Liputan6.com, Jakarta - Maraknya kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) membuat pekerja atau karyawan juga cemas soal masa depan mereka. Alasannya, PHK ini terjadi tidak di perusahaan kecil saja tetapi juga perusahaan yang sudah memiliki nama besar. Maka bisa diartikan bahwa semua karyawan bisa kena PHK.
Saat ini, banyak pemimpin perusahaan atau kalangan manajerial mengalami masalah yang sama: Sebagian besar tim tengah mencari jaminan bahwa posisi mereka terus baik-baik saja. Tentu saja, andai Anda punya petunjuk yang jelas bagi mereka.
Baca Juga
Sejumlah pemimpin bisnis atau CEO mengatakan bahwa kepercayaan diri yang menginspirasi adalah bagian penting dan menjadi suatu prestasi yang rumit saat ini. Semakin gencarnya pengumuman PHK telah membuat banyak karyawan takut.
Advertisement
Dalam survei baru-baru ini terhadap 35.000 pekerja, lebih dari seperempat pekerja di AS mengatakan mereka khawatir akan kena PHK. Sementara di seluruh dunia, satu dari tiga atau lebih perusahaan melakukannya, menurut perusahaan ketenagakerjaan Randstad, yang melakukan survei, melansir The Wall Street Journal, Selasa (25/4/2023).
Namun, banyak sekelas manajer hanya tahu sedikit lebih banyak daripada karyawan tentang apa yang dihadapi perusahaan. Pelatih kepemimpinan dan pemimpin perusahaan mengatakan bahwa manajer tidak boleh mengatakan PHK yang tertunda. Alih-alih, jujurlah tentang berita buruk apa pun itu.
Anda perlu menyadari bahwa pemimpin atau bos mempengaruhi kesehatan mental pekerja sama seperti pasangan, ini mencapai hampir 70 persen dalam survei terhadap 3.400 orang yang diterbitkan bulan Januari 2023 oleh perusahaan perangkat lunak sumber daya manusia UKG Inc.
Sedangkan ahli strategi kerja Heather E. McGowan mengatakan ketika karyawan bersiap menghadapi kenyataan PHK, hal yang dikatakan oleh manajer menjadi lebih penting bagi karyawan.
Heidi Brooks, dosen senior perilaku organisasi di Yale School of Management menyarankan untuk berkata, “Saya harap kita semua dapat melakukan yang terbaik untuk mendukung diri kita sendiri dan satu sama lain melewati masa-masa sulit dan menjadi seproduktif dan sekoneksi mungkin,”
Karyawan Bukan Sekedar Angka
Pelatih Alisa Cohn menambahkan pentingnya meyakinkan tim bahwa Anda akan memastikan atasan memperhatikan pekerjaan mereka. Gunakan setiap kesempatan untuk memastikan bahwa mereka bukan sekedar angka, tetapi juga kontributor yang berharga bagi perusahaan.
Atau bisa juga gunakan saran lainnya dari Jay Sullivan, mantan mitra pengelola firma pelatihan komunikasi Exec-Comm LLC, untuk memberi tahu karyawan, “Ada perubahan yang akan terjadi, tetapi perubahan itu masih dalam proses,”
Tips lainnya adalah luangkan banyak waktu selama rapat atau hubungi karyawan untuk menanyakan pertanyaan dari mereka. Pastikan untuk menawarkan berbagai cara bagi karyawan untuk mengajukan pertanyaan, termasuk melalui saluran anonim, menurut David Lancefield, seorang pelatih eksekutif yang berbasis di London yang telah bekerja dengan BBC, NBCUniversal Media LLC dan Microsoft Corp.
Advertisement
Jujur ke Karyawan
Reuben Carranza, chief executive officer of Amika and Eva NYC, telah merestrukturisasi bisnis tahun ini untuk menurunkan biaya dan menyederhanakan pengambilan keputusan.
Sebelumnya dia menceritakan telah berjanji di salah satu rapat staf perusahaan bahwa selama ini dia akan terus terang tentang alasan di balik setiap gerakan.
Carranza kemudian menguraikan kepada karyawannya, bagaimana dia akan mengeksplorasi perekrutan internal dan eksternal untuk memperkuat kemampuan tertentu, tetapi mencatat bahwa beberapa peran yang ada mungkin akan berubah atau dikurangi.
“Memimpin orang melalui perjalanan membantu mereka memahami bagaimana pilihan ini dibuat dan ke mana kita akan pergi,” katanya.