Sukses

Credit Suisse Kehilangan Aset Rp 1,1 Kuadriliun di Kuartal I 2023

Simpanan nasabah Credit Suisse menurun hingga USD 67 miliar franc Swiss pada kuartal pertama.

Liputan6.com, Jakarta Bank ternama asal Swiss, Credit Suisse mengungkapkan telah mengalami arus keluar aset bersih atau net asset outflows sebesar USD 68 miliar atau sekitar Rp. 1 kuadriliun selama kuartal pertama 2023.

Arus keluar di Credit Suisse bahkan masih berlanjut setelah upaya penyelamatan yang dilakukan oleh UBS.

"Arus keluar ini telah berkurang tetapi belum berbalik pada 24 April 2023," ungkap Credit Suisse, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (25/4/2023).

Bank itu juga mencatat, simpanan nasabah turun hingga USD 67 miliar franc Swiss atau Rp. 1,1 kuadriliun pada kuartal pertama. Sebagian besar arus keluar aset berasal dari divisi manajemen kekayaan dan terjadi di semua wilayah.

Selain itu, aset yang dikelola oleh divisi wealth management Credit Suisse turun menjadi 502,5 miliar franc pada akhir Maret 2023, dibandingkan dengan 707 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Seperti diketahui, sejumlah besar deposan telah menarik uang mereka dengan cepat dari Credit Suisse menyusul gejolak pasar yang disebabkan oleh runtuhnya pemberi pinjaman AS, Silicon Valley Bank dan Signature Bank.

Hal ini mendorong otoritas Swiss menyusun paket penyelamatan, dimana UBS kemudian sepakat untuk mengambil alih Credit Suisse dengan nilai 3 miliar franc Swiss dalam bentuk saham dan menanggung kerugian sebesar 5 miliar franc.

Paket penyelamatan tersebut termasuk bentuk jaminan keuangan negara sebesar 200 miliar franc Swiss.

"Kemampuan Credit Suisse untuk menghasilkan pendapatan tampaknya begitu sulit sehingga kesepakatan bisa tetap menjadi hambatan pada hasil operasi UBS kecuali rencana restrukturisasi yang lebih dalam diumumkan," kata analis di KBW yang berbasis di London,  Thomas Hallett dalam sebuah catatan kepada klien.

2 dari 4 halaman

Nilai Pinjaman Credit Suisse

Pada akhir kuartal pertama, Credit Suisse mengatakan bahwa mereka memiliki pinjaman bersih sebesar 108 miliar franc Swiss di bawah fasilitas-fasilitas ini setelah membayar kembali 60 miliar.

Sejauh ini, Credit Suisse telah membayar kembali 10 miliar lainnya.

Selain itu, bank ini juga telah sepakat untuk mengakhiri rencana akuisisi bisnis perbankan investasi Michael Klein senilai USD 175 juta, yang sebelumnya akan dipisah dengan divisi perbankan investasinya.

 

3 dari 4 halaman

Dilanda Krisis, Karyawan Credit Suisse Batal Dapat Bonus

Diwartakan sebelumnya, otoritas Swiss menginstruksikan Credit Suisse untuk membatalkan atau mengurangi semua pembayaran bonus yang belum dibayar untuk tiga karyawan manajemen teratas. 

Melansir CNN Business, Kamis (6/4/2023) Dewan Federal Swiss kabarnya juga mencari tahu apakah bonus karyawan Credit Suisse yang sudah dibayar dapat ditarik kembali.

Langkah ini datang menyusul reaksi publik terhadap pembayaran bonus di Credit Suisse, yang akan melakukan merger dengan UBS dan harus diselamatkan dengan pendanaan hampir 260 miliar franc Swiss (USD 280 miliar) dan jaminan negara.

Sebagai informasi, di bawah undang-undang perbankan Swiss, Dewan Federal dapat memberlakukan tindakan terkait bonus pada bank secara sistemik jika mereka menerima bantuan negara dari dana federal.

Keputusan tersebut "akan memengaruhi sekitar 1.000 karyawan, yang akan kehilangan sekitar 50-60 juta franc Swiss dengan langkah-langkah ini," kata Dewan Federal Swiss.

Pembayaran bonus karyawan Credit Suisse hingga akhir tahun 2022 akan dibatalkan untuk Dewan Eksekutif, dan kemudian dibagi dua untuk manajemen satu tingkat di bawah dewan dan dikurangi 25 persen untuk dua tingkat di bawahnya.

Sebelumnya, eksekutif tertinggi bank itu telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengambil bonus untuk tahun 2022. Hal itu disampaikan dalam laporan tahunan perusahaan yang diterbitkan pada bulan April.

Diketahui, kumpulan bonus 2022 untuk hampir 50.000 karyawan Credit Suisse telah turun menjadi 635 juta franc Swiss dari 2,76 miliar, karena penurunan nilai sahamnya.

4 dari 4 halaman

Akusisi Credit Suisse oleh UBS Bermasalah, Jaksa Federal Swiss Selidiki Potensi Pelanggaran Hukum

Jaksa Federal Swiss telah membuka penyelidikan atas pengambilalihan Credit Suisse oleh UBS Group.

Melansir CNN Business, Senin (3/4/2023) jaksa yang berbasis di ibukota Swiss, Bern, sedang menyelidiki potensi pelanggaran hukum pidana oleh pejabat pemerintah, regulator dan eksekutif di dua bank, yang menyetujui merger darurat bulan lalu untuk menghindari keruntuhan sistem keuangan negara.

"Ada banyak aspek peristiwa di sekitar Credit Suisse yang memerlukan penyelidikan dan yang perlu dianalisis untuk mengidentifikasi tindak pidana apa pun yang dapat berada dalam kompetensi (jaksa)," kata jaksa dalam sebuah pernyataan.

"Kantor Kejaksaan Agung ingin secara proaktif memenuhi mandat dan tanggung jawabnya untuk berkontribusi pada pusat keuangan Swiss yang bersih dan telah menyiapkan sistem pemantauan sehingga dapat segera mengambil tindakan atas masalah apa pun yang berada dalam wilayah tanggung jawabnya," tambahnya. 

Namun, jaksa di Bern tidak memberikan indikasi spesifik apa pun dari perjanjian merger yang mungkin dilihatnya dapat menjadi bahan penyelidikan.

Selain itu, baik UBS dan Credit Suisse belum memberikan komentar terkait penyelidikan.

Seperti diketahui, pada 19 Maret lalu UBS mengungkapkan akan mengakuisisi pesaingnya, Credit Suisse dengan biaya sebesar 3 miliar franc Swiss (USD 3,3 miliar). 

UBS kini sedang beruaya untuk menyelesaikan kesepakatan pembeian Credit Suisse pada akhir bulan April.

Namun, publik dan politisi di Swiss telah menyuarakan kekhawatiran tentang tingkat dukungan pada akuisisi tersebut, dengan uang hampir 260 miliar franc Swiss dalam bentuk likuiditas dan jaminan yang ditawarkan oleh pemerintah dan Bank Nasional Swiss.