Sukses

Siap-Siap, Pengunjung Mal Bakal Membludak mulai Lebaran Hari Kedua hingga Libur Idul Fitri 2023 Berakhir

Seusai periode mudik, mal bakal terus dipadati pengunjung sejak hari kedua Lebaran hingga libur atau cuti bersama Idul Fitri tahun ini berakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Berakhirnya pandemi Covid-19 dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat pada momen Idul Fitri 1444 H turut memberi berkah bagi pengusaha mal. Diprediksi jumlah pengunjung mal membludak pada saat hari H Lebaran 2023.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, seusai periode mudik, mal bakal terus dipadati pengunjung sejak hari kedua Lebaran hingga libur atau cuti bersama Idul Fitri tahun ini berakhir.

"Kunjungan ke pusat perbelanjaan akan meningkat kembali pada hari Idul Fitri, khususnya mulai hari kedua sampai dengan liburan Idul Fitri berakhir," ujar Alphon kepada Liputan6.com, Sabtu (22/4/2023).

Pemicunya, ia menyebutkan, berragam program promo belanja yang ditawarkan pengelola mal jadi magnet untuk menarik okupansi kunjungan. Sehingga barang atau produk kategori makanan/minuman serta hiburan jadi paling banyak diincar.

Alphon bahkan memprediksi, jumlah pengunjung pusat perbelanjaan pada momen libur Lebaran kali ini akan lebih tinggi dibanding sebelum pandemi Covid-19.

"Ditargetkan akan lebih dari 100 persen dibandingkan dengan sebelum pandemi," imbuh dia.

Dia juga menceritakan, angka kunjungan mal telah meningkat pesat sejak bulan Ramadhan lalu, yang sudah melampaui okupansi di era sebelum pandemi.

"Puncak kunjungan ke pusat perbelanjaan selama Ramadhan telah terjadi pada akhir pekan lalu dan akhir pekan sebelumnya, dengan rata-rata tingkat kunjungan sudah mencapai lebih dari 100 persen dibandingkan dengan sebelum pandemi," tuturnya.

2 dari 4 halaman

Okupansi Hotel di Bali Selama Libur Lebaran Idul Fitri 2023 Capai 100 Persen

Libur Lebaran Idul Fitri 2023 telah tiba dan menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang di seluruh Indonesia. Seperti biasa, liburan kali ini akan menjadi waktu yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat, berlibur, serta menikmati berbagai kegiatan yang menyenangkan. Tak heran jika daerah wisata di seluruh Indonesia dipenuhi oleh para wisatawan, salah satunya Bali.

Pada libur Lebaran Idul Fitri 2023, dilaporkan ada kenaikan okupansi hotel hingga 100 persen. Hal tersebut menunjukkan tingginya minat para wisatawan untuk menghabiskan waktu libur mereka di Pulau Dewata.

"Agak susah nyari hotel di Bali sekarang ini. Udah hampir penuh semua, dan harga pasti naik semua di atas rata-rata," ungkap Ayin Purwati, Resort and Service Manager The Anvaya Beach Resort Bali, Kuta, saat dihubungi Liputan6.com pada Rabu, 19 April 2023.

Ia mengatakan hotelnya mulai ramai di Kamis, 20 April 2023. "Mulai ramai angka (okupansi) di atas 80 persen itu di tanggal 20 sampai 25 baru turun. Puncaknya sih di tanggal 23, kita udah 100 persen. Kita udah penuh gitu," jelasnya.

Per 19 April 2023, okupansi The Anvaya Beach Resort Bali sudah mencapai 82 persen dari 493 kamar yang disediakan. Peak season untuk hotel ada pada periode 22--24 April 2023.

Hal senada turut disampaikan Dewi Karmawan, Director of Marketing Communications Renaissance Bali Nusa Dua Resort. Ia mengatakan bahwa okupansi hotelnya saat periode Lebaran 2023 hampir 100 persen. 

"Tingkat hunian cukup tinggi karena cuti bersama cukup panjang. Per hari ini sudah terisi hampir 200 kamar. Saat ini beroperasi 240 kamar," ungkapnya kepada Liputan6.com.  

3 dari 4 halaman

Jumlah Wisatawan Ke Bali Diprediksi Meningkat

Hotel di daerah Ubud juga mengalami okupansi di atas 96 persen selama libur Lebaran. Hal ini tentunya menjadi kabar bahagia bagi para karyawan hotel.

Sementara, Eka Ariawan Resort Manager Goya Boutique Resort Ubud menyampaikan kepada Liputan6.com, "Kami sangat bersyukur untuk liburan Idul Fitri tahun ini tingkat okupansinya mencapai 100 persen pada tanggal 22 dan 24 April, sedangkan sisanya terisi 96--98 persen."

Sampai akhir bulan, pemesanan kamar di Goya Boutique Resort sudah mencapai 93 persen dari total 26 kamar yang disediakan, 18 di antaranya unit deluxe suit. Sebagai boutique resort, jumlah kamarnya memang tidak banyak. Menurut Eka, rata-rata jumlah kamar hotel di Ubud 20 hingga 40.

Di sisi lain, Ayin berpendapat bahwa jumlah wisatawan ke Bali pasti ada peningkatan di libur lebaran tahun ini dibanding sebelumnya. "Apalagi tahun lalu mereka belum bisa full jalan kan, jadi tahun ini momennya lah," ucapnya. 

Sebagai perbandingan, pada libur Lebaran 2022 hampir 40 ribu wisatawan domestik masuk ke Bali. Para karyawan hotel berharap ada peningkatan tahun ini. 

Sementara Eka menyatakan, "Untuk liburan Idul Fitri tahun ini, Bandara I Gusti Ngurah Rai ada penambahan jadwal penerbangan kurang lebih 100 flight selama liburan ini, dan angka ini belum diperhitungkan bagi wisatawan yang datang dengan menggunakan moda transportasi lainnya." 

4 dari 4 halaman

Harga Hotel Meningkat Tajam

Saat ini, tamu-tamu yang menginap di The Anvaya Kuta dan Renaissance Nusa Dua masih didominasi oleh wisatawan domestik. Sementara untuk Goya Boutique Resorts, masih di dominasi wisatawan mancanegara dengan perbandingan 97 persen:3 persen.

Para tamu domestik rata-rata menginap selama 3--5 hari untuk libur lebaran. Sedangkan tamu mancanegara menginap lebih lama.

"Unik juga di tahun ini karena juga bertepatan dengan liburan sekolah Australia kan. Rata-rata sih kalau di tamu domestik 3--5 hari, kalo tamu overseas lebih lama lagi, semingguan, 5--7 hari," ungkap Ayin. 

Dengan permintaan yang tinggi, ketiga hotel juga menaikkan harga kamar mereka. Ayin mengungkapkan, "Kita berlakukan surcharge dari harga normal itu 300 ribu sih kenaikannya."

Dengan kata lain, harga kamar termurah di The Anvaya yaitu Rp2,3 juta akan naik menjadi Rp2,6 juta. Sementara itu, kenaikan harga di Goya Boutique Resort berkisar antara Rp1,2 juta hingga Rp1,5 juta.

Hotel juga memaksimalkan jumlah staf mereka untuk memastikan jumlah tamu yang membludak dapat dilayani dengan baik. Para staf diharapkan masuk secara penuh selama libur Lebaran.

"Untuk sementara kami tetap melakukan efisiensi terhadap rasio jumlah karyawan dan tingkat occupancy, dengan tidak memberikan karyawan mengambil ekstra libur atau cuti tambahan, dan memaksimalkan manning yang ada dengan bantuan tenaga harian dan training," kata Eka. Â