Sukses

Saat PMI Manufaktur Global Terkontraksi, Indonesia Justru Ekspansif di 51,9

India dan Indonesia menjadi negara yang tingat PMI manufakturnya masih ekspansif di atas level 50. Masing-masing India di level 56,4 dan Indonesia di level 51,9.

Liputan6.com, Jakarta - Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur global tengah terkontraksi ke level 49,6. Kebalikannya, PMI manufaktur Indonesia justru mengalami peningkatan. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, pelemahan PMI manufaktur global dipicu melemahnya ekonomi berbagai negara maju imbas kenaikan suku bunga untuk menahan inflasi.

“PMI global 49,6 ini berarti masuk zona kontraksi,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Jakarta, Senin (17/4/2023).

Sri Mulyani menuturkan hampir semua negara indeks PMI manufakturnya melemah ke bawah. Bahkan beberapa negara maju seperti China, Amerika Serikat hingga Eropa mengalami hal yang sama. PMI manufaktur China di level 49,6, Amerika Serikat di level 49,2, dan Eropa di level 47,3.

“Hampir semua dalam posisi arah dari PMI-nya melembah ke bawah,” kata Sri Mulyani.

Hal yang sama juga terjadi di negara-negara Asia. Vietnam yang selama ini cukup resilien mengalami pelemahan ke level 47,7 dan Malaysia di level 48,8.

“Vietnam selama ini cukup resilien mengalami pelemahan dari PMI manufaktur ini akibat pelemahan negara tujuan ekspor Vietnam,” kata dia.

PMI Manufaktur Indonesia Ekspansif 

Meski begitu, India dan Indonesia menjadi negara yang tingat PMI manufakturnya masih ekspansif di atas level 50. Masing-masing India di level 56,4 dan Indonesia di level 51,9.

“Negara yang terlihat ekspansif di atas 50 ini Indonesia di 51,9 dan India 56,4,” kata dia.

Secara umum dari seluruh negara-negara di dunia, hanya sebagian kecil negara yang mengalami ekspansi dan makin meningkat, yakni 13,6 persen. Di dalamnya, termasuk India, Indonesia dan Turki.

Sementara itu, negara-negara yang masuk dalam kategori ekspansi tetapi mengalami pelemahan sebanyak 27,3 persen dari total negara yang diobservasi. Beberapa di antaranya Thailand, Filipina Italia, Rusia, China dan Meksiko. Sementara sisanya, negara yang mengalami PMI manufaktur kontraksi sebanyak 59,1 peesen.

“Indonesia dan India ini ekspansif dan termasuk yang akseleratif dan sebagian negara mengalami kontraksi,” pungkasnya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

2 dari 3 halaman

Menperin Pamer PMI Manufaktur Indonesia di Atas 50 Poin 16 Bulan Beruntun ke WNI di Jerman

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita akan menghadiri perhelatan pameran teknologi industri Hannover Messe 2023 di Hannover, Jerman. 

Di sela persiapan penyelenggaraan Hannover Messe 2023 pada 17-21 April 2023, Menperin mendampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan pertemuan dengan para pelajar dan diaspora asal Indonesia di Berlin, Jerman.

Kepada masyarakat Indonesia di Jerman, Menperin menyampaikan perkembangan terkini dari sektor industri di Indonesia.

“Kinerja industri cukup menggembirakan, ditunjukkan dengan Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur yang sudah selama 16 bulan berturut-turut di atas 50 poin. Terakhir, naik dari 51,2 di Februari 2023 menjadi 51,9 pada Maret 2023. Hal ini menunjukkan bahwa confidence pelaku industri manufaktur cukup tinggi,” jelas Agus.

Seperti disampaikan oleh Menko Perekonomian di forum yang sama, ekspor manufaktur mencapai USD206 Miliar dan berkontribusi 70 persen dari total ekspor Indonesia. Penyerapan tenaga kerja di sektor ini juga sudah kembali normal, bahkan lebih tinggi dari sebelum pandemi Covid-19.

“Berangkat dari kinerja sektor manufaktur yang baik ini, Indonesia juga cukup serius dalam melakukan akselerasi electric vehicle (EV). Pemerintah menerbitkan berbagai macam kebijakan yang diharapkan dapat mengakselerasi pembangunan ekosistem EV. Di antaranya, pemberian bantuan pembelian motor listrik bagi para pelaku IKM dan UMKM agar manfaat yang diberikan menjadi produktif,” papar Menperin.

 

3 dari 3 halaman

Produk Dalam Negeri

Menperin juga menyampaikan bahwa Kemenperin fokus mengawal peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) untuk menjaga industri dalam negeri.

Prinsip ini juga diterapkan dalam menjalin hubungan kerja sama dengan negara-negara lain, termasuk perundingan Indonesia—European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA).

“Kami mendukung pelaksanaan perjanjian yang juga didesain untuk menjaga daya saing sektor industri di Indonesia,” pungkas Menperin.