Sukses

Harga Minyak Merosot, Ekonomi AS Diambang Resesi

Harga minyak melemah pada hari Kamis, setelah mencapai level tertinggi bulan berturut turut di sesi sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak melemah pada hari Kamis, setelah mencapai level tertinggi bulan berturut turut di sesi sebelumnya. Harga minyak dibebani oleh kekhawatiran resesi yang menjulang di Amerika Serikat dan peringatan dari kelompok OPEC tentang permintaan minyak musim panas.

Dikutip dari CNBC, Jumat (14/4/2023), harga minyak mentah Brent turun USD 1,24 sen, atau 1,42 persen, menjadi USD 86,09 per barel. West Texas Intermediate (WTI) AS tergelincir USD 1,10, atau 1,32 persen, menjadi USD 82,16 per barel.

Brent dan WTI naik 2 persen pada hari Rabu ke level tertinggi dalam lebih dari sebulan karena pendinginan inflasi AS mendorong harapan bahwa Federal Reserve AS akan berhenti menaikkan suku bunga.

Namun, risalah dari pertemuan kebijakan terakhir The Fed menunjukkan bahwa tekanan sektor perbankan dapat menyebabkan ekonomi jatuh ke dalam resesi, yang akan melemahkan permintaan minyak AS.

Pernyataan OPEC

Juga membebani harga, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menandai risiko penurunan permintaan minyak musim panas dalam laporan bulanan pada hari Kamis. Laporan tersebut menyoroti meningkatnya persediaan minyak dan sejumlah tantangan terhadap pertumbuhan global.

Namun, penurunan harga minyak terbatas, karena OPEC mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global pada tahun 2023 tidak berubah. Indikator ekonomi lainnya juga memberikan dukungan.

Indeks dolar AS turun ke level terendah dua bulan pada hari Kamis setelah harga produsen secara tak terduga turun pada bulan Maret, meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve mendekati akhir siklus kenaikan suku bunga.

Greenback yang lebih lemah membuat minyak berdenominasi dolar lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain, mengangkat permintaan.

"Dengan dolar AS pada level terlemahnya dalam setahun versus euro, formula itu dimulai dengan tanda seru," kata analis Mizuho Robert Yawger.

 

2 dari 2 halaman

Pemulihan Ekonomi China

Tanda-tanda pemulihan permintaan di China, importir utama minyak mentah dan produknya, memberikan lebih banyak dukungan untuk harga minyak, kata Yawger.

Impor minyak mentah China pada bulan Maret melonjak 22,5 persen dari tahun sebelumnya ke level tertinggi sejak Juni 2020, data menunjukkan pada hari Kamis.

Pasar juga masih belum pulih dari keputusan mengejutkan OPEC dan sekutunya, bersama-sama dikenal sebagai OPEC+, untuk memangkas produksi lebih lanjut.

Direktur eksekutif Badan Energi Internasional mengharapkan langkah untuk memperketat pasokan pada paruh kedua tahun ini dan mendorong harga minyak lebih tinggi.

Video Terkini