Liputan6.com, Jakarta Pemerintah RI tak menampikan kondisi ekonomi global tahun 2023 membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia redup jika berkaca dari tahun 2022.
Namun kondisi akan berbalik cerah di tahun 2024 baik dari sisi global maupun secara nasional, dimana pertumbuhan ekonomi akan lebih baik.
Baca Juga
“Kondisi 202 diperkirakan lebih baik dari berbagai lembaga internasional,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam pembukaan Rakorbangpus 2023 di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (6/4/2023).
Advertisement
Dalam hal ini memperkirakan ekonomi RI pada 2024 akan tumbuh di kisaran 5,3 persen-5,7 persen secara tahunan (year on year/yoy). Hanya saja dengan kondisi yang sekarang , Pemerintah akan mengurangi proyeksi tersebut, karena beberapa lembaga itu kerap melakukan revisi, menyesuaikan dengan situasi terkini.
"Namun, kita harus sedikit mendiskon juga karena proyeksinya terus direvisi," kata Sri Mulyani
Revisi proyeksi pertumbuhan merupakan hal biasa. Berbagai lembanga internasional dalam satu tahun dapat melakukan revisi sebanyak empat kali.
"Seperti tahun 2023 diprediksi tahun lalu bulan Oktober, nanti Januari ini mereka akan merevisi. April minggu depan akan ada muncul lagi atau geser di pertengahan tahun, nanti pada September, Oktober ada revisi keempat," tutur Menkeu.
Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI
Bendahara negara ini menjelaskan, Pemerintah RI memperkirakan ekonomi RI akan tumbuh di angka 5,3 persen-5,7 persen di tahun 2023. Tingkat inflasi diperkirakan akan kembali menurun ke level 1,5-3,5 persen. Nilai tukar rupiah juga diprediksi akan terjaga stabil di Rp 14.800-Rp 15.400.
Sementara itu, suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun di 6,5 persen hingga 7,4 persen. Lalu, harga minyak diperkirakan antara 7,5 persen hingga 8,5 persen.
"Kemarin saya rapat dengan Pak Bahlil, Menteri ESDM, dan SKK Migas seperti itu. Tapi anda semuanya tahu dua hari lalu OPEC tiba-tiba mengumumkan potong produksi 1 juta barel, karena tadi asumsinya terjadi resesi," kata dia mengakhiri
Advertisement
Momen Lebaran
Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mendapatkan berkah dari momen Lebaran dan pemilihan umum (Pemilu). Dengan dua momen tersebut diharapkan pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 5 persen pada akhir 2023.
Indonesia mendapatkan sejumlah katalis positif dari dalam negeri pada 2023. Vice President of Sales and Distribution PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (AMOR), Felicia Iskandar menuturkan, semester I 2023 konsumsi akan naik seiring ada momen Lebaran.
Apalagi momen Lebaran tersebut tidak ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Pada semester II 2023, ada momen kampanye untuk menghadapi pemilu 2024. Dengan ada pemilu dapat meningkatkan perputaran uang.
“Semester 2 kampanye, sirkulasi uang naik biasanya di bawah Rp 100 triliun, pergerakan di atas Rp 150 triliun. Perputaran uang naik, konsumsi naik, daya beli naik, pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, jadi dua katalis konsumsi tahun ini jarang ditemukan,” ujar dia, kepada Liputan6.com, ditulis Minggu (2/4/2023).
Ia menambahkan, saat ini pemilu paling akbar karena memilih presiden-wakil presiden, kepala daerah, dan DPR serentak. Selain itu, pemilih pada pemilu 2024 akan didominasi generasi muda sehingga berdampak terhadap konsumsi. Dengan momen tersebut, Felicia prediksi berdasarkan konsensus, pertumbuhan ekonomi di kisaran 5-5,3 persen pada 2023.
“Compact dan masif dalam periode pendek, konsumsi itu akan meningkat banyak, apalagi banyak yang pilih generasi milenial dan generasi Z suka shopping. Euforia pemilu dampak ke konsumsi akan lebih intens,” tutur dia.