Liputan6.com, Jakarta Indeks harga pangan dunia turun hingga 20,5 persen pada Maret 2023, penurunan dengan rekor tertinggi yang dicapai sejak tahun lalu imbas perang Rusia Ukraina.
Melansir US News, Senin (10/4/2023) indeks harga pangan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), yang melacak komoditas makanan yang paling banyak diperdagangkan secara global, rata-rata tercatat 126,9 poin bulan lalu dibandingkan 129,7 pada Februari 2023.Â
Baca Juga
Ini menandai angka terendah sejak Juli 2021.
Advertisement
FAO menjelaskan bahwa penurunan tersebut didorong oeh pasokan yang cukup, permintaan impor yang lemah, dan perpanjangan kesepakatan memungkinkan ekspor biji-bijian yang aman dari Ukraina melalui Laut Hitam.
Badan yang berbasis di Roma itu mengatakan, penurunan indeks mencerminkan harga yang lebih rendah untuk sereal, minyak sayur dan produk susu, yang mengimbangi kenaikan harga gula dan daging.
"Sementara harga turun di tingkat global, harganya masih sangat tinggi dan terus meningkat di pasar domestik, menimbulkan tantangan tambahan bagi ketahanan pangan," kata kepala ekonom FAO Maximo Torero, dalam sebuah pernyataan.
"Hal ini terutama terjadi di negara-negara berkembang pengimpor makanan bersih, dengan situasi yang diperparah oleh depresiasi mata uang mereka terhadap dolar AS atau euro dan beban utang yang meningkat," tambahnya.
Indeks harga sereal FAO turun 5,6 persen month-on-month di bulan Maret, dengan gandum mencatat penurunan 7,1 persen, jagung turun 4,6Â persen dan beras 3,2 persen.
Adapun minyak nabati yang turun harga 3,0Â persen, turun sekitar 47,7Â persen pada level yang dicapai indeks pada Maret 2022, sedangkan indeks susu turun 0,8 persen.
Sebaliknya, harga gula naik 1,5Â persen ke level tertinggi sejak Oktober 2016, terpukul oleh kekhawatiran atas prospek penurunan produksi di India, Thailand dan China, indeks harga daging juga naik 0,8 persen.
Prediksi FAO Soal Produksi Gandum
Dalam laporan terpisah tentang pasokan dan permintaan sereal, FAO menaikkan perkiraannya untuk produksi gandum dunia pada tahun 2023, sekarang dipatok pada 786 juta ton -- 1,3 persen di bawah tingkat tahun 2022 tetapi tetap merupakan hasil terbesar kedua dalam catatan.
"Area penaburan yang mendekati rekor diperkirakan akan terjadi di Asia, sementara kondisi kering berdampak pada Afrika Utara dan Eropa selatan," kata FAO.
FAO juga menaikkan proyeksi produksi sereal dunia pada 2022 menjadi 2,777 miliar ton, hanya turun 1,2Â persen dari tahun sebelumnya. Produksi beras dunia pada 2022/23 tercatat sebesar 516 juta ton, 1,6Â persen di bawah rekor panen 2021/22.
Sementara itu, pemanfaatan sereal dunia pada periode 2022/23 terlihat pada 2,779 miliar ton, kata FAO, turun 0,7Â persen dari 2021/22.
Stok sereal dunia pada penutupan musim 2022/2023 juga diperkirakan berkurang 0,3Â persen dari level pembukaannya menjadi 850 juta ton.
Advertisement
Stok Pangan Aman hingga Lewati Lebaran 2023, Emak-Emak Bisa Tidur Nyenyak
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) Arief Prasetyo Adi menjamin ketersediaan pasokan pangan saat momen lebaran 2023. Bahkan, dia juga menjamin pasokan tersedia hingga Mei 2023, atau melewati masa lebaran.
Ini disampaikan Arief alam Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Bidang Operasional yang diselenggarakan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dalam rangka pengamanan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri 1444 H. Selain pasokan, dia juga menjamin harga pangan pokok strategis, terpantau stabil di tingkat produsen dan konsumen sesuai data Panel Harga Pangan.
"Kami telah menghitung prognosa neraca pangan tahunan dan bulanan, dan diproyeksikan bahwa komoditas beras, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging lembu, daging ayam, telur ayam, gula konsumsi dan minyak goreng, pasokannya sampai dengan setelah Lebaran atau akhir bulan Mei 2023 aman," jelasnya, mengutip keterangan resmi, Jumat (7/4/2023).
"Untuk harga pangan di pertengahan bulan Ramadan ini sekitar 2 minggu jelang Idulfitri, pemantauan harga di 514 kabupaten/kota saat ini menunjukkan harga bahan pangan relatif stabil sesuai Harga Acuan Pembelian dan Penjualan (HAP) dan Harga Eceran Tertinggi (HET)," tambahnya.
Arief menuturkan, kondisi pangan yang stabil dan cenderung turun juga terpantau dalam kunjungan Presiden Joko Widodo ke beberapa pasar tradisional di Jakarta. Hal ini juga tercermin dari laporan BPS mengenai terkendalinya inflasimn, pada bulan Maret inflasi sebesar 4,97 persen (YoY), turun dari bulan Februari sebesar 5,47 persen(YoY)
"Alhamdulillah, kemarin Bapak Presiden bersama Pak Mendag juga telah meninjau secara langsung beberapa pasar, harga pangan stabil dan beberapa mulai turun," ujarnya.
Stabilitas Stok Pangan
Mengacu capaian ini, dia meminta kementerian/lembaga, BUMN, asosiasi, pelaku usaha, serta media massa dalam menjaga stabilisasi stok dan harga pangan terus diperkuat tidak hanya menjelang HBKN.
Hal ini sesuai dengan perintah Presiden Jokowi yang meminta stok dan harga pangan betul-betul dijaga dari sisi stabilitas dan keseimbangannya sepanjang tahun.
"Kami berharap kolaborasi lintas sektor untuk menjaga stok dan harga pangan ini terus diperkuat melalui sejumlah kegiatan, seperti pemantauan ketersediaan dan harga pangan, Rakor rutin pengendalian inflasi bersama BI dan Kemendagri, pendampingan Satgas Pangan Polri, fasilitasi distribusi pangan, operasi pasar melalui Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan Gerakan Pangan Murah (GPM), serta distribusi logistik pangan bersama Kemenhub," ungkapnya.
Advertisement