Liputan6.com, Jakarta - Teknologi besar, kerugian besar. Miliarder teknologi mengalami tahun yang sulit lagi. Hal ini seiring alami penurunan baik jumlah dan kekayaan kolektif pada peringkat orang terkaya di dunia versi Forbes pada 2023.
Dikutip dari Forbes, ditulis Minggu (9/4/2023), ada 313 miliarder yang menghasilkan kekayaan di bidang teknologi pada 2023, dibandingkan 332 miliar pada 2022, demikian dari catatan Forbes.
Baca Juga
Kekayaan bersih miliarder tersebut mencapai USD 1,9 triliun atau sekitar Rp 28.337 triliun (asumsi kurs Rp 14.914 per dolar AS). Kekayaan miliarder teknologi itu turun USD 200 miliar atau sekitar Rp 2.982 triliun dari tahun lalu USD 2,1 triliun.
Advertisement
Angka yang lebih rendah mencerminkan pasar teknologi mendingin setelah mencapai puncak tertinggi pada 2021, ketika Forbes menemukan 365 miliarder teknologi dengan nilai kekayaan USD 2,5 triliun, tertinggi yang pernah ada.
Sektor teknologi telah terbukti tidak kebal dari kekhawatiran luas tentang inflasi, kenaikan suku bunga dan ketakutan resesi, ditambah tindakan keras pemerintah terhadap sektor teknologi di China.
Berdasarkan catatan Forbes, tidak ada yang kehilangan lebih dari pendiri Amazon Jeff Bezos. Kekayaannya susut USD 57 miliar atau sekitar Rp 850,11 triliun dari tahun lalu. Hal ini lantaran saham Amazon anjlok 38 persen.
Amazon yang mempekerjakan cepat karyawan selama pandemi COVID-19, sekarang membalikkan sebagian dari pertumbuhan itu dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) diumumkan pada awal 2023.
Mantan istrinya, MacKenzie Scott yang mendapat seperempat saham Bezos dalam perceraian mereka pada 2019, dan uang yang diberikan capai rekor, alami penurunan sebesar USD 19,2 miliar.
Miliarder teknologi yang kekayaannya menurun termasuk Larry Page dan Sergey Brin dari Google masing-masing susut USD 31,8 miliar dan USD 31 miliar.
Miliarder Teknologi Lainnya yang Alami Penurunan Kekayaan
Selanjutnya Bill Gates dan Steve Ballmer dari Microsoft masing-masing USD 25 miliar dan USD 10,7 miliar. Microsoft dan perusahaan induk Google, Alphabet juga umumkan PHK besar-besaran pada 2023 yang masing-masing mencapai 10.000 dan 12.000 karyawan.
Namun, perusahaan teknologi blue chip bukan satu-satunya yang merasakan sakitnya. Unicorn-startup bernilai USD 1 miliar atau lebih juga mengalami kesulitan pada 2023, karena uang pemodal ventura mongering dan valuasi turun. Pendiri unicorn telah kehilangan kekayaan terbesar dari semua miliarder sejak tahun lalu, bila diukur dengan persentase kekayaan bersih. Salah satu pendiri John dan Patrick Collison dari Stripe yang kumpulkan dana dengan valuasi USD 50 miliar pada Maret, turun 47 persen dari putaran pendanaan terakhirnya pada Maret 2021.
Selain itu, Melanie Perkins dan Cliff Obrecht dari Canva catat penurunan kekayaan hingga setengah nilainya dari puncak pada September 2021, berdasarkan perkiraan Forbes.
Masing-masing dari empat miliarder itu mencatat penurunan kekayaan turun lebih dari 40 persen sejak peringkat orang terkaya di dunia versi Forbes pada 2022.
Meski demikian, bukan berarti teknologi bukan bidang yang bagus untuk menjadi kaya. Ini adalah sektor paling umum ketiga bagi miliarder, dan yang terkaya di antara kelompok itu.
Advertisement
10 Miliarder Teknologi yang Alami Penurunan Kekayaan Terbesar
Berikut 10 miliarder teknologi yang kekayaannya paling merosot pada 2023 versi Forbes, berdasarkan kekayaan pada 10 Maret 2023:
1.Jeff Bezos
Nilai kekayaan: USD 114 Miliar
Kekayaan susut USD 57 miliar sejak Maret 2022
Sumber kekayaan: Amazon
2.Larry Page
Nilai kekayaan: USD 79,2 miliar
Kekayaan susut USD 31,8 miliar,berubah sejak Maret 2022
Sumber kekayaan: Google
3.Sergey Brin
Nilai kekayaan: USD 76 miliar
Kekayaan susut USD 31 miliar, berubah sejak Maret 2022
Sumber kekayaan: Google
4.Bill Gates
Nilai kekayaan: USD 104 miliar
Kekayaan susut USD 25 miliar, berubah sejak Maret 2022
Sumber kekayaan: Microsoft
5.MacKenzie Scott
Nilai kekayaan: USD 24,4 miliar
Kekayaan susut USD 19,2 miliar, berubah sejak Maret 2022
Sumber kekayaan: Amazon
6.Steve Ballmer
Nilai kekayaan: USD 80,7 miliar
Kekayaan susut USD 10,7 miliar, berubah sejak Maret 2022
Sumber kekayaan: Micrsoft
7.Eric Schmidt
Nilai kekayaan: USD 16,2 miliar
Kekayaan susut USD 5,9 miliar, berubah sejak Maret 2022
Sumber kekayaan: Google
8.Jay Chaudhry
Nilai Kekayaan: USD 6 miliar
Kekayaan susut USD 5,4 miliar, berubah sejak Maret 2022
Sumber kekayaan: Security Software
9.Mike Cannon-Brookes
Nilai kekayaan: USD 10,2 miliar
Kekayaan susut USD 5,1 miliar, berubah sejak Maret 2022
Sumber kekayaan: Software
10.Michael Dell
Nilai kekayaan: USD 50,1 miliar
Kekayaan susut USD 5 miliar, berubah sejak Maret 2022
Sumber kekayaan: Dell Technologies
Terry Gou, Miliarder Pendiri Foxconn Calonkan Diri Jadi Presiden Taiwan
Sebelumnya, kabar baru datang dari miliarder pendiri perusahaan pemasok utama komponen Apple yaitu Foxconn, Terry Gou. Terry Gou sedang menjajaki pencalonan presiden untuk partai oposisi utama di Taiwan untuk kedua kalinya.
Melansir BBC, Sabtu (8/4/2023) Terry Gou kabarnya akan dinominasikan oleh Kuomintang (KMT), yang secara tradisional mendukung hubungan dekat dengan China.
Sebelumnya, pada 2019, Terry Gou mengundurkan diri sebagai bos Foxconn untuk mengajukan tawaran sebagai presiden, tetapi gagal dicalonkan.
Terry Gou sempat menyebut, satu-satunya cara untuk menghindari perang dengan China adalah dengan mengurangi ketegangan antara Washington dan Beijing dan mengeluarkan Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa di Taiwan.
Dalam beberapa waktu terakhir, ketegangan terjadi antara Taiwan dengan China terkait isu pemisahan pemerintahan.Â
Pada Rabu (5/4), Presiden Taw Tsai in Wen dijadwalkan bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di California. Pertemuan yang simbolis itu memicu ketegangan antara Taiwan dan China.Â
Pendiri Foxconn Terry Gou, juga memperoleh kekayaannya dari pembuatan perangkat elektronik untuk perusahaan lain.
Menurut Forbes, kekayaannya saat ini sebesar USD 7,4 miliar atau Rp. 110,5 triliun (asumsi kurs Rp.15.500 per dolar AS).
Foxconn dikenal luas karena memproduksi banyak model iPhone untuk Apple.
Perusahaan itu dikenal sebagai salah satu perusahaan pertama di Taiwan yang berinvestasi di pabrik-pabrik di China, memanfaatkan biaya upah yang jauh lebih rendah di negara itu,
Jika berhasil dalam pencalonannya sebagai presiden, Terry Gou diperkirakan akan mengambil pendekatan yang lebih bersahabat dengan China.
Â
Advertisement