Liputan6.com, Jakarta - Indonesia berupaya untuk melakukan negosiasi dengan Pemerintah Mesir atas tingginya bea masuk produk sabun asal Indonesia yang bisa mencapai 40 persen hingga 60 persen. Negosiasi bilateral Indonesia-Mesir ini diharapkan dapat membuahkan hasil positif.
Hal ini diungkapkan Atase Perdagangan Kairo M. Syahran Bhakti saat mendampingi Duta Besar RI untuk Mesir Lutfi Rauf pertemuan bisnis dan budaya di Bayt Nouh, Tanta, Gharbia. Pertemuan diselenggarakan Polaris for General Supply, Sky Line for Export & Import pimpinan Kapten Ahmed Reda El Sheikh dan United Egypt for Trading and Industrial Investmens pimpinan Mohamed Khalaf.
Baca Juga
“Produk sabun Indonesia banyak menempati etalase toko-toko di Mesir. Bea masuk yang termasuk tinggi ternyata tidak menghalangi masyarakat Mesir mencari dan menggunakan sabun Indonesia,” jelas Lutfi dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (18/4/2023).
Advertisement
Berdasarkan data Central Agency for Public Mobilization and Statistics (CAPMAS), ekspor produk sabun Indonesia (kode HS 3402) pada 2022 tercatat USD 159 ribu atau naik 3,24 persen dibandingkan periode 2021 yang sebesar USD 154 ribu dengan pangsa pasar 0,12 persen.
Adapun produk sabun kode HS 3401 sebesar USD 280 ribu dengan pangsa pasar 0,8 persen. Pesaing utama adalah Persatuan Emirat Arab (PEA) dengan pangsa pasar 50,61 persen; Turki 7,23 persen; Jerman 2,25 persen;, Perancis 2,14 persen; dan Saudi 1,99 persen.
Syahran menambahkan, tingginya pasokan produk sabun dari PEA ke Mesir karena PEA juga salah satu importir sabun Indonesia terbesar.
“Dalam laporan Trademap, PEA mengimpor sabun dari dunia mencapai USD 335,34 juta dan dari Indonesia mencapai USD 35,66 juta pada 2021. PEA ialah salah satu negara mitra dagang Mesir dan terikat dengan perjanjian dagang yang memudahkan produk PEA masuk ke pasar Mesir,” jelas Syahran.
Pertemuan tersebut dirangkaikan dengan pagelaran seni budaya, tarian religi, dan shalawat yang berlangsung khidmat. Di penghujung acara, Lutfi menyerahkan bingkisan produk Indonesia kepada CEO Polaris dan Sky Line.
Lutfi juga menyerahkan piagam penghargaan dari Menteri Perdagangan RI kepada United for Trading and Investment yang selama ini loyal mengimpor produk sabun Indonesia.
Tak Hanya Bubuk Kakao, Mesir Incar Kelapa Kering hingga Kopi Asli Indonesia
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kairo terus melakukan penetrasi di pasar ekspor Mesir. Tidak hanya bubuk kakao, sejumlah produk olahan berbahan dasar komoditas asli Tanah Air pun semakin diminati di Mesir.
Duta Besar RI untuk Mesir Lutfi Rauf mengajak para buyer potensial untuk meningkatkan pembelian produk-produk yang selama ini digeluti. Sekaligus mencari peluang untuk produk-produk baru untuk dapat dipasarkan di Pasar Alexandria dan sekitarnya.
"Potensi ekonomi perdagangan kedua negara masih besar untuk terus ditingkatkan. Inisiatif pelaksanaan temu bisnis ini konteksnya sebagai upaya pembinaan buyer dalam upaya bersama membuka peluang-peluang kerjasama perdagangan yang saling menguntungkan dan saling melengkapi di tengah resesi dunia yang belum membaik," tuturnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/4/2023).
Peminatan terhadap produk asli Indonesia pun disampaikan Hosny, Direktur Agnaden For Import & Export yang selama ini mengimpor produk bubuk kakao. Dia ingin menjajaki produk hasil pertanian lainnya.
"Kami telah empat tahun mengimpor produk bubuk kakao dari Indonesia yang berkualitas tinggi, dan saat ini ingin membuka importasi produk lainnya seperti dessicated coconut atau kelapa kering," ungkap Hosny.
Atase Perdagangan KBRI Kairo M Syahran Bhakti S menambahkan, sejumlah pelaku usaha di Kota Alexandria, Mesir telah melakukan misi pembelian ke Indonesia dengan kesepakatan skema imbal dagang.
Advertisement
Skema Barter
Antara lain, skema barter untuk produk kopi Indonesia dengan jeruk Mesir, untuk ekspor produk rempah-rempah dan kopi, ekspor untuk produk bubuk kakao, hingga ekspor produk kertas dan alat tulis kantor.
"Berdasarkan catatan BPS Mesir (CAPMAS) pada Januari-Desember 2022, komoditas unggulan untuk kopi mengalami peningkatan ekspor ke Mesir sebesar 8,70 persen, produk kertas dengan peningkatan sebesar 98,13 persen, produk kakao butter dengan peningkatan ekspor sebesar 23,90 persen," paparnya.
"Lalu, produk benang tekstil dengan peningkatan 9,6 persen, produk kayu dengan peningkatan 46,80 persen. Adapun produk minyak sawit dan turunannya mengalami penurunan 13,29 persen," terang Syahran.
Merespon hal tersebut, Sekretaris II Ekonomi KBRI Kairo M Arif Ramadhan menyatakan, saat ini merupakan momentum yang tepat untuk memulai kembali aktivitas ekonomi Indonesia-Mesir. KBRI Kairo disebutnya senantiasa siap memfasilitasi para pebisnis Mesir yang berdomisili di Alexandria untuk mengembangkan sayap investasi di Indonesia.
"Secara umum, total perdagangan bilateral Indonesia-Mesir sesuai laporan BPS Mesir (CAPMAS) pada Januari-Desember 2022 mencapai USD 2,176 miliar," kata Arif.