Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas), memastikan 18 ribu ton daging kerbau impor dari India didistribusikan ke pasar dan ritel modern, bukan ke industri.
"Pasar dan swalayan karena bentuknya sudah kiloan. Jadi ini tidak akan lari ke industri," kata kata Budi Waseso (Buwas) dalam monitoring pembongkaran impor daging kerbau beku, di New Priok Container Terminal One (NPCT1) - Tanjung Priok pada Rabu (12/04).
Buwas mengungkapkan, saat ini sudah terdata 11 distributor yang siap menyalurkan daging kerbau impor tersebut. Namun, sebenarnya ada 100 lebih calon distributor yang mendaftar ke Bulog. Tapi yang memenuhi persyaratan hanya 11 distributor saja.
Advertisement
"Ada yg dari bulog ke ritel, ada dari distributor kita yang sudah memenuhi syarat dan downline persyaratan itu yang kita berikan. Distributor nya sementara ini yang memenuhi syarat baru 11 (distributor), yang minta sih lebih dari 100, tapi yang memenuhi syarat baru 11, Kita nanti diskusi ini dengan bulog di wilayah," jelasnya.
Rencananya Perum Bulog akan menjual daging kerbau impor dari India dengan harga Rp 85.000 hingga Rp 90.000 per kilogram.
"Dijualnya ke konsumen itu Rp 85 ribu sampai Rp 90 ribu per kg. Nanti ada di ritel-ritel modern di freezer ini sudah tertera harganya. Jadi tidak bisa lebih dari itu, ini ada kemasan 1 kg, itu mempermudah konsumen untuk membeli," ujarnya.
Sebagai informasi, Pemerintah memberikan penugasan kepada Perum BULOG untuk mengimpor daging kerbau beku sebanyak 100 ribu ton pada tahun 2023 ini, sebagai alternatif pilihan bagi konsumen dalam memenuhi ketersediaan akan daging, serta menjaga stabilisasi harga daging di tingkat konsumen, khususnya pada momen Ramadhan dan menjelang Idul Fitri.
"Saya ngecek kedatangannya hari ini dengan pak Dirjen Perdagangan, kita ngecek kedatangan daging impor untuk kebutuhan puasa lebaran ini dari alokasi kita 100 ribu ton baru datang 18 ribu ton yang seyogyanya kita harapkan 20 ribu, tapi yang baru datang 18 ribu ton nanti ini bertahap," pungkasnya.
Â