Liputan6.com, Jakarta Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyatakan menjelang lebaran, beberapa harga komoditas seperti harga beras, daging sapi, dan gula pasir mulai melonjak.
Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan, menyebut tiga komoditas ini sangat mencolok kenaikan harganya. IKAPPI menilai Pemerintah kurang maksimal dalam menangani kenaikan harga pangan untuk tiga komoditas tersebut.
Baca Juga
Padahal IKAPPI telah memberikan solusi dari jauh-jauh hari agar Pemerintah bisa memberikan subsidi daging kerbau kepada pedagang. Namun, faktanya Pemerintah tidak dapat memenuhi hal itu sehingga harga daging sapi melambung.
Advertisement
"Contoh daging sapi, IKAPPI sudah jauh-jauh hari memberikan solusi untuk memberikan subsidi daging kerbau kepada pedagang, tetapi faktanya itu tidak bisa dipenuhi sehingga harga tidak bisa dibendung," kata Reynaldi kepada Liputan6.com, Jumat (21/4/2023).
Sama halnya dengan komoditas beras. Dia menegaskan bahwa IKAPPI telah mendorong Pemerintah agar beras impor yang di impor oleh Bulog segera didistribusikan ke pasar. Justru hal itu juga tidak cepat dilakukan, sehingga harga juga cukup tinggi.
Begitu juga dengan harga gula pasir mengalami kondisi yang sama, kenaikannya cukup tinggi. "Dalam sejarah belum pernah gula pasir tembus Rp 17.000 dan hari ini tembus Rp 17.000," imbuhnya.
Disamping itu, komoditas lain yang naik seperti minyak goreng, bawang merah, cabai-cabai juga mengalami kenaikan,, ayam, telur, buah-buahan juga mengalami kenaikan menjelang hari raya idul fitri.
Oleh karena itu, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia mendorong agar ada persiapan di fase ketiga. Fase ketiga adalah kenaikan tinggi dapat terjadi di beberapa komoditas setelah lebaran. Sebab, banyak pedagang yang tidak berdagang, banyak petani yang tidak panen karena masih libur lebaran, sehingga ini yang akan berdampak pada harga karena supply dan demandnya tidak seimbang.
"Ikappi mendorong agar pemerintah serius melaksanakan pemantauan dan distribusi, sehingga harga bisa diantisipasi," ujarnya.
Adapun dilansir dari laman Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, terpantau harga gula pasir dan beras stabil. Namun, beberapa komoditas bahan pokok mengalami kenaikan, diantaranya Minyak Goreng Kemasan Premium naik Rp 100 menjadi Rp 21.100 per liter dari sebelumnya Rp 21.000 per liter, Minyak goreng curah naik menjadi Rp 14.700 per liter sebelumnya Rp 14.600 per liter.
Kemudian, harga daging sapi paha belakang naik menjadi Rp 148.000 per kg dari sebelumnya hanya Rp 144.100 per kg, cabai merah besar, bawang merah naik menjadi Rp 50.600 per kg dari sebelumnya Rp 49.500 per kg, dan bawang putih honan naik menjadi Rp 33.100 per kg dari sebelumnya Rp 32.600 per kg.
Berikut rinciannya harga :
- Beras Medium Rp 12.100 per kg
- Beras Premium Rp 14.000 per kg
- Gula Pasir Rp 14.000 per kg
- Minyak Goreng Kemasan Premium Rp 21.100 per liter
- Minyak Goreng Curah Rp 14.700 per liter
- Minyak Goreng, MINYAKITA Rp 15.100 per liter
- Daging Sapi Paha Belakang Rp 148.000 per kg
- Daging Ayam Ras Rp 37.900 per kg
- Telur Ayam Ras Rp 30.300 per kg
- Tepung Terigu Rp 13.300 per kg
- Kedelai Impor Rp 15.400 per kg
- Cabe Merah Keriting Rp 46.800 per kg
- Cabe Rawit Merah Rp 48.400 per kg
- Cabe Merah Besar Rp 50.600 per kg
- Bawang Merah Rp 37.500 per kg
- Bawang Putih Honan Rp 33.100 per kg
Pemerintah Bilang Harga Pangan Turun Jelang Lebaran, tapi Pedagang Pasar Klaim Justu Naik
Sebelumnya, kelompok pedagang pasar tradisional mengeluhkan kenaikan harga pangan yang terjadi di pasaran. Kenaikan harga terjadi mulai dari beras, gula, hingga daging sapi.
Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan mencatat kenaikan harga ini terjadi imbas dari penanganan yang kurang tepat. Menurutnya, solusi yang diberikan pemerintah tidak sesuai dengan harapan pedagang.
"Contoh daging sapi, Ikappi sudah jauh-jauh hari memberikan solusi untuk memberikan subsidi daging kerbau kepada pedagang, tetapi faktanya itu tidak bisa dipenuhi sehingga harga tidak bisa dibendung," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Kamis (20/4/2023).
Tak hanya itu, Reynaldi mencatat kenaikan harga beras juga karena kurang penanganan. Solusi yang dimintanya adalah penyaluran beras hasio impor yang dilakukan Bulog ke pasaran. Namun, menurut temuannya, beras impor Bulog masih minim di pasaran sehingga tak berpengaruh banyak pada penurunan harga beras.
"Gula pasir juga mengalami kondisi yang sama mengalami kenaikan cukup tinggi dalam sejarat belum pernah gula pasir tembus Rp 17.000 dan hari ini tembus Rp 17.000 (per kilogram)," tegasnya.
Minyak Goreng hingga CabaiReynaldi menuturkan, komoditas lain yang naik seperti minyak goreng, bawang merah, hingga jenis cabai. Kemudian, ayam, telur, buah-buahan juga mengalami kenaikan harga.
Dikehatui, sejumlah bahan pangan ini kerap mengalami kenaikan harga jelang lebaran. Meski begitu, sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan kenaikan harga yang terjadi di pssaran tidak terlalu tinggi.
Advertisement
Jaga Harga
Melihat adanya tren kenaikan harga, Reynaldi meminta pemerintah segera mengambil langkah antisipasi. Utamanya untuk menjaga harga di fase ketiga kenaikan harga atau pascalebaran 2023.
"Karena banyak pedagang yang tidak berdagang, banyak petani yang tidak panen karena masih libur lebaran sehingga ini yang akan berdampak pada harga karena supply dan demandnya tidak seimbang," ungkapnya.
"Ikappi mendorong agar pemerintah serius melaksanakan pemantauan dan distribusi sehingga harga bisa di antisipasi," pungkas Reynaldi.
Klaim Harga Pangan Turun
Diberitakan sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengklaim harga bahan pokok di pasar mengalami penurunan. Termasuk yang jadi perhatian adalah turunnya harga beras.
Padahal, beberapa waktu lalu harga beras sempat mengalami kenaikan. Mendag pun mengakui penurunan harga beras sebesar Rp 300 sampai Rp 500.
"Sekarang beras sudah turun antara Rp 300 sampai Rp 500," ujar Mendag usai membuka Pasar Murah di Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (11/4/2023).
Mendag Zulkifli kembali mengungkap soal antisipasi harga beras ini. Salah satunya adalah menebar bantuan beras gratis sebanyak 10 kg per orang untun 20 juta penduduk.
Advertisement