Sukses

Siap-siap Daftar, LRT Jabodebek Bakal Uji Coba Gratis Juni 2023

Moda transportasi publik LRT Jabodebek ditargetkan dapat beroperasi komersial, atau Commercial Operation Date (COD) pada Juli 2023.

Liputan6.com, Jakarta Moda transportasi publik LRT Jabodebek ditargetkan dapat beroperasi komersial, atau Commercial Operation Date (COD) pada Juli 2023. Sebulan sebelumnya, LRT Jabodebek dijadwalkan akan melakukan uji coba pada Juni 2023.

Manager Public Relation LRT Jabodebek Kuswardojo mengatakan, pihaknya bakal membuka sesi uji coba terbatas yang bisa diikuti secara gratis oleh masyarakat. Syaratnya, siapa saja yang mau mengikuti harus mendaftar terlebih dulu. Namun, ia belum memaparkan bagaimana tata cara pendaftarannya.

"Sebelum COD, bulan Juni kita akan trial run. Masyarakat luas nanti akan kita buka kesempatan, tapi daftar dulu. Atau nanti mungkin undangan, dari pihak mana kita undang. Itu nanti Juni mungkin dibuka. Kalau Juli sudah berbayar," ungkapnya di Jakarta, Senin (17/4/2023).

"Jadi akan kita batasi, misal kapasitas 700 (orang per satu trainset) ya paling 200 (orang). Pasti gratis kalau trial run. Jumlahnya sih belum pasti, karena jumlah masih dihitung. Nanti kondisional lah pas saatnya nanti," kata Kuswardojo.

Adapun saat operasi nanti, LRT Jakarta total bakal memiliki 31 rangkaian kereta (trainset) yang dioperasikan 20-27 kereta per hari. Dari jumlah tersebut, sebanyak 29 rangkaian sudah dimiliki LRT Jabodebek, sementara 2 lainnya masih berada di PT Industri Kereta Api (INKA).

"Di INKA masih dua (trainset) rencananya Juni akan tiba ke sini, sudah sampai ke kita. Ketika sampai kita tes dulu, uji sertifikasi segala macam baru bisa dioperasikan. Di kita sekarang ada 29 (trainset), Alhamdulillah sudah sertifikasi," terang Kuswardojo.

 

 

 

2 dari 3 halaman

Panjang Lintasan

Adapun pengoperasian LRT Jabodebek per Juli 2023 nanti nantinya akan melalui tiga lintasan sepanjang 44,43 km. Terdiri dari rute Cawang-Cibubur (Stasiun Harjamukti), Cawang-Dukuh Atas, dan Cawang-Bekasi Timur (Stasiun Jatimulya).

Kuswardojo memaparkan, waktu tunggu kereta (headway) pada saat hari kerja antara 3-4 menit. Sementara pada saat weekend (Minggu), akan dilonggarkan menjadi sekitar 6 menit.

"Headway itu untuk lintas pelayanan 2, Cawang-Dukuh Atas itu 3 menit saat peak, low itu 4 menit. Lintasan lainnya itu 4 menit peak, 6 menit saat low. Kalau minggu rata rata-rata 6 menit, karena kan sedikit (penumpang), enggak sebanyak hari kerja," tuturnya.

3 dari 3 halaman

LRT Jabodebek Operasi Juli 2023, Simak Tarifnya

Transportasi publik LRT Jabodebek target mulai beroperasi secara komersial, atau Commercial Operating Date (COD) pada Juli 2023. Rencananya, penentuan tarif LRT Jabodebek akan dikeluarkan pada April 2023 ini.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh Manager Public Relation LRT Jabodebek, Kuswardojo. Secara jadwal, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian seharusnya mengirimkan surat keputusan (SK) yang di dalamnya turut mencantumkan penetapan tarif LRT Jabodebek.

"Kalau kita lihat aturan kan sebetulnya tarif LRT itu 3 bulan sebelum operasi paling tidak dia keluar. Tapi sampai detik ini saya belum terima surat edaran pemerintah, SK Kemenhubnya terkait dengan tarif," ujar dia di Jakarta, Senin (17/4/2023).

Usulannya, tarif terjauh LRT Jabodebek untuk tiga lintasan sepanjang 44,43 km sebesar Rp 24-25 ribu. Adapun tiga lintasan tersebut antara lain, rute Cawang-Cibubur (Stasiun Harjamukti), Cawang-Dukuh Atas, dan Cawang-Bekasi Timur (Stasiun Jatimulya).

Namun, Kuswardojo menambahkan, pengenaan tarif itu bisa berkurang bila pemerintah memberikan subsidi lewat program Kewajiban Pelayanan Publik (PSO).

"Tarif usulan yang kita berikan kepada pemerintah, terjauh Rp 24-25 ribu. Tentunya balik kepada pemerintah, bagaimana pemerintah memberikan PSO terhadap tarif tersebut," ungkapnya.

"Jadi nanti setelah ada PSO, ada surat keputusan dari Kementerian Perhubungan, nanti kita bisa lihat berapa tarif yang disetujui pemerintah," imbuh Kuswardojo.

Tarif yang Diusulkan

Secara skema, LRT Jabodebek nantinya akan mengenakan tarif dasar yang diusulkan Rp 12 ribu, plus tarif progresif yang dihitung sesuai jarak tempuh.

"Kita menyampaikan tarif dasarnya dikenai Rp 12 ribu sebelum ada PSO. Nanti ada progresif per km, dengan perhitungan terjauh Rp 24-25 ribu. Perhitungan tambahannya 3-5 km," paparnya.

"Tapi kita kembali masih nunggu dari Kementerian, karena nanti ada PSO. Kemungkinan tarifnya akan lebih rendah dari itu," pungkas Kuswardojo.

Video Terkini