Sukses

Dirut Garuda Indonesia: Sudah Banyak Pramugari Kami yang Pakai Jilbab

Maskapai nasional Garuda Indonesia tidak pernah melarang pramugari mengenakan jilbab. Saat ini sudah banyak pramugari Garuda Indonesia yang menggunakan jilbab.

Liputan6.com, Jakarta - Maskapai nasional Garuda Indonesia tidak pernah melarang pramugari mengenakan jilbab. Saat ini sudah banyak pramugari Garuda Indonesia yang menggunakan jilbab.

"Garuda Indonesia tidak pernah melarang untuk para awak kabin kita menggunakan jilbab," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra kepada awak media di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (14/4/2023).

Garuda Indonesia mempersilahkan masing-masing individu untuk mengenakan jilbab. Menurutnya, saat ini sudah banyak pramugari Garuda Indonesia yang juga mengenakan jilbab.

"(Pramugari) kami memang sekarang sudah banyak, kita persilahkan," ungkapnya.

Bahkan, Garuda Indonesia tidak menugaskan pramugari yang mengenakan jilbab untuk bertugas di rute yang masih menjual minuman beralkohol. Hal ini untuk menghormati nilai keyakinan yang dianut.

"Kami minta mereka untuk sama-sama menjaga akidah, kita tidak akan menugaskan mereka pada penerbangan yang masih menyediakan minuman beralkohol dan sejenisnya," pungkasnya.

Peringatan Anggota DPR Soal Pramugari Garuda Indonesia

Sebelumnya, Komisi VI DPR-RI meminta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk memerintahkan Garuda Indonesia tidak melarang pramugari mengenakan jilbab saat bertugas di kabin pesawat. Apalagi aturan di internal maskapai milik negara ini hampir selesai.

“Saya ingin Pak Menteri eksekusi segera kebijakan (yang mengizinkan) penggunaan jilbab bagi pramugari yang ada di Garuda karena saat ini aturan kebijakannya sudah hampir final,” kata Anggota Komisi VI DPR-RI, Andre Rosiade dalam Rapat Kerja dengan Menteri BUMN, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (13/2/2023).

Lantaran kebijakan ini tinggal menunggu diresmikan, Andre meminta Erick sebagai pembina Garuda Indonesia segera mengeksekusi. Dia menyebut, banyak pegawai pemerintah yang sudah diperbolehkan menggunakan jilbab, semisal tentara wanita, polisi wanita hingga Pegawai Negeri Sipil (PNS/ASN).

"TNI dan Polisi saja sudah bisa berjilbab. PNS juga boleh. Kenapa pramugari Garuda belum boleh," kata dia.

Untuk itu, Andre mendesak Erick Thohir untuk turun tangan agar kebijakan yang dibuat Garuda Indonesia ini segera bisa terealisasi. Mengingat tidak adanya aturan secara umum yang melarang pramugari menggunakan jilbab saat bertugas.

“Agar pramugari-pramugari Garuda Indonesia yang ingin melaksanakan kewajibannya sebagai umat Islam dengan menutup aurat ini bisa dilaksanakan,” kata Andre.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Garuda Indonesia Cetak Pendapatan Setara Rp 25,41 Triliun pada 2022

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengumumkan hasil kinerja hingga akhir 2022. Emiten maskapai pelat merah ini membukukan pendapatan usaha USD 1,68 miliar atau Rp 25,41 triliun (asumsi kurs Rp 15.038 per dolar AS), meningkat 62,31 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,04 miliar.

Mengutip laporan keuangan Garuda Indonesia, ditulis Minggu (2/4/2023), hingga akhir 2022, Garuda Indonesia mengantongi laba bersih sebesar USD 3,73 miliar atau Rp 56,21 triliun. Pada periode yang sama tahun sebelumnya perseroan mencatatkan rugi bersih USD 4,15 miliar. 

Beban usaha hingga akhir 2022 mencapai USD 2,10 miliar atau naik 57,89 persen dari realisasi sebelumnya sebesar USD 1,33 miliar.

Dengan demikian, laba sebelum pajak Garuda Indonesia mencapai USD 3,93 miliar pada 2022 dari rugi sebelum pajak pada 2021 sebesar USD 4,53 miliar. 

 

3 dari 3 halaman

Aset Garuda Indonesia

Sementara itu, aset perseroan senilai USD 6,23 miliar hingga akhir 2022 menurun dari akhir tahun lalu sebesar USD 7,19 miliar. Kemudian, liabilitas GIAA USD 7,77 miliar hingga akhir 2022 turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 13,30 miliar.

Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar USD 1,53 miliar hingga akhir 2022 menurun dari akhir tahun lalu USD 6,11 miliar. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.