban berada di jalan setapak menuju hutan di Wanayasa.
“Hasil penyelidikan bahwa PO dibunuh Slamet dan dikubur di jalans setapak menuju ke hutan di Wanayasa,” kata Hendri.
Advertisement
Modus Pembunuhan
Polres Banjarnegara sendiri menemukan TH (45) alias Slamet disebut sebagai seorang dukun pengganda uang. Ia menipu para korban-korbannya selama beberapa tahun ke belakang.
Salah satu korban yaitu PO melakukan penggandaan uang kepada TH. Dirinya telah menyerahkan Rp70 juta dan Mbah Slamet janji bakal menjadikannya Rp5 miliar. Namun penggadaan tersebut tidak menghasilkan apapun.
Korban pun sering menagih uang tersebut kepada Slamet. Lantaran hal tersebut, pelaku pun merasa kesal dan membunuh korban dengan memberikan minuman yang berisi Potas kepada korban.
“Jadi korban sering menagih hasil penggandaan uangnya. Tersangka yang kesal kemudian memberikan minuman isinya potas kepada korban,” kata Hendri.
Setelah menemukan jasad korban PO, ternyata pihak kepolisian dan beberapa sukarelawan menemukan adanya korban-korban lain. Diduga ada sekitar 10 jenazah yang ditemukan di sekitar lokasi kebun pelaku. Beberapa di antaranya sudah membusuk dan menjadi tulang belulang.
Adapun korban-korban tersebut ditemukan di beberapa titik yang ditunjukkan oleh Slamet. Bahkan dalam satu lubang tersebut Slamet menguburkan lebih dari satu jenazah.
Adapun saat ini sebagian jasad masih belum dikenali identitasnya dan langsung dibawa ke RSUD Hj Lasmanah Banjarnegara untuk diidentifikasi.