Sukses

Redam Lonjakan Harga Jelang Idulfitri, Distanbun Aceh Gelar Gebyar Pasar Tani

Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh didukung Kementerian Pertanian (Kementan) kembali menggelar Gebyar Pasar Tani, di Komplek Distanbun Aceh, Lampineung.

Liputan6.com, Aceh - Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh didukung Kementerian Pertanian (Kementan) kembali menggelar Gebyar Pasar Tani, di Komplek Distanbun Aceh, Lampineung, pada Senin 17 April 2023. Kegiatan tersebut diikuti oleh 65 peserta yang terdiri dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), petani sayur dan buah.

Pasar tani tersebut dibuka untuk umum ini buka sejak pukul 08.00 WIB pagi. Aneka olahan pangan dan hasil pertanian dijajakan di beberapa stand, bahkan beberapa penjual memperbolehkan para pengunjung untuk mencoba tester makanan atau buah-buahan sebelum dibeli.

“Tentu saja setiap Ramadan dan Idul Fitri pasti naik harga. Yang kita jaga, naiknya normal. Ada ukurannya, kalau naik sampai sekian perlancar distribusi, kalau naik sampai sekian distribusi itu kalau perlu beli di sana pemerintah bawa ke sini. Kalau tidak bisa juga, kita operasi pasar,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Kegiatan ini merupakan usaha menjaga ketersediaan bahan pangan hasil panen dan olahan lokal di bulan Ramadan sekaligus wadah untuk mempromosikan UMKM Indonesia, khususnya UMKM Aceh.

“Ketersediaan (komoditas pangan) cukup. Kalau semua tata kelolanya baik, semua merasakan kebersamaan yang kuat untuk kepentingan bersama maka akan menghadirkan negara yang siap,” lanjut Mentan.

 

Berbagai jenis sayur-sayuran dan buah-buahan segar yang dijual seperti alpukat, jeruk, salak, tomat, cabai, bawang merah, bawang putih, hingga telur dan ikan asin. Selain itu, juga terdapat aneka jajanan dari olahan ikan, seperti bakso, pempek, dan otak-otak.

Tak ketinggalan berbagai jenis olahan keripik, mulai dari keripik kentang, keripik talas, dan keripik singkong. Selain makanan, di Pasar Tani ini juga terdapat produk tanaman, bibit, dan pupuk.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil mengatakan, penyediaan kebutuhan bahan pokok menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) merupakan hal yang penting.

“Gebyar Pasar Tani ini merupakan bukti Pemerintah hadir memastikan bahan pangan pokok tersedia dalam jumlah yang cukup dan mudah diakses oleh masyarakat dengan harga terjangkau,”ungkap Ali Jamil.

Ia menambahkan, penyelenggaraan Gebyar Pasar Tani ini merupakan arahan langsung dari Bapak Menteri Pertanian, dimana semua jajaran Kementerian Pertanian diminta untuk menyelenggarakan secara serentak di 34 Provinsi di seluruh Indonesia.

“Pasar Tani diharapkan menjadi media dimana negara hadir untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan akses pangan pokok bagi masyarakat aman dan mencukupi,” imbuhnya

 

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh Cut Huzaimah mengatakan, adanya Gebyar Pasar Tani ini sangat membantu pelaku UMKM. Dikatakannya, kegiatan ini akan ditingkatkan terus.

"Saya beberapa kali memantau langsung Pasar Tani, termasuk pada saat roadshow, ada UMKM yang menangis setelah mereka masuk ke Pasar Tani karena merasakan dampak dan manfaatnya bagi mereka. Mereka biasanya menjual, mempromosikan barang door to door, bahkan melalui medsosnya dan sebagainya belum tentu barangnya terjual. Tapi hari ini di Pasar Tani, mereka duduk empat jam, mereka sudah laris bahkan barangnya tidak ada yang tesisa," ungkapnya

Kepala Bidang Hortikultura Distanbun Aceh Chairil Anwar, mengatakan bahwa, karena sekarang Pasar tani dalam rangka edisi Lebaran, produk-produk yang dijualpun banyak yang berhubungan dengan menyambut hari besar Idul Fitri. Tentu saja antusias masyarakat sangat tinggi mengingat hari raya sudah tinggal beberapa hari lagi.

"Untuk target omzetnya sendiri minggu lalu tembus lebih dari Rp 180 juta dari hasil kalkulasi keseluruhan UMKM. Jadi nanti setelah mereka selesai berdagang, kita minta ke mereka data omzet dagang ke mereka, sehingga kita kumpulkan, kita jumlahkan menjadi data omzet Pasar Tani pada hari ini," ujarnya.

Pasar Tani Aceh ini sebenarnya mengkondisikan sebuah pasar yang asalnya dari petani, jadi asal muasalnya dari produk-produk pertanian, bisa jadi produk langsung bahan bakunya atau menjadi produk olahannya.

"Hari ini kita mempertemukan antara produsen dengan konsumen, sehingga harga yang ditawarkan produsen lebih rendah daripada harga pasar dan harga yang diterima konsumen tentunya lebih rendah dari harga pasar," ungkapnya.

 

(*)